Part 19. Kesakitan Sila

1750 Kata

“ Sudah lama?” Hesa berjalan mendekat, lalu mendudukkan dirinya di sampingku. Kakinya ia luruskan. Keringat masih membasahi tubuh cowok berkaca mata itu. Aku memang datang di tempat belajar kami sewaktu Hesa sudah memainkan bola di lapangan basket, jadi kuputuskan menunggu hingga ia selesai. Cukup memperhatikannya sewaktu bermain di lapangan sudah membuatku tersenyum. Dia memang sekeren itu kalau sudah di lapangan. Tidak ada lagi Hesa si menyebalkan yang selalu membuatku kesal kalau dia sudah memainkan bola di lapangan basket. “ Lumayan … setengah jam mungkin,” jawabku sembari melirik jam tanganku. Hesa mengangguk, ia mengeluarkan handuk kecil dari dalam tas lalu mengelap keringat di wajah dan lehernya. Tumben kali ini dia bawa handuk kecil. Biasanya dia hanya mengelap tubuh basahnya deng

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN