Di lain tempat, Nadia melepaskan genggamannya dari tangan Marko setelah mereka sampai di atap sekolahan. Dengan tatapan yang terlihat kehilangan, Marko menatap jari-jemarinya yang langsung merasa kosong karna kehilangan kehangatan tangan Nadia yang tadi menggenggamnya. "Pergi!" Tanpa basa-basi Nadia langsung kembali mengusir Marko seperti tadi. "Ngga!" Dan lagi-lagi, jawaban dari laki-laki itu tetap sama. Yaitu penolakan. Nadia menutup matanya kemudian menarik nafas dengan panjang dengan telapak tangan yang dia letakkan di kening karna merasa cukup frustasi karna kejutan yang diberikan oleh Marko ini. "Marko, tolong! Gue memohon dengan sangat sama lo! Tolong jangan bertindak sejauh ini dan bikin gue ngerasa ngga nyaman!" pintanya. Nadia tidak ingin Marko kembali masuk ke dalam kehi