Keesokan paginya, Nadia bangun tepat jam setengah 6. Dan seperti biasa, Rey menyiapkan sarapan untuk Nadia. "Masak apa?" tanyanya. Kali ini Nadia sudah tidak membawa tongkat di tangannya. "Telor." "Lagi?!" "Kali ini udah ngga ada extra gosong dan tambahan topping cangkang lagi." "Yakin?" Rey mengangguk seraya menunjukkan hasil yang telah dia masak sejauh ini. "Tumben. Pertahankan kinerja lo ini," pujinya. "Makasih!" Rey tersenyum lebar. Untuk pertama kalinya, Nadia memuji kinerjanya. "Oiya, nasinya mana?" tanya Nadia lagi. "Hah?" Mendengar pertanyaan Nadia itu, senyum cerah yang tadinya tercetak di wajah Rey kini hilang seketika. "Nasi. Kemarin kan gue bilang gue pengen nasi! Jangan bilang lo lupa?!" Nada bicara Nadia terdengar sedikit judes ketika menanyakannya. Dan hal itu