Gary dan Rembi mengerjapkan beberapa kali mata mereka, melihat yang berkeliaran di depan mereka sekarang dan dikejar oleh dua bocah kecil yang seperti iblis tampan. Mereka masih saja tidak percaya, dengan kedua bocah kecil itu memanggil binatang yang mengerikan itu dengan pangilan … sayang.
Apakah mereka sekarang sedang berada dalam kebun binatang. Melihat binatang yang kecil itu, namun, nanti saat besar bisa memakan daging manusia. Gary dan Rembi bergidik ngeri. Mungkin sahabat mereka sudah gila, memlihara seekor singa kecil untuk anak mereka.
“Kean, lo masih waras? Kami rasa lo harus periksa otak lo ke rumah sakit jiwa,” ucap Gary dan diangguki oleh Rembi.
Kean mendengkus mendengar ucapan Gary, dirinya masih sangat waras. Kedua anaknya yang tidak waras. Mungkin Kean dulu memang salah berdoa saat membuat anak kembarnya bersama dengan istri tercintanya. Lihat saja, anak kembarnya sangat nakal sekali. Kean mengusulkan untuk memelihara kucing, kelinci, dan hewan lucu lainnya. Malah memilih anak singa. Tidak sekalian anak anaconda.
“Gue masih waras, mereka yang nggak waras. Gue prihatin dengan diri gue sendiri, punya anak seperti iblis. Melebihi iblisnya jari netizen yang suka bully,” ucap Kean dramatis.
Gary dan Rembi menggeleng, lalu memeluk Kean. Merasa kasihan dengan sahabat mereka ini. Namun, mereka juga merasa senang dengan penderitaan Kean sekarang. Mereka akan lebih menghasut Gavin dan Gaven, agar membuat hidup Kean susah. Hahaha. Mereka tertawa jahat dalam hati mereka.
“Yang sabar ya Kean, mungkin ini cobaan buat lo yang suka genit ama cewek lain,” ucap Rembi dan tertawa pelan.
Kean yang baru menyadari dirinya dipeluk oleh kedua sahabat laknatnya, segera menghempaskan pelukan kedua pria yang penuh dengan kuman ini. Nanti bisa-bisa Kean tertular kuman dari mereka, sekarang lagi musimnya banyak virus. Kedua pria ini yang virusnya lebih berbahaya.
“Jangan peluk gue. Gue kayak gay dipeluk ama lo berdua!” ucap Kean ketus.
Rembi dan Gary mencibir mendengar ucapan Kean, padahal niat mereka baik. Menenangkan Kean. Kurang baik apa mereka? Mereka sampai membantu Kean untuk tambah pusing dengan menghasut dua bocah kecil yang sangat mirip dengan Kean.
“Mana tahu lo kesepian. Beberapa hari nggak dapat pelukan dari Ayin,” ucap Gary, tertawa mendengar kalau Ayin mengusir Kean dan tidak membolehkan Kean tidur dengannya. Kasihan sekali. Namun, itu pantas didapatkan oleh Kean yang mata keranjang.
Perasaan dulu saat Kean berpacaran dengan Ayin, Kean tidak seperti itu. Kenapa setelah menikah menjadi seperti itu. Dasar Kean gila. Udah jelas istri di sampingnya masih godain wanita lain. Apalagi yang digodain tidak kalah cantik dengan Ayin. Dan masih sangat cantik Ayin.
Kean mendengkus, mendengar kedua sahabatnya yang mengungkit hal itu lagi. Kan, Kean menajdi gegana lagi. Kean merindukan pelukan istrinya tiap malam, apalagi merindukan desahan manja istrinya. Ah, Kean jadi tegang sekarang. Sudah beberapa hari tidak mendapatkan jatah dari Ayin.
“Nggak usah bahas itu! Kayak lo berdua aja nggak pernah diursir ama istri lo!”
Rembi dan Gary mendelik, padahal mereka ingin mengejek Kean, malah berbalik pada mereka berdua. Mereka memang sering diusir oleh istri mereka. Tapi, bukan karena godain wanita lain. Gary yang sering diusir oleh Amanda, gadis yang dulunya galak padanya dan sekarang masih galak.
Gary sering diusir karena mencuri makanan anaknya di dalam kulkas tiap tengah malam, dan jadinya anaknya menangis. Akhirnya Manda tidak mengasih jatah. Malangnya nasib Gary, padahal Gary tidak mengambil banyak makanan anaknya. Cuman kulkasnya menjadi kosong saja.
Sedangkan Rembi, suka membuat anaknya yang tidur nyenyak dan membangunkan anaknya dengan menakuti anaknya dengan menjadi pocong. Akhirnya istrinya marah dan tidak memberi Rembi jatah dan malah disuruh tidur di kamar tamu. Padahal Rembi hanya ingin bermain dengan anaknya. Bermain pocong tengah malam.
“Lo nggak usah ungkit itu. Kami masih mending dari pada lo, yang sukanya godain wanita lain di depan bini sendiri!”
Kean menatap tajam kedua sahabatnya, ia hanya menggoda wanita itu saja dan tidak berniat selingkuh. Gitu aja lebay banget. Padahal Kean masih sangat setia dengan Ayin dan tidak mungkin selingkuhi istrinya itu. Ayin itu sudah paket completed untuknya. Cantik, seksi, dan desahannya sangat seksi.
Sialan. Kean masih saja ingat desah-desahan. Ia sedang dihukum sekarang dan tidak bisa menyentuh istrinya, bisa jadi nanti dirinya akan mendapatkan hukuman yang lebih panjang lagi, kalau membuat ulah kembali.
Kean tidak mau hukumannya sampai menjadi dua minggu, cukup sudah, seminggu. Ini saja seminggu sudah membuat Kean pusing tujuh keliling. Tidak bisa menyentuh Ayin dan menjelajahi tubuh istrinya itu. Malahan Kean harus menahan kesal, melihat kedua anaknya yang bisa memeluk Ayin dengan sepuasnya.
“Om Gary! Om Rembi!”
Perhatian ketiga pria dewasa itu teralihkan oleh panggilan malaikat maut yang siap menyabut nyawa mereka. Ah, bukan panggilan dari Gaven dan Gavin. Kalau mereka mengatakan kedua bocah kecil itu malaikat maut, bisa-bisa emaknya iblis marah pada mereka.
Gary dan Rembi berdiri dan menjauh, ketika Gavin dan Gaven membawa anak singa itu mendekat pada mereka. Demi kembaran mereka Justin Bieber, mereka sangat takut sekarang. Mana tahu anak singa itu akan memakan mereka.
“Gavin! Gaven! Kalian bawa itu singa racun jauh-jauh!” teriak Rembi sambil memeluk Gary.
Bukannya mendengarkan teriakan Rembi, malahan kedua bocah itu berlari mendekati Gary dan Rembi. Kedua pria dewasa itu menggeleng dan ingin menangis, melihat anak singa yang digendong oleh Gaven berada di depan mereka sekarang.
Dan mereka semakin takut, ketika Gaven melepaskan anak singa itu, dan sekarang anak singa itu sedang berjalan memutari mereka. Demi sempaknya Ariana Grande, mereka sangat takut sekarang dan ingin menangis sejadinya.
“Gaven, Gavin, pliess… bawa singa racun ini pergi.”
“Om, singanya kami nggak punya racun. Palingan gigit dan makan om!” ucap Gavin dan tertawa.
Gary dan Rembi, mengutuki anak Kean yang pandai menjawab. Lama-lama mereka akan menjual anak Kean dan bisa jadi tambah kekayaan mereka nantinya. Dasar bocah iblis.
“Kean! Lo bilang amak anak-anak lo ini, buat nyingkirin singanya!” teriak Gary, menatap Kean dengan kesal.
Kean mengidikkan bahunya, dan berjalan menuju kamarnya. Lebih baik dirinya tidur siang saja, mumpung Ayin tidak di rumah dan tidak mengomel lagi. Saat Ayin tahu Kean membelikan anak-anak mereka singa, wanita itu terus saja marah-marah, dan membuat Kean bosan mendengarnya. Untuk cinta, kalau saja Kean tidak cinta dengan Ayin, sudah Kean tukar itu dengan gadis lain.
“KEAN KAMPRET! BANTUIN KAMI ANJING!” teriak Rembi dan Gary dengan amarahnya.
Namun, Kean tidak menghiraukannya. Biar saja kedua sahabatnya mati di makan oleh anak singa itu. tapi, kedua sahabatnya itu juga bego’ mana mungkin anak singa bisa makan mereka sekarang.
Gavin dan Gaven tertawa melihat Rembi dan Gary yang menangis, mereka berjalan menuju siofa di ruangan tengah dan menatap Rembi dan Gary terus menangis. Bagi mereka itu sangat menyenangkan. Papa mereka tidak takut dengan anak singa, jadi, tidak asik. Tapi, Rembi dan Gary sangat takut dengan singa itu adalah hal yang menyenangkan mereka lihat sekarang. Sampai-sampai Gary dan Rembi pipis di celana.
*olc*