Part 02

1101 Kata
Kean sungguh tidur di kamar anaknya, ia terpaksa memeluk bantal guling dan menangis bagaikan pria yang tidak punya istri. Kedua anak kembarnya, sudah tidur dengan nyenyak di kamarnya bersama dengan Ayin. Kean yang ingin bergabung, malah kena usir oleh istri dan kedua anaknya. Betapa kejamnya dunia. Kean yang seharusnya malam ini bisa menikmati malam yang indah dengan istrinya, bisa membuat bocah baru lagi dan yang pastinya akan menjadi sekutu Kean. Namun, karena insiden tadi siang, dirinya tidak jadi tidur dengan Ayin, malahan dirinya tidur dengan hanya memeluk bantal dan berselimutkan selimut anak kembarnya. Kean menatap langit-langit kamar anaknya,yang membuatnya mendesah. Dirinya sekarang sudah punya dua orang anak dan kadang membuat Kean, ingin menjual anaknya di bukalapak, karena kedua bocah itu sangat menyebalkan. Mereka selalu saja tertawa di atas penderitaan Kean dan tidak mau bersekutu dengan Kean. Padahal Kean selalu membelikan apa pun yang dimau oleh kedua anaknya. Gaven dan Gavin mengintip di pintu kamar mereka, dan tertawa melihat ayah mereka yang tidur sendirian dengan tatapan melihat ke atas. Gaven dan Gavin ingin memberi pelajaran pada ayah mereka, yang telah berani menggoda tante cantik di depan ibu mereka. Gaven dan Gavin memasuki kamar secara perlahan, dan menaruh telunjuk di bibir mereka dengan memegang ular palsu di tangan mereka. Kedua saudara kembar itu menghitung menggunakan jari mereka, dan bersiap melemparkan ular mainan itu pada ayah mereka. Namun, baru akan melemparkan mainan itu. Kean sudah menatap datar kedua anaknya dan menggeleng, melihat kelakuan kedua anaknya. "Papa nggak bakalan kaget karena ular mainan itu. Papa aja udah biasa bunuh ular mainan, ini kalian kasih Papa ular mainan," ucap Kean datar. Gaven dan Gavin menunduk lesu. Mereka suka lupa siapa ayah mereka-yang kata ibu mereka mantan berandalan. Ternyata Papa mereka memang tidak takut dengan apa pun, kecuali takut tidur sendirian seperti sekarang ini. "Papa seharusnya nyenengin anak! Pura-pura kaget atau takut." Kean mengangkat sebelah alisnya, dan tidak mengerti dengan apa yang dikatan oleh anaknya ini. Untuk apa juga Kean menyenangkan mereka, sedangkan mereka dengan kejamnya tidur dengan istri tercinta Kean dan tidak mau mengalah. "Kalian bukan anak Papa. Buat Papa nyenengin kalian, kalian aja nggak pernah nyenengin Papa," ucap Kean mencibir pada kedua anaknya. Gavin dan Gaven mengeram mendengar ucapan ayahnya, kedua anak kecil itu akan mengatakan pada ibu mereka, kalau ayah mereka bilang akan bertemu dengan tante cantik besok pagi. Biar tahu rasa ayah mereka, karena telah membua mereka kesal dan tidak mau diajak kerja sama. Padahal menyenangkan hati anak itu adalah sebuah ibadah. Tidak akan membuat Kean rugi, malahan beruntung nantinya bila dapat menyenangkan hati mereka. Karena Gavin dan Gaven awalnya ingin membawa ayah mereka untuk kembali tidur di kamar tempat ibunya tidur. Tapi sayang, ayah mereka tidak mau diajak kerja sama jadinya, mereka tidak akan membiarkan Kean memeluk ibu mereka saat tidur. Selamat tidur dengan bantal guling dan selimut spiderman. "Papa, tadi kami mau ajak Papa tidur di kamar Papa dan Mama, tapi, karena Papa nggak mau pura-pura takut dan kaget, jadinya kami nggak jadi bujuk Mama buat izinin Papa tidur dengan Mama," ucap Gavin dengan tatapan polosnya. Gaven mengangguk dan menggeleng, menatap iba pada Papanya yang terlihat menyesal dan menatap mereka dengan tatapan memelas. Gaven dan Gavin mengibaskan rambut mereka dan tersenyum mengejek. "Sorry, tidak ada kesempatan kedua," ucap Gaven dan mengajak Gavin untuk keluar. Kean yang tersadar langsung bangkit dari ranjangnya dan mengejar kedua anaknya, ini tidak bisa dibiarkan. Kean harus mendapatkan membujuk kedua malaikat iblisnya lagi, demi bisa memeluk istri tercintanya yang cantik dan seksi. "Gaven, Gavin, kalian tidak mau Papa belikan mainan yang baru. Atau kalian mau dibelikan yang lain?" tanya Kean dengan memasang senyuman manisnya pada kedua anaknya. Gavin dan Gavin tampak memikirkan tawaran dari ayah mereka, mereka sudah lama sekali ingin memelihara anak singa. Kalau ayah mereka macam-macam dan berani cari Mama baru, mereka bisa menyuruh anak singa itu untuk memakan Papa mereka. Sebuah rencana sangat pintar yang sudah mereka susun dengan sangat matang. "Kami mau memelihara anak singa. Belikan besok pagi dan harganya harus1 milyar!" ucap Gavin yang diangguki oleh Gaven. Kean menahan napasnya, mendengar permintaan dari kedua anaknya, kenapa dirinya bisa memiliki anak yang sangat laknat seperti ini. Anak singa? Yang benar saja. Dimana-mana itu orang pelihara burung, kucing, anjing, bukannya anak singa. Tidak sekalian saja kedua anaknya ini meminta peliharaan ular kobra. Biar mereka serumah ini bisa dipatok oleh ular. "Nak, kalian masih waras? Perasaan dulu Papa berdoa saat membuat kalian dengan Mama kalian, kenapa sekarang bentukan kalian kayak begini. Nggak waras dan seperti iblis." Kean mengeram kesal menatap kedua anaknya. Gaven dan Gavin memutar bola matanya, membuat mereka ingin meneriakkan di telinga Kean kalau Kean adalah Bapaknya iblis. Sudah jelas Mama mereka cantik dan menawan, masih saja menggoda wanita lain. Mama mereka tidak ada tandingannya. Jangankan wanita-wanita yang digoda oleh Papa mereka, yang aktris Indonesia saja masih kalah cantik dengan Mama mereka. "Iblis kok teriak Iblis. Papa itu Bapaknya iblis, jangan meneriakkan kaum sendiri." Kean memijat keningnya mendengar ucapan anaknya yang sangat laknat, kenapa dirinya bisa memiliki anak seperti ini. Seharusnya Kean waktu dulu menukar anaknya dengan anak orang saja, Kean sudah tak habis piker dengan jalan pikiran kedua anaknya ini. "Kalian memang benar. Benar bukan anak Papa." Gavin dan Gaven tidak memedulikan ucapan Kean, yang mereka pedulikan sekarang adalah anak singa yang akan mereka pelihara. Mereka sudah sangat menginginkan anak singa, jadi, Papa mereka harus membelikan mereka anak singa yang lucu dan juga mengemaskan. "Papa. Lupain dulu masalah iblis, sekarang Papa mau atau nggak beliin kami anak singa?" tanya Gaven. Kean memijat keningnya, merasa pusing dengan kelakuan kedua anaknya yang luar biasa. Mungkin ini akibat dulu, dirinya sering membuat ayahnya kesal dan sekarang gentian dirinya yang akan dibuat kesal oleh kedua anaknya sendiri. "Kalian nggak salah mau pelihar singa? Atau kalian pelihara kucing dan anjing saja ya?" Kean berusaha membuju kedua anaknya, agar mau pelihara dua hewan yang lucu itu. Namun, Gavin dan Gaven menggeleng, kalau mereka pelihara kucing dan anjing, nanti mereka tidak bisa membuat Papa mereka takut. Malahan nanti Papa mereka semakin gencar menggoda wanita-wanita tak tahu diri itu. "Kami cuman mau singa, kalau Papa nggak mau beliin. Papa bakalan sebulan tidur di kamar kami. Kami akan bilang sama Mama, kalau dua hari yang lalu, Papa godain pelayan di kafe," ucap Gaven menyeringai. Kean takut mendengar ucapan kedua anaknya, dan mengangguk. Sangat terpaksa dirinya menuruti keinginan kedua anaknya ini. Biarlah dirinya membeli anak singa seharga 1 milyar yang penting bisa tidur dengan istri tercinta. Gavin dan Gaven tersenyum puas dan bertos ria. Sebentar lagi mereka akan punya anak singa, dan bisa mengancam Papa mereka yang laknat ini. Papa mereka suka godain wanita lain, dan tidak melihat bagaimana cantiknya Mama mereka.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN