“Al, Mama mohon sama kamu nanti pas di sekolah Al harus tetap ada di kelas jangan keluar satu langkah pun. Oke,” ucap Gyzell. Wanita itu berjongkok sembari memegang bahu sang putra dengan tatapan memohon. Alger mengangguk lirih, terlihat leterpaksaan di raut wajah Alger. Ya, selama beberapa hari Alger tidak boleh masuk sekolah, akhirnya Gyzell kembali merelakan putranya untuk berada di luar sana. Meskipun hatinya masih belum yakin. “Memangnya kenapa sih Mah? Kenapa Al nggak boleh main di luar?” tanya Al dengan wajah sedih. “Mama nggak mau kamu kenapa-napa sayang,” jawab Gyzell. “Tapi, selama ini Al main di luar juga nggak kenapa-kenapa kok Mah.” Gyzell menghela napasnya pelan, “Waktu sekarang itu berbeda dengan yang dulu.” Gyzell berdiri, “Sebaiknya Al cepat sarapan, Mama akan ant