Gyzell kembali menerima takdir buruk, dipertemukan dengan lelaki yang membuat hatinya benar-benar tidak bisa lagi membuka hati untuk siapa pun karena kesakitan luar biasa yang lelaki itu torehkan di dalam hatinya. Di rumah Gyzell, wanita itu seorang diri menghadapi Toland yang tiba-tiba saja datang ke rumahnya. Entah dari mana lelaki itu mendapatkan alamat tempat tinggalnya. “Di mana putraku?” tanya Toland langsung pada intinya. “Putra?” tanya Gyzell diiringi kekehan mengejek. “Anda tidak punya putra di rumah ini, Tuan. Sebaiknya anda pergi, sebelum saya memanggil warga sekitar untuk mengusir anda.” “Kamu mau mengusirku? Lihat saja besok mungkin rumah ini sudah rata dengan tanah!” Toland mengancam tajam. Gyzell menatap lelaki dewasa di hadapannya tidak percaya. “Sudah cukup kehidu