Gyzell menunggu di depan pintu kamar rawat putranya. Di dalam hati dia tidak berhenti merapalkan do’a untuk kesembuhan Alger. Di dalam hatinya juga masih bertanya-tanya perihal orang baik yang mau mendonorkan darah untuk putranya. Namun, Gyzell tidak boleh terlalu mencari tahu, karena pesan dari sang pendonor kepada dokter Irwan tidak boleh menyebutkan namanya. “Gyzell!” Wanita yang sedang berdiri di depan pintu kamar bercat putih itu pun menoleh ke belakang dan dia mendapati Nick di sana. “Bagaimana keadaan Al?” tanya Nick saat lelaki itu berhasil menghampiri Gyzell. “Dia sedang ada di dalam,” ucap Gyzell sembari menatap ke arah kaca jendela yang memperlihatkan Alger bersama tim medis sedang berada di dalam sana. “Bagaimana ini semua bisa terjadi?” tanya Nick sembari mengusap wa