part 20

1024 Kata
hari sudah beranjak siang, seusai sarapan tadi keluarga pak yanto memilih bersantai. angga pamit pulang sebentar mengambil beberapa keperluan dirinya dan nuri karena mereka menginap tanpa persiapan apapun. sedang angga sudah tak ada baju lagi dirumah bu lastri. bajunya yang ada dilemari kamar bujangan nya sudah kecil semua. lagi pula angga perlu membersihkan rumahnya juga. makanan yang dia tinggalkan dimeja makan sejak jumat pagi tentu sudah beraroma busuk sekarang. juga sampah yang belum sempat dia keluarkan kemarin. malam ini nuri ingin tidur lagi ditempat neneknya, tadi angga sudah berusaha membujuk nya, namun anaknya itu tak bisa dirayu juga. keinginannya tetap kekeh harus diturutin. saat nuri dan ayu sedang berolahraga pagi setelah sarapan tadi, angga meninggalkan putrinya. mumpung nuri gak lihat. kalau nuri lihat pasti dilarang sama anak itu. sebetulnya angga tak enak pada adik iparnya yang selalu dia repotkan. entah mengapa putri kecilnya itu lengket sekali dengan ayu. padahal dahulu sewaktu ada fitri nuri jarang bertemu dengan ayu. angga bersyukur juga sebetulnya, karena dengan adanya ayu dan mamah nya nuri tak kehilangan sosok wanita dewasa pengganti bundanya. sekarang angga telah kembali kerumah mama nya, saat mobil angga parkir dihalaman rumah, nuri sudah menghambur menyambut kedatangan angga. gadis kecil itu tampak ceria dan antusias. " ayah " panggil nuri sambil merentangkan tangannya lebar. " cantiknya anak ayah udah mandi ya..." angga menunduk menyambut pelukan anak perempuanya itu. dan kemudian menggendongnya didepan, sehingga berhadapan langsung dengan wajah angga. " ayah darimana kok nuli ditinggalin" kata nuri. " ayah pulang dulu nak. ayah ambil baju kamu, s**u, juga baju ayah " kata angga sambil mengangkat tas tentengannya. dan menunjukkan nya kepada nuri. " ooh... holee... nuli tidul di lumah nenek lagi, dipeluk cama tante lagi hole " kata nuri senang. " iya boleh, kita tidur disini lagi, tapi tidurnya sama ayah aja ya nak, kasian tante ayu nya" kata angga membujuk nuri. wajah nuri terlihat berubah, seperti ada rasa penasaran pada wajahnya. angga dan nuri telah sampai diteras. diteras itu, bu lastri dan ayu sedang duduk santai sambil masing masing memegang cangkir yang berisi teh yang masih mengepulkan hawa panasnya. " kenapa ayah, kan tante ayu suka juga tidur sama nuli" kata nuri akhirnya. angga menurunkan nuri dari gendonganya. " yaa kan tante..." nuri langsung menghampiri ayu, untung saja cangkir tehnya sudah ayu letakkan dimeja. kalau tidak, mungkin bakalan tumpah. " iya, nuri cantik" kata ayu padahal dia tak tau nuri bertanya apa. dia asal jawab aja. " tu kan ayah gapapa kata tante " kata nuri. angga menghembuskan nafas " yasudah kalau tantenya gak keberatan" angga melirik ayu. ayu terlihat bingung. beberapa menit dia diam sambil mencerna arah pembicaraan mereka. ayu pun asal menebak. mungkin ini berkaitan dengan acara menginap disini. " nggak papa kok mas " kata ayu. " ngga, sini duduk kamu sudah makan belum" ujar bu lastri " sudah mah, tadi bikin mie rebus" kata angga. " kamu ini, makan itu yang sehat nanti kalau sakit gimana, lagipula mama kan juga udah masak tu" ucap bu lastri. " iya mah, tadi kepepet kelaperan. angga habis beresin rumah sekalian tadi ma " kata angga sambil duduk disebelah mama nya. " angga angga, mama berharap secepatnya kamu dapet pengganti mamanya nuri deh. biar kamu ada yang ngurus. liat tu penampilan kamu sekarang, lusuh dan wajahmu juga tampak suram" kata bu lastri. " nenek, mama balu itu apaaa" tanya nuri polos. deg, semua mata tertuju pada nuri dan bu lastri. " em, em ya mama sayang. seperti bunda fitri, nanti mama nya nuri yang akan gantiin bunda urusin nuri. bikinin sarapan nuri, temenin tidur, kuncirin..." belum selesai bu lastri bicara, nuri sudah berteriak memotong ucapan neneknya itu. " nggak mau nenek. nuli nggak mau, nuli maunya sama tante ayu aja... hiks hiks..." kata nuri sambil menangis. " eh kenapa anak cantik nangis" ayu lantas mengangkat nuri keatas pangkuanya. " nuli mau sama tante saja nuli takut " kata nuri sedih. " cup cup cup sayang, iya tante akan selalu ada buat nuri ya" ayu mengelus rambut keponakanya itu pelan, hal itu tak luput dari tatapan angga dan bu lastri. bu lastri pun lantas tersenyum penuh arti. " mama, lagian apaan sih, angga belum kepikiran apa apa ma. saat ini prioritas angga hanyalah nuri saja " kata angga pelan tepat disamping telinga mama nya. " iya ngga, mama tau. tapi tetep kamu harus pikirkan hal itu juga " kata bu lastri. mereka berdua berbicaa, sedang ayu tampak menghibur nuri yang sedang bersedih. hingga dia ceria lagi dan tampak sudah melupakan kesedihanya itu. angga pun masuk kedalam rumah. dia duduk diruang tamu sambil memeriksa ponselnya. " nuri, tante pulang sebentar ya. mau ambil baju ganti. dirumah nenek baju ganti tante nggak ada. nggak papa kan " kata ayu. " ikut " teriak nuri. " nuri tunggu disini aja. kan ada ayah juga nenek. kakek juga ada" kata ayu. " pokonya nuli ikut " nuri berlagak merajuk dengan melipat kedua tanganya didepan d**a. ditambah dengan muka yang cemberut pula. " bawa saja yu. sekalian suruh anter angga tu. dia juga gak ngapa ngapain kan. kebetulan mama perlu sesuatu untuk dibeli. bisa tolong mampir kan, tolong beliin belanjaan mama" kata bu lastri sengaja. " eem mas angga nya mau gak mah" kata ayu. " mau lah pasti " kata bu lastri. lantas bu lastri berbisik ketelinga cucunya. tak lama nuri berlari menghampiri ayahnya yang sedang sibuk dengan ponselnya. hingga tak lama kemudian angga pun keluar dari rumah bergandengan dengan nuri. " tu kan yu, angga mau hehhehee" kata bu lastri pelan. " angga kalian nanti mampir ke swalayan dulu ya, mama perlu beberapa bahan makanan yang sudah habis. catatanya sudah sama ayu. sekalian kalian ajak nuri jalan tu. kasian dia gak pernah diajak kemana mana" ucap bu lastri. dengan berat angga mengangguk saja. dia gak enak sama ayu. angga tau posisinya. ayu janda dan dia duda tentu rasa segan itu selalu ada. ah apa jangan jangan mama berpikir aku dan ayu... aahh angga lantas menggeleng, dia tak mau memikirkan hal itu. sekarang hatinya belum sembuh dari luka. ingatanya masih membekas kepada fitri, tiap hari bayangan itu belum hilang dari benaknya. kenanangan bersama sang istri akan selalu dia simpan dihati selamanya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN