Mengalah

1005 Kata
Dengan wajah yang kesal Tania mulai mengeluarkan seluruh isi pakaian didalam kopernya. Namun tak satu pun dapat ia temukan sehelai pakaian tidur yang pantas ia gunakan atau pun pakaiannya sehari-hari selain beberapa helai lingerie yang sungguh seksi juga mengundang nafsu. d**a Tania terasa begitu sesak seketika. Jika ia kembali teringat seperti apa kelakuan Randy saat pertama kali mereka memasuki kamar mereka. "Ya kali gue tidur pakai gaun itu lagi! Ini gak mungkin Taaan! Gak mungkiiiin!" umpat Tania seraya menghubungi Lily. Berulang kali Tania berusaha menelponnya namun tak diangkat olehnya. Hingga yang ketiga kalinya Lily mengangkatnya. Dan Tania mulai menanyakan apa maksud Lily yang tak memasukan satu pakaian pun yang layak yang bisa Tania kenakan. Lily cukup merasa menyesal karena yang ia lakukan membuat Tania menangis disambungan telepon. Namun Lily mulai menjelaskan jika ia melakukan semua itu sebab perintah dari Mama Tania. Yang bernaksud agar Tania juga Randy tak menunda malam pertama mereka. Dengan kesal Tania mulai mematikan ponselnya tanpa menjawab permintaan maaf Lily. Dan dengan terpaksa Tania mulai memilih salah satu lingery yang baginya cukup tertutup. Meski pun tetap transparan juga membuat pakaian dalamnya menjadi terlihat cukup jelas. Kini Tania mulai mondar-mandir didepan ranjang mereka dengan tatapan yang nanar juga menggigit bibir bawahnya sebab ia kembali teringat disaat Randy berusaha menyentuhnya. Dan kini Randy yang mulai keluar dari kamar mandi kembali terpana melihat lekuk tubuh Tania yang semakin tertampang sempurna dibalik lingeri yang ia kenakan. Terlebih saat Tania menggigit bibir bawahnya me,buat Tania semakin terlihat s*****l malam ini. Randy pun lagi-lagi mulai menghampirinya dengan tatapan juga senyuman yang nakal. Dan Tania yang mulai menyadari kedatangan Randy, kini mulai berusaha menutupi dirinya dengan ekspressi wajah yang begitu kebingungan. Dan sungguh, hal itu semakin membuat Randy b*******h malam ini. "Hei Tan. Maksud lo apa pakai lingeri segala di malam pertama kita? Kayaknya lo emang lagi nantangin gue ya? Okkay lo ngeraguin kemampuan gue?" ucap Randy seraya terus mendekat kearah Tania. "Ran no... its a big no! Lo gak usah ke PDan karena lo gak sedikit pun tahu kejadian yang sebenarnya. Jangan pernah coba untuk deketin atau sentuh gue!" jawab Tania namun Randy tak sedikit pun mengindahkannya dan semakin mendekat kearah Tania. "Ran jauh-jauh lo dari gue! Jauh-jauuuuuh!" pekik Tania cukup lantang. Dan kini Randy mulai membenturkan tubuh Tania ke dinding seraya kembali menguncinya. "Mangkanya jangan sok nantangin kalau lo ga berani!" ucap Randy dengan gayanya yang sungguh menyebalkan. "Swear ya gue gak srdikit pun nantangin lo!" bentak Tania yang tak mampu menatap mata Randy. "Oh ya? Are you sure honey?" goda Randy lagi, seraya semakin mendekatkan wajahnya kearah Tania. Hingga deru nafas Randy yang terdengar parau itu terasa begitu hangat diwajahnya. "Seriously Ran! Please jauh-jauh dari gueeee.." pekik Tania lagi. Namun kini bibir Randy semakin mendekat kearah bibir Tania. Yang membuat degup jantung Tania semakin berpacu dengan kencangnya. Randy kembali tak mengindahkannya dan mulai membelai wajah Tania seraya semakin mendekatkan bibirnya kepada bibir seksi Tania yang terlihat begitu manis hingga tak tahan lagi ia untuk dapat mengecupnya. Belum sempat Randy mengecup bibir Tania, kini lebih dulu Tania menginjak kaki Randy dengan cukup kuat hingga membuat Randy mengaduh kesakitan. "Aaaaaaaw dasar cewek gila!" erang Randy. "Gue gak pernah tau apa isi koper gue! Dan cuma lingerie ini yang ada didalamnya. I swear Ran, ini rencana Mama sama Mommy lo. Karena mereka ingin secepatnya punya cucu dari kita!" jelas Tania dengan wajah yang ketakutan. "So whats you waiting for? Cammon," goda Randy lagi yang membuat Tania semakin bergidik ngeri saat membayangkan hal itu akan terjadi kepadanya. Dengan segera Tania melepaskan diri seraya berlarian ke ruang tamu. Dengan jantung yang berdegup begitu kencang Tania menjatuhkan tubuhnya diatas sofa. Tania tak bisa bayangkan jika harus berada dalam satu kamar dengan Randy dalam keadaan seperti ini. Pakaiannya yang begitu terbuka sungguh membuatnya begitu risih berada didekat seorang laki-laki yang baginya asing. Meski pun ia mengerti jika Randy adalah seorang suami baginya. Sedangkan Randy sedang tertawa cukup geli jika teringat ekspressi takut Tania yang cukup menggemaskan. Karena sebenarnya Randy tak akan sungguh-sungguh melakukan hal itu. "Oh My God Ya Allah Astaghfirullah! Aku harus gimana sekarang?!" Tanya Tania pada dirinya sendiri yang mulai frustrasi. Tania pandangi kesekelilingnya sebab ia kembali merasa takut jika Randy akan kembali menghampirinya. Tania pun kembali berusaha untuk menutupi tubuhnya meski pun itu terasa sulit. Jantung Tania kembali berdebar kencang saat ia mendengar langkah kaki Randy yang kembali hendak mendekat padanya. Hingga akhirnya Tania putuskan untuk berlindung dibalik gorden yang menjuntai kelantai. Randy cukup terkejut karena ia tak mendapati Tania diruang tamu. Kini Randy mulai berjalan ke dapur dan Tania pun tak ada disana. "Taniaaa.. lo dimana Taaan.. Taniaaaa.. ini udah malem, please dong udahan becandanya. Okkay gue janji gak akan macam-macam lagi sama lo.. gue inget kok sama perjanjian kita.." ucap Randy dengan lantang. Tania masih membisu sebab rasa takutnya. Namun karena ia merasa begitu mengantuk saat ini akhirnya Tania putuskan untuk kembali angkat bicara. "Okkay Ran gue aja yang ngalah malam ini. Gue bakalan tidur disini dan gak akan ganggu lo tidur dikamar," ucap Tania pasrah. "Lo dimana Tan?" tanya Randy yang kembali mengedarkan pandangannya. "Lo gak perlu tau dimana gue. Yang jelas lo menang karena kamar itu jadi milik lo malam ini," jawabnya lagi dengan ekspressi yang sungguh kesal. "Serius lo gak bakal nyesel? Apa gak sebaiknya kita tidur sama-sama aja didalam?" goda Randy lagi seraya tersenyum licik. Tania mulai berdecak kesal. "No thanks. Udah deh Ran gue capek. Mending lo lemparin bantal sama selimut aja buat gue sekarang!" pinta Tania yang semakin berusaha untuk menahan amarahnya. Karena Randy tak ingin membuat Tania semakin merasa tersiksa karenanya. Kini Randy putuskan untuk segera mengambilkan apa yang Tania pinta. Bahkan guling yang hanya ada satu ia berikan pula kepadanya. Walau sebenarnya Randy tak tega jika Tania harus tidur diluar malam ini. Ia pun merasa takut jika nantinya Tania akan jatuh sakit dan semua orang akan menyalahkan dirinya. Namun ia juga tak ingin jika Tania menjadi lebih percaya diri jika ia mulai menyadari kini Randy yang mulai memberikan perhatian lebih dan terpesona akan kecantikannya yang malam ini memang begitu berbeda.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN