"Nih udah gue taruh di sofa semuanya. Udah buruan keluar," ucap Randy lagi.
"No way! Udah sana tidur. Gue gak mau lihat muka lo lagi! Sebelum lo pergi gak akan gue ambil tuh bantal!" jawab Tania bersikukuh.
"Ya okkay lah okkay terserah lo aja. Gue pergi nih. Bye cewe aneh setengah gilaaa.." ucap Randy seraya menutup pintu kamarnya secara kasar.
Tania membuang nafasnya kasar seraya mulai mengintip. Sebab ia ingin benar-benar memastikan jika saat ini Randy sudah tak ada disana. Tania merasa cukup lega Randy sudah benar memasuki kamarnya. Dengan segera ia ambil bantal guling dan selimutnya seraya kembali bersembunyi dibalik gorden itu. Tania letakan bantal dan gulingnya seraya mulai merebahkan tubuhnya dan ia selimuti sekujur tubuhnya.
Beruntungnya hampir seluruh lantai ruang tamu beralaskan karpet berbahan bulu yang cukup tebal. Sehingga membuat Tania tak tidur dilantai malam ini. Walau tubuhnya mulai terasa gatal sebab hanya sebuah lingerie tipis transparan yang melekat ditubuhnya saat ini. Setelah ia panjatkan doa. Tak menunggu waktu lama Tania mulai tertidur dengan pulasnya karena rasa lelah seharian ini. Sedangkan Randy, ia masih saja bergerak gelisah diatas ranjangnya sebab merasa begitu penasaran mengenai dimana keberadaan Tania saat ini.
Karena ia dapat mendengar suara Tania dengan jelas namun tak sedikit pun ia melihat wujud keberadaan Tania. Kini jam di dinding menunjukan pukul satu malam. Jika Tania kedinginan dan jatuh sakit, ia tak tahu harus beralasan apa kepada kedua orangtua mereka nanti. Hingga Randy yang mulai merasa haus, kini pergi ke dapur untuk mengambil segelas air mineral. Lalu kembali berusaha mencari keberadaan Tania.
Sebab hingga saat ini Tania tak juga tidur diatas sofa. Randy cari dikolong-kolong meja juga dibalik sofa namun tak kunjung ia temukan. Hingga ia mulai merasa curiga dengan gorden yang cukup menggembung berbeda dari bentuk gorden yang lain yang lurus menjuntai. Karena saat ini memang ada tubuh Tania dibaliknya. Dengan perlahan Randy melangkah mendekatinya dan mulai menyingkapnya dengan perlahan pula. Dan ia dapati wajah damai Tania yang tengah tertidur pulas disana. Hal itu membuat Randy berusaha setengah mati untuk menahan tawanya sebab ia yang tak habis fikir jika Tania rela tertidur pulas ditempat yang tak memungkinkan seperti ini hanya karena rasa takutnya kepada seorang Randy.
Kini Randy mulai berjongkok dihadapan Tania seraya memandanginya seraya tersenyum geli. "Hehehehehe.. ehehehehehe.. Taniaa..Tania.. sampai segitunya lo gara-gara takut sama gue. Gue juga nyadar dan gak akan ngelakuin hal bodoh itu lagi kali Tan. Ancaman gue terlalu meyakinkan ya buat lo?" ucap Randy setengah berbisik.
Dengan perlahan Randy mulai menggendong tubuh Tania ala bridal style menuju kamar mereka. Dengan membiarkan selimut tebal itu menutupi seluruh tubuh Tania. Sebab jika dibiarkan terbuka. Randy khawatir jika akan membuat hasrat liarnya semakin menjadi-jadi. Sebab lekuk tubuh Tania yang memang begitu menggoda iman.
Randy rebahkan tubuh Tania dengan perlahan. Lalu dengan segera ia kembali mengambil bantal guling itu untuknya. Randy gunakan guling besar itu menjadi pembatas untuk mereka. Agar tak terjadi lagi kejadian seperti sore tadi. Kini, Randy mulai menyibakan beberapa helai rambut Tania yang menutupi wajahnya lalu ia selipkan di balik daun telinganya dengan begitu lembut. Seraya kembali ia tersenyum manis memandangi wajah Tania yang berkali-kali lipat jauh lebih cantik ketika sedang tertidur.
"Lo lebih baik terus terjaga seperti saat ini Tan. Karena kalau lo bangun, suara cempreng lo itu bakal bikin telinga gue sakit karena lo yang terus-terusan omelin gue! Hehehe. Good night Tan," monolog Randy dengan lembutnya.
Terus saja Randy pandangi wajah Tania hingga kedua matanya kembali merasakan kantuk yang luar biasa. Dan kini Randy kembali tertidur dengan posisi yang saling berhadapan dengan wajah Tania.
Kini waktu menunjukan pukul setengah enam pagi. Alarm diponsel Tania mulai berbunyi yang membuatnya mulai menggeliat dan dengan perlahan Tania membuka kedua bola matanya. Tania kerjap-kerjapkan kedua bola matanya yang masih buram seraya memandangi kesekelilingnya. Hingga kini ia dapati seorang Randy yang berada dihadapannya saat ini dan masih tertidur pulas. Dengan segera Tania bangkit dari posisi tidurnya seraya masih memandangi wajah Randy tuk memastikan jika saat ini ia sedang bermimpi.
"Aaaaaaaaaaaaaaaa..." pekik Tania cukup lantang dan dengan segera ia membungkamnya kembali dengam kedua tangannya.
"Oh My God apa semalam gue beneran tidur sama Randy? Kok bisa sih gue ada disini? Bukannya gue tidur dibalik gorden diruang tamu ya? Apa mungkin gue mimpi terus jalan sendiri? Tapi masa iya sih, gue mimpi jalan sambil bawa-bawa bantal, guling, dan selimut? Atau Randy yang emang sengaja bawa gue kesini dan..." monolog Tania terhenti dan kini mulai membuka selimutnya dan memastikan jika keadaannya baik-baik saja. Tak seperti sebelumnya yang hanya mengenakan pakaian dalamnya juga merasakan pegal diseluruh tubuhnya.
Melihat pakaiannya yang lengkap membuat Tania merasa lega. Terlebih saat ini Tania tak merasakan hal apapun didalam tubuhnya. Justru tubuhnya mulai terasa bugar juga tak lagi merasa kelelahan. "Apa gue emang cuma ngelindur terus jalan kesini ya? Karena kalau orang ngelindur itu kan pasti ngelakuin hal yang aneh-aneh. Ah mungkin aja begitu. Karena gak mungkin si manusia congkak ini ngelakuin hal semanis dan sebaik itu ke gue," lanjut Tania lagi seraya mulai menuruni ranjangnya dengan perlahan.
Saat Tania mulai mematikan alarm diponselnya. Ia temukan sebuah pesan dari Mommy Randy yang meminta mereka untuk segera datang kerumah mereka pukul delapan nanti.
"Kita diminta kesana? Kira-kira Daddy mau ngomongin hal apa ya sama si congkak itu?" monolog Tania seraya meletakan ponselnya.
Setelah membersihkan dirinya, Tania segera melaksanakan solat Subuh dan segera kembali memanjatkan doa terbaiknya kepada Allah SWT. Sebelum ia kembali menghampiri Randy dan berusaha membangunkannya untuk solat. Tania memang sengaja membangunkan Randy masih mengenakan mukenanya. Sebab jika ia masih mengenakan lingerienya ia takut jika kejadian buruk semalam akan kembali terulang.
"Ran bangun Ran, udah pagi niiih. Woy bangun woooy solaaaat.." ucap Tania setengah memekik seraya mengguncang-guncangkan tubuh Randy namun Randy hanya menggeliat kecil lalu kembali mendengkur halus.
"Raaaan ihh ayo bangun dooong. Lo kebo banget sih tidurnya! Woy banguuuuuun!!" pekik Tania cukup lantang seraya semakin menggoncang-goncangkan tubuh Randy dan kini Randy mulai membuka kedua bola matanya.
"Aduuuuuh iya-iya ini gue bangun! Apa-apaan sih lo pagi-pagi buta gini udah bangunin gue! Mau apa lagi lo hah?" bentak Randy seraya mengacak rambutnya karena matanya yang terasa begitu sulit untuk terbuka.