Resleting

1042 Kata
Dengan kasar Tania mengambil ponselnya dari tangan Randy seraya membuka pesannya. Setelah menekan semua tombolnya Tania menatapnya tajam kearah Randy. "Kamar ini jelas kamar gue karena sandinya aja gue yang tahu. So apapun yang terjadi didalam lo harus ngalah sama gue. And than apapun fasilitas didalam yang mau lo pakai, lo gak bisa pakai tanpa seijin gue!" ucap Tania dengan yakinnya. "Hahaha enak aja lo. Minggir-minggir yang masuk duluan dia sipemilik kamar!" pungkas Randy seraya mendahului Tania. "Iiiish dasar laki-laki egois!" umpat Tania. Saat keduanya telah berada didalam kamar kedua bola mata Tania juga Randy pun kembali membulat dengan mulut yang menganga sebab ranjang mereka telah dihias dengan sedemikian cantik. Berbagai bunga-bunga cantik nan wangi telah memenuhi ranjang mereka. Bunga tulip, lili, daisy dan bunga mawar merah juga putih yang kini menjadi hiasannya. Tertulis "Happy Wedding R and T ditengah-tengah ranjang mereka yang ditulis dengan taburan bunga mawar merah juga putih. Tak lupa lilin-lilin kecil yang mengitari ranjang mereka juga lampu kamar yang dibuat temaram membuat suasana romantis semakin tercipta malam itu. Namun tidak untuk Tania dan Randy. Sebab kini keduanya sedang merasa bergidik ngeri jika harus berada disatu ranjang yang sama. Mereka pun saling membisu satu sama lain dengan pikiran liar dikepala mereka masing-masing yang mulai melang-lang buana. Melihat ekspressi Tania yang terlihat begitu gugup juga juga berusaha mengalihkan pandangannya pun membuat Randy tersenyum licik seraya ingin menggodanya. Dengan perlahan Randy mulai merangkul bahu Tania seraya menghadapkan wajah Tania kearahnya. "Kenapa diliatinnya sampai segitunya? Apa kira-kira lo udah siap tempur sama gue malam ini?" ucap Randy ditelinga Tania dengan s*****l seraya mengerling nakal. "Lapasin gue sekarang! Gak usah macem-macem lo ya Ran! Inget poin pertama dalam perjanjian pernikahan kita!" ucap Tania yang mulai merasa takut. Sebab saat ini Randy dengan lancang membelai wajahnya. "Kalau kita lupain aja perjanjiannya gimana? Kayaknya malam ini bakalan jadi malam yang seru deh buat kita," godanya lagi. Dan sungguh ekspressi ketakutan Tania saat ini membuat Randy semakin merasa gemas kepadanya. "Randy stoooop! Gue gak mau Ran gue gak bisaaaa!" pekik Tania dengan lantang. Hingga kini airmatanya mulai mengalir begitu saja membasahi kedua pipinya. Randy mulai melepaskan tubuh Tania dari pelukannya seraya tergelak cukup keras. Hahahahahahahha.. ahahahahahahaha.. "Lo tenang aja Tania, gue gak akan ngelakuin itu kok Ahahahahahaha.." ucap Randy penuh ejek. "Jerk! Damn it! Dasar b******k! hiks..hiks.." umpat Tania seraya berlalu ke kamar Mandi. Dengan kasar Tania melepaskan semua hiasan yang masih melekat sempurna dikepalanya. Juga berlian yang melekat ditelinga dan leher jenjangnya. Sungguh ia tengah merasa begitu marah saat ini. Jika bisa ingin Rasanya Tania pergi dari hotel saat ini juga. Namun ia tak punya pilihan lain selain menunggu pagi hari kembali menjelang. Mendengar Tania yang mulai menangis sesenggukan didalam toilet membuat Randy merasa bersalah juga iba terhadapnya. Karena sungguh, ia tak bermaksud untuk membuat Tania menangis. Melainkan hanya ingin menggodanya saja. "Aduh, kayaknya dia lagi ancur banget tuh didalem. Apa tadi sikap gue ke dia udah keterlaluan ya? Padahal kan gue cuma kepengin godain dia aja gak lebih. Kenapa jadi begini sih! Hadeuh!" Monolog Randy yang mulai merasa bersalah. Isak Tania semakin terdengar sebab kini ia yang tengah kesulitan melepaskan resleting gaun yang ia kenakan. "Ya Allah bodoh banget sih lo Tan! Seharusnya tadi lo ganti baju dulu baru pulang! Ya kalo suami lo itu baik hati juga lo cintai! Udah pasti dia yang bakal bukain baju lo! Mana mungkin sekarang lo minta tolong dia buat bantu bukain baju lo kalau tadi aja dia udah segitu nafsunya sama lo! Hiks..hiks.." umpat Tania seraya kembali berusaha untuk membukanya. Namun nihil. Tak sedikit pun resleting itu bergeser kebawah sebab tangan Tania tak dapat meraihnya. "Astaghfirullah. My God help me please. Hiks..hiks.. ya masa gue tidur pakai gaun ini sih malam ini!" umpat Tania lagi yang mulai merasa frustrasi. Randy cukup khawatir dengan keadaan Tania saat ini. Sebab memang sudah cukup lama Tania berada didalam sana. Kini Randy mulai berjalan kedepan pintu kamar mandi seraya hendak mengetuknya. Namun disaat kepalan tangannya ingin mengetuknya Tania sudah lebih dulu membuka pintunya dengan make up juga tatanan rambut yang begitu berantakan. "My God Randy! Ngapain lo ada disini? Pasti lo lagi ngintipin gue kan!" tuduh Tania. "Heh jangan geer deh lo ya! Gue ini gerah ngerti lo! Lo ngapain aja sih didalem, ber jam-jam belum ngapa-ngapain juga! Dari tadi ditungguin!" maki Randy dengan penuh amarah. Tanpa berkata Tania mulai mendekat kearah Randy seraya membalikan tubuhnya. "Dari tadi gue kesusahan buka resleting gaun gue. Hiks..hiks.. please bantuin gue buka resletingnya.. hiks..hiks.." pinta Tania seraya terisak. Kini Randy tengah bersusah payah untuk menahan tawanya karena ekspressi Tania yang memang begitu lucu saat ini. Dengan perlahan Randy mulai menurunkan resleting gaun Tania yang semakin menurun membuat jantung Randy semakin berdebar begitu kencang. Terlebih saat ia dapati pengait Bra Tania yang mulai terlihat juga punggung mulusnya yang begitu terawat. Membuatnya ingin segera menyergapnya juga memeluknya erat-erat. Kini jemari Randy yang nakal itu pun mulai mendekat kearah pengait bra Tania dan hendak melepaskannya. "Lama banget sih Ran. Udah deh segini aja. Ini gue udah bisa kok sekarang," ucap Tania seraya membalikan tubuhnya dengan cepat. Hal itu membuat Randy meneguk salivanya dengan kasar dan hanya mampu mengumpat dalam hati. "Iya udah kok," jawab Randy jengah. "Thanks ya Ran," ucap Tania seraya membelai wajah Randy dan kembali memasuki kamar mandi. 'ih ni cewek ngeselin banget sih! Ngapain juga pakai belai pipi gue! Apa dia lagi berusaha goda gue? Sory Tan gue gak semudah itu lo goda!' gumam Randy dalam hati. "Buruan woy.. Gue udah gerah banget niii.." pekik Randy dengan kesalnya. "Iya tunggu sebentar sabaaaar.." jawab Tania yang juga memekik. Tak lama kemudian Tania kembali keluar mengenakan bathrobe miliknya juga dengan rambutnya yang basah. Wajah polos tanpa make up sedikit pun diwajah Tania membuat Randy semakin terpesona padanya. Ditambah rambut basah Tania yang membuat kesan seksi yang semakin terpancar pada dirinya saat ini. "Gue udahan nih! Udah sana masuk. Dari tadi teriak-teriakan mulu! Berisik tahu gak!" ucap Tania namun Randy masih saja terpesona memandanginya. "Helloooo Randyyyyy hey.." ucap Tania cukup lantang seraya menggoyang-goyangkan tangannya didepan wajah Randy. "Oh iya, sorry." Ucap Randy seraya memasuki kamar mandi. 'Kenapa tadi Randy sampai bengong gitu ya? Apa dia lagi terpesona sama gue? Ah bodo ah." Gumam Tania dalam hati seraya mulai mencari pakaian ganti yang telah Lily siapkan didalam kopernya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN