Upik Abu Be Like

1000 Kata
"Udah masuk solat subuh! Bentar lagi juga Mommy bilang kita diminta untuk segera kerumah lo. Karena ada hal penting yang mau Daddy lo bicarakan," jelas Tania yang membuat Randy membulatkan kedua bola matanya. "Kerumah orangtua gue? Sama lo yang cuma pakai lingerie? It's not good idea Tania. Lo gila ya? Gue gak mau! Bakal mikir apa coba mereka nanti. Nononono. Pokoknya gue no!" oceh Randy panjang lebar. Yang membuat Tania merasa begitu muak saat ini. Dengan keras Tania menjewer telinga Randy seraya menyipitkan kedua matanya. "Iiiiiiiih dasar cowok dodoool! Ya mana mungkin gue pakai lingerie sialan iniii!" ucap Tania penuh emosi seraya melepaskan jewerannya dengan kasar. Hingga kini telinga Randy mulai memerah. "Aaaaaaawh! Sakit Tan! Tega banget sih lo sama gue! KDRT tahu gak lo!" erang Randy seraya mengelus-elus telinganya. "Mangkanya kalau ngomong jangan sembarangan! Dasar m***m!" maki Tania. "Salah gue dimana coba? Lo emang gak punya baju lain selain lingerie itu kan? Apa emang semalam lo boongin gue biar gue tergoda sama lo?" tebak Randy. "Ish ya gak lah. Bukan gitu maksud gue. Udah mending sekarang lo mandi sama solat dulu sana! Nanti gue jelasin semuanya sama lo!" pinta Tania seraya mendorong-dorong tubuh Randy. Randy pun tak banyak melawan seraya pergi kekamar mandi. Sedangkan Tania segera pergi ke dapur menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Pagi ini Tania membuat roti panggang selai coklat juga dua cangkir coklat panas. Harum roti panggang buatan Tania kini mulai semerbak kemana-mana. Hingga Randy yang baru saja menyelesaikan solatnya kini mulai menghampiri Tania masih mengenakan sarung juga baju muslimya. Memandangi Tania mengenakan lingerie saat memasak. Membuat Tania semakin terlihat seksi. Bahkan lingerie yang Tania kenakan pagi ini jauh lebih seksi dari yang semalam. Bewarna putih dan lebih pendek. Entah apa maksud Tania namun yang jelas dengan senang hati Randy terus saja memandanginya. Dan kini Tania baru saja mengangkat roti panggangnya yang hendak ia letakan dimeja makan mereka. Sontak Tania terkejut dengan kehadiran Randy disana dan spontan menutupi dirinya dengan kedua piring besar yang ada ditangannya. "Sejak kapan lo duduk disitu?" tanya Tania sinis. "Sejak lama. Sambil ngeliatin cewek seksi lagi masak," goda Randy. "Jangan berpikir macem-macem lo ya! Lingerie gue cuma ada dua. Dan yang semalem itu udah kotor! Lepas sarung lo itu sekarang dan kasi ke gue!" Pinta Tania. "Serius lo Tan mau ngelakuin itu pagi ini? Tapi sayang gue gak tertarik! Gue cuma pakai boxer lho sekarang," tanya Randy yang sungguh memuakan bagi Tania. "Lepas atau gue yang tarik?" ancam Tania. "Okkay-okkay. Ternyata lu gak sabaran juga ya jadi cewek," jawab Randy seraya melepaskan sarungnya dan melemparkannya kepada Tania. Dengan segera Tania meletakan kedua piring itu dan kini ia mulai mengenakannya bagai seorang penjaga vila dipuncak. Dan mulai menghidangkan sarapan mereka. Hal itu membuat Randy sedikit kecewa sebab ia yang sudah mengira jika Tania akan bersedia juga mengajaknya melakukannya pagi ini. Sehingga Randy tak akan melanggar kesepakatan yang telah mereka buat bersama. Dengan lahap Randy melahap roti panggang buatan Tania yang sungguh lezat. Hingga kini tak tersisa. Dan kini ia mulai meneguk coklat panas miliknya. Setiap tegukannya membuat Tania terpesona melihat jakun Randy yang naik turun secara teratur dileher jenjangnya. "Hei Tan, gapain lo ngeliatin gue sampe segitunya? Mupeng kan lo?" "Ish Najis! Bisa gak sih lo berenti bicarain hal m***m itu sama gue!" "Gimana gue bisa gak ngomongin hal itu lagi kalau lo aja masih pakai pakaian kayak gini sampai sekarang?" "Ya okkay deh okkay gue yang salah! Dan sekarang gue minta tolong sama lo Ran. Please tolongin gue beliin baju untuk kita pergi kerumah orangtua lo nanti. Karena gue gak punya pilihan selain itu sekarang," Randy pun mulai tersenyum licik seraya menaikan satu alisnya. Tania yang mulai menyadarinya, kembali merasa takut jika Randy akan meminta suatu hal diluar batas dan memanfaatkan kesempatan ini. Randy mulai mendekatkan wajahnya kearah Tania seraya berbisik ditelinganya. "Gue bakal beliin baju itu buat lo dengan satu syarat," "Ya Allah segala pakai syarat! Syarat apaan sih Ran. Please deh gak usah yang aneh-aneh!" "Gak aneh kok. Gue cuma minta lo cium bibir gue dengan ganas. Gak aneh kan buat permintaan suami ke istrinya?" "Ran yang lain please! m***m banget sih lo ah!" Hahahahahahahahaha Melihat ekspressi wajah Tania yang begitu kesal juga terlihat frustrasi membuat Randy tergelak cukup keras penuh kemenangan dan sungguh saat ini ingin rasanya Tania mencabik-cabik ekspressi wajah menyebalkan itu. "Ya okkay gue beliin. Gue juga gak akan biarin lo nginjek rumah ortu gue pake pakaian gak pantes kayak gini! Yaudah gue jalan dulu. Awas aja lo berani keluar hotel cuma pakai lingerie!" "Ya gak akan lah! Gue masih waras lagi!" "Bagus. Kalau lo mau gue beliin baju yang bagus. Rapihin semua barang-barang gue sampai selesai dan gak ada yang tertinggal disini!" "Ya okkay deh beres! Tapi kan kita check out masih nanti sore? Harus banget gitu kita rapihin semuanya sekarang?" "Ya gue gak mau tau ya Tan. Kalau emang lo gak sanggup sih it's okkay. Gue gak jadi beliin lo tuh baju," "Ya iya deh iya okkay gue beresin semuanya sekarang! Udah sana beliin sekarang!" Randy pun hanya tersenyum miring dan tak banyak bicara lagi seraya beranjak dari duduknya. Sedangkan Tania tengah menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Karena sikap Randy sejak semalam benar-benar tak dapat membuatnya hidup tenang dan bermimpi indah. *** Tania baru saja menyelesaikan semua pekerjaannya hingga kini ia cukup merasa kelelahan dan merebahkan tubuhnya disofa ruang tamu. Ia pijit-pijit pelipisnya yang mulai terasa pusing seraya memejamkan kedua bola matanya. "Awas aja lo Ran! Emangnya gue pembantu lo apa, lo suruh-suruh gue seenak jidat lo! Kalau gak karena butuh juga gak akan gue mau ngelakuin semua iniiiii!" Monolog Tania seraya memukuli sofa yang ia duduki. Randy yang baru saja tiba kembali tersenyum penuh ejek memandangi Tania yang kini tengah terlihat kelelahan seraya melemparkan semua belanjaannya keatas tubuh Tania. Hal itu membuat Tania yang hampir saja tertidur terjingkat dan berdiri begitu saja. "Ran! Udah gila lo ya! Lo baru aja bikin gue jantungan tau gak lo!" bentak Tania dan lagi-lagi Randy hanya menanggapinya dengan kekehan yang sungguh terdengar begiru menjijikan ditelinga Tania.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN