Dengan kasar Tania kembali menepis lengan Randy yang menguncinya juga menginjak cukup keras kaki Randy yang berada tepat dihadapannya. Hal itu membuat Randy menger menahan rasa sakit yang cukup mendera. Karena memang highhels yang Tania kenakan cukup lancip juga keras.
"Aaawww.. kasar banget lo ya jadi perempuan!" erang Randy seraya meringis kesakitan.
"Hahahahaha rasain lo! Kalau lo berani ngelakuin hal gila itu lagi didepan orang banyak, gue gak akan segan-segan ngelakuin hal yang jauh menyakitkan lagi dibandingkan ini!" ucap Tania seraya hendak berlalu.
Namun lagi-lagi Randy kembali mencekal lengan Tania seraya kembali menariknya dengan kasar. Randy naikkan satu lengan Tania diatas kepalanya sehingga hal itu membuat posisi wajah Randy dan Tania menjadi semakin dekat saat ini. Tania tak berdaya sebab memang sudah jelas jika tenaga Randy jauh lebih besar dari dirinya. Hingga kini bibir Randy yang semakin mendekati bibir Tania membuat Tania merasa begitu takut jika Randy akan kembali melakukannya.
"Ran lo mau apa! Jangan gila ya lo Ran!" desis Tania dengan kedua bola mata yang membulat.
Randy tak mengindahkannya seraya semakin mendekatkan bibirnya juga meyeringai nakal sehingga membuat Tania semakin terintimidasi olehnya.
"Ya ampun ternyata disini tho kalian. Mama, Papa dan Mommy, Daddy kalian sudah pada cariin kalian tau.." Renata yang baru saja tiba membuat Randy melepaskan Tania seraya keduanya mencoba untuk bersikap seolah tak terjadi apa-apa.
"Ya Ampuuuun pada gak sabaran baget sih kalian, sampai-sampai cari tempat sepi segala, hehehehe," lanjut Renata yang sungguh membuat Randy dan Tania begitu merasa malu saat ini hingga kedua wajah mereka terlihat begitu memerah dan tak mampu berkata.
"Lho kok malah jadi bengong sih kalian. Udah ayok Ran gandeng Tania kedepan," suruh Renata.
"Oh iya Kak." Jawab Randy seraya menggandeng jemari Tania.
Setelah Renata sudah tak lagi berada dihadapan mereka, dengan kasar Tania melepaskan genggamam jemari Randy. Randy pun hanya diam sebab ia mengerti jika saat ini Tania sedang begitu berusaha menahan amarahnya. Setibanya di tempat pesta, orangtua mereka kembali memanggil mereka. Dan ternyata mereka akan memberikan sebuah pengumuman yang akan mengejutkan keduanya. Karena tanpa sepengetahuan Randy dan Tania, orangtua mereka telah menentukan sebuah tanggal untuk pelangsungan pernikahan mereka nanti.
"Ini dia yang kita cari-cari akhirnya datang juga," sapa Papa dengan wajah yang begitu sumringah. Sedangkan kini Tania dam Randy tengah berusaha tersenyum kepada mereka.
"Maaf jadi repot mencari kami, memangnya ada apa ya?" tanya Randy.
"Jadi begini Ran saat kami saling berbincang cukup banyak tadi, kami sudah memiliki sebuah tanggal untuk pelangsungan pernikahan kalian setelah ini," jelas Daddy seraya tersenyum. Dan sungguh hal itu terasa sangat menusuk hati Tania juga Randy.
"Tanggal pernikahan?" tanya Tania dan Randy bersamaan.
"Iya Nak benar. Tanggal pelaksanaan pernikahan kalian nanti," jawab Mama.
"Iya sayang. Kami telah memutuskan untuk melangsungkan pernikahan kalian tiga hari lagi. Terhitung sejak hari ini," Imbuh Mommy Randy.
"No!" Tolak Tania dan Randy secara bersamaan. Dan hal itu membuat kedua orangtua mereka terbahak cukup keras melihat ekspressi penolakan dari mereka berdua.
Randy dan Tania pun kini saling pandang dengan tatapan yang begitu menyimpan dendam.
"Kenapa tidak Ran, Tan? Apa kalian merasa belum puas ya menikmati masa pacaran kalian?" tanya Daddy.
"Bukan seperti itu Pa. Tapi karena memang kami belum siap saja untuk berumah tangga," jawab Randy.
"Benar apa yang Randy bilang Om. Karena usia kami masih sangat muda dan kami juga baru saja menikmati jabatan kami masing-masing dalam dunia kerja," imbuh Tania.
"Iya benar. Usia kami ini baru saja menginjak dua puluh tiga tahun. Dan diusia ini akan menyulitkan kami untuk saling memahami juga membangun satu sama lain," imbuh Randy lagi dan Tania mengangguk setuju.
Kini Papa mulai bertepuk tangan seraya tersenyum lebar kepada keduanya.
"Barusan ini kalian sedang saling memahami juga membangun opini kalian lho. Dan kalian juga saling setuju dengan pendapat kalian masing-masing. Jadi sepertinya kalian tidak perlu lagi mengkhawatirkan hal itu," jelas Papa Tania yang semakin membuat Tania juga Randy semakin tersudutkan.
"Benar apa yang Papamu ini katakan Tania. Karena kalian ini sama-sama cerdas juga memiliki kemampuan yang cukup baik dalam bidang kalian masing-masing. Jadi kami yakin jika pernikahan kalian ini memang harus segera dilangsungkan," imbuh Daddy.
Jika keduanya telah beranggapan juga memiliki ketetapan, maka memang itu sudah menjadi keputusan yang final. memang sudah mutlak dan tak bisa lagi untuk diganggu gugat. Hingga kini pada akhirnya hanya sebuah anggukkan setuju yang dapat mereka berikan. Meski sebenarnya batin mereka selalu saja menolak juga tak berniatan sedikit pun untuk dapat menerimanya. Namun lagi-lagi hanya sebuah kepasrahan yang ada. Dan kini mau tak mau mereka harus mampu menjalani sebuah pernikahan dan membangun bahtera rumah tangga yang pastinya akan penuh dengan sandiwara juga luka dihati mereka nantinya.
Melihat tanggapan setuju dari keduanya, membuat orangtua Tania juga Randy semakin merasa bahagia juga bersyukur, sebab nantinya sudah pasti putra dan putri mereka akan terbebas dari segala macam pemberitaan miring di media juga nama baik keluarga mereka tak diragukan dan akan menjadi sebuah konsumsi publik.
Kini mereka pun saling bersulang untuk merayakan kebahagiaan mereka. Seraya menikmati kemeriahan pesta. Sebab memang ada hiburan musik dari band yang cukup terlenal disana, sehingga membuat acara semakin penuh kebahagiaan juga meriah. Sedangkan kini, Tania dan Randy masih saja termenung meratapi nasib mereka yang selanjutnya tidak akan terdeteksi akan seperti apa. Apakah mereka berdua akan sanggup untuk bertahan. Atau pun salah satu dari mereka akan menyerah dan berpisah sebelum waktunya.
Keluarga Tania dan Randy serta para tamu undangan masih saja masih ingin berlama-lama dan tetap menikmat meriahnya pesta. Sedangkan Tania dan Randy semakin merasakan muak ketika tanpa sengaja tatapan mata mereka saling bertemu. Mereka pun hanya mampu menunggu hingga pesta benar-benar usai malam ini. Saat keluarga Randy mulai berpamitan kepada keluarga Tania, sungguh membuat Tania dan Randy semakin malas untuk saling mendekat. Karena artinya mereka harus kembali bersandiwara didepan keluarga mereka nanti.
Setelah mengucapkan salam perpisahan mereka. Tania juga Randy menyalami dengan takzim punggung tangan kedua orangtua mereka. Hingga kini giliran Randy dan Tania yang kembali berhadapan dengan Tania. Dengan lembut jemari Randy memegang jemari Tania seraya mengecupnya hangat. Sungguh hal itu membuat darah Tania berdesir seketika karena perlakuan lembutnya. Begitu pun dengan Randy yang mulai merasakan ada getaran yang berbeda dikala ia menyentuh Tania dengan hati. Namun lagi-lagi keduanya kembali teringat jika semua yang mereka lakukan tak lebih dari sebuah sandiwara semata.