Tania kembali kekamarnya dengan perasaan yang tak menentu. Karena hari ini untuk pertama kalinya ia merasakan sebuah ciuman dari seorang laki-laki. Meski pun ia tak pernah tahu apakah pada malam itu Randy pernah melakukan hal yang sama kepadanya atau bahkan lebih. Kembali Tania pandangi dirinya didepan cermin dengan tatapan yang nanar.
"Ya Allah. Apa aku masih perawan? Apa aku ini masih suci? Aku gak mau hamil diluar nikah. Aku juga gak mau mengandung janin dari benih seorang laki-laki yang sombong dan gak punya hati itu. No God! No I can't!" monolog Tania seraya menggelengkan kepalanya.
Dan kini Tania mulai memiliki ide untuk membeli sebuah alat tes kehamilan agar ia dapat dengan segera mengetahui kebenarannya.
"Yes right testpack. Kayaknya aku memang harus beli tespack untuk memastikan semuanya. Karena Randy juga yakin betul kalau dia gak sampai nodain gue. Okkay besok pulang kerja gue harus beli alat itu." lanjutnya lagi seraya mulai beranjak dari duduknya.
***
Sedangkan Randy, setibanya di hotel Randy segera merebahkan tubuhnya. Mengingat-ingat setiap moment intensnya bersama Tania yang entah mengapa selalu saja berhasil membuatnya terpesona padanya. Namun lagi-lagi Randy tetap berusaha untuk memungkirinya juga berharap jika tidak ada perasaan apapun diantara mereka. Karena bagaimanapun juga Tania yang telah membuat dirinya tak lagi memiliki kesempatan untuk kembali ke Indonesia dan mengejar cintanya. Yakni cinta pertamanya kepada seorang gadis yang bernama Syakilla Viona Assyfa. Seorang gadis yang sudah sejak lama begitu ia kagumi. Namun tak akan pernah dapat ia miliki.
Sejak lulus kuliah, Randy memang memilih untuk tinggal sendiri disebuah hotel. Sebab ia yang merasa tak tahan jika harus tinggal satu rumah dengan Daddynya yang begitu tempramental juga egois. Sehingga tak jarang Randy memdapatkan perlakuan kasar darinya sebab sebuah kesalahan yang pernah ia perbuat. Kembali Randy pandangi foto Syakilla yang masih ia simpan diponselnya. Namun lagi-lagi ia hanya mampu menelan kasar salivanya seraya kembali berusaha melupakan semua tentang Syakilla.
"Please bantu aku untuk melupakan Syakilla Tuhan! Please bantu aku untuk dapat ikhlas menerima semua ini! Aaaaaaaargh!!!" umpat Randy seraya mengacak rambutnya.
***
Mulai hari ini Tania sudah dilarang oleh sang Papa untuk pergi ke kantor. Sebab memang ia yang sebentar lagi akan segera menjadi seorang pengantin tidak diperkenankan untuk pergi kemana-mana. Sesuai dengan adat istiadat dan budaya dari Papanya yang keturunan jawa tulen itu. Dan Tania putuskan untuk membeli testpack secara online. Selama dirumah, Tania lebih sering menghabiskan waktu dikamarnya sebab memang ia yang tak memiliki hasrat untuk bertemu dengan siapapun itu termasuk sang Mama. Karena hingga kini ia masih mengunci pintu kamarnya tanpa keluar sekali pun. Kebetulan hari ini orangtua Tania memang sedang ada keperluan bersama dengan orangtua Randy seharian nanti. Bahkan disaat Lily sudah beberapa kali mencoba untuk meminta Tania membuka pintunya tak sekali pun Tania membukakannya.
Tok..tok..tok..tok..tok..
"Tania please, don't you do this again. I don't want anything bad happen to you. Please trust me Tania. Everything is gonna be okkay.
"You promised me that you won't give up easily and will become a strong woman. I believe it Tania. I want you to stick to your stance and will don't like this again.
"Please open the door now Tania. listen to me Tania. I support you and I also promise that I will always be there for you. Please!!!
"Okkay Tania. I will keep waiting for you here until you are willing to open your door. Your parents have entrusted you to me, so that I can take good care of you. so I also promised to do my best. Because now, you are my responsibility." ucap Lily panjang lebar seraya terus berusaha membujuk Tania.
Tania yang mendengarnya dari dalam pun mulai merasa iba dengan Lily yang sejak pagi terus saja berusaha mengetuk pintu Tania agar ia bersedia membukakannya. Dengan perlahan Tania mulai mendekati pintu kamarnya seraya membukanya.
Melihat Lily yang kini tengah terduduk lesu didepan pintu kamarnya dengan semangkuk bubur sarapan segelas s**u hangat juga sebuah paket yang sudah pasti berisi testpack. Membuat Tania semakin merasa bersalah akan sikap kekanak-kanakannya. Tania peluk erat-erat tubuh Lily seraya kembali terisak dalam peluknya.
"Lily forgive me please. Please forgive my childish attitude. I'm fragile Lily. I swear I'm feeling very vulnerable right now. Hiks..hiks.." isak Tania dalam peluknya.
Lily mulai melepaskan pelukan Tania dengan perlahan. Dan kini ia rengkuh kedua bahu Tania.
"You don't need to apologize to me Tania. Because I know what the current situation and condition is like. but please don't give up and please let me feed you okkay. I don't want you to be sick. your family will surely be sad if you're sick. stay strong okkay," ucap Lily lagi dan Tania pun kembali mengangguk pasti.
Dengan bersemangat Lily mulai menyuapi Tania bubur buatannya. Lagi-lagi Tania pun merasa begitu beruntung juga bersyukur karena ia memiliki seorang asisten rumah tangga yang lebih sayang kepadanya melebihi Kakak kandungnya sendiri. Sebab saat ini Tristan sudah memiliki rumah pribadi yang ia tinggali bersama Renata. Sehingga akan begitu sulit bagi Tania untuk mencurahkan segala keluh kesahnya kepada sang Kakak.
Setelah selesai Tania menyantap sarapan pagi yang ia makan disiang hari ini, Tania segera pergi ke toilet untuk menggunakan testpack yang telah ia beli itu. Beruntungnya Lily tak menanyakan soal paket yang ia terima. Dengan mengucap basmalah seraya terus berdoa Tania berharap jika hasilnya akan negatif.
Bismilahirrohmanirrohim. Ya Allah please negatif Ya Allah Pleease.. doa Tania seraya memejamkan kedua bola matanya.
Dengan perlahan Tania mulai membuka kedua bola matanya. Dan senangnya buka main saat ia dapati hanya ada satu garis disana.
Ya Allah Negatif. Aaaaaa Alhamdulillaaaaah. Akhirnyaaa gue tau kalau gue gak benar-benar udah di nodai sama laki-laki yang ngeselinnya tingkat dewa ituuuu. Thanks God Im feeling so happy right now.. pekik Tania penuh kebahagiaan juga kelegaan. Sebab ternyata memang Randy tak melakukan hal diluar batas itu kepada Tania. Hingga kini ia dapat bernapas lega juga tak lagi harus mengkhawatirkan soal kesucian dirinya.
Setelahnya Tania putuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya yang beberapa kali terlantar. Agar ia mampu untuk mengusir semua kejenuhan pada dirinya juga melupakan setiap masalahnya. karena ia tak dapat fokus untuk mengerjakannya. Sebab semua menjadi berantakan karena otaknya yang sudah dipenuhi dengan masalahnya dengan Randy.