Bingung

1007 Kata
Tania dan Randy yang masih berdiri didepan kursi mereka masing-masing hanya mampu melempar senyuman satu sama lain dan mebcoba untuk bersikap biasa saja. "Kenapa masih berdiri saja? Ayo Nak, sayang silahkan duduk," pinta Mama. "Iya Ma," jawab Tania dan Randy bersamaan dan kini Randy mulai menyiapkan tempat duduk untuk Tania. "Makasih ya," dengan senyuman manis Tanian mendudukinya seraya mengucapkan terimakasih kepada Randy. "Sama-sama sayang," jawab Randy seraya membelai kepala Tania dengan lembut. Dan sungguh hal itu membuat bulu kuduk Tania meremang seketika. Kini Tania mulai mengambilkan makan malam untuk Randy. Menu makan malam kali ini adalah beef steak dan mushed potato. Yakni salah satu menu favorite Tania. "Ayo silahkan dimakan," ucap Papa setelah mereka membaca doa bersama. Dan mereka semua mulai menyantapnya. "Ran, menu makan malam ini itu salah satu menu favorite istri kamu lho," beritahu Mama. "Oh ya? Randy juga suka sekali memasak beef steak Ma. Karena Daddy juga suka. Tapi kalau untuk makannya sih kurang," jawab Randy. "Wah berarti Tania beruntung dong ya bisa dimasakan beef steak sama suaminya sendiri hehe," ucap Papa seraya tersenyum kepada Randy juga Tania. Dan kini, Randy kembali memulai sandiwaranya dengan merangkul bahu Tania seraya tersenyum lebar hingga gigi putihnya yang rata itu tertampang sempurna. "Justru aku yang merasa lebih beruntung Ma, Pa, Kak. Memiliki seorang istri yang secantik juga sehebat Tania. Karena Tania aku mampu menjalani hidupku jauh lebih baik lagi," ucap Randy dengan lembutnya. Yang kembali mampu membuat darah Tania berdesir hebat juga terpesona olehnya. Walau ia tahu jika semua yang Randy katakan sudah pasti hanya kebohongan belaka. "Syukurlah, kami merasa lega sekaligus bahagia jika begitu Nak Randy. Artinya, selama hidup bersama kamu Tania sudah tak lagi menjadi seorang perempuan yang manja," ucap Papa. "Mama juga ikut senang Nak jika begitu. Tapi memang sejak dulu Tania ini adalah seorang anak yang tak mudah menyerah juga gak manja-manja banget kok," imbuh Mama. "Iya Ma benar. Justru Tania yang sering memanjakan Randy," puji Randy lagi. "Oh ya? Gak cuma urusan ranjang kan Ran? Dapurnya gimana?" goda Tristan. "Yang jelas kedua-duanya Kak. Walaupun yang diranjang masih malu-malu," jawab Randy yang sontak membuat mereka semua tergelak. Sedangkan Tania sedang bersungut kesal seraya mencubit pinggang Randy dan menatapnya tajam. Sedangkan Randy hanya menahan rasa sakitnya seraya mengedipkan satu matanya. Setelah makan malam selesai. Kini Papa juga Mama Tania mulai mengutarakan maksud mereka mengundang Tania juga Randy malam ini. Karena sebenarnya, Mama dan Papa Tania sudah menyiapkan persiapan lengkap honeymoon mereka ke London Inggris. Ingin rasanya Tania juga Randy berteriak tidak saat Papa mengutarakannya. Namun mereka tak punya daya sebab semua telah dipesan juga dipersiapkan dengan matang. "Tapi Pa, setahu Randy lusa itu kan Randy ada rapat dengan Daddy di LA. Dan sepertinya rapat besar itu tidak bisa diwakilkan," ucap Randy hati-hati. "Iya Pa benar. Tania juga sudah ada jadwal penting sama Jennifer dan Sienna Karena kami sudah janjian mau ajak Jennifer berlibur ke Bali," imbuh Tania. "Randy, untuk rapat besar itu kamu tenang saja. Karena Daddymu dengan Papa sudah mengatur semuanya. Dan kamu Tania, kalian ini kan pengantin baru, ya masa kamu mau ninggalin suamimu dan memilih untuk berlibur dengan orang lain," jelas Papa. "Tapi Pa, apa Papa yakin jika meeting akan berjalan dengan lancar? karena Randy sudah menyiapkan konsep presentasi terbaru ala Randy yang belum tentu mereka yang menggantikannya akan mampu untuk mempresentasikan apa yang telah Randy rancang," jelas Randy dengan percaya dirinya sebab memang apa yang Randy katakan itu ada benarnya. Namun Papa tetap bersikukuh juga berusaha keras agar acara honeymoon mereka taj akan gagal lagi. "Papa yang akan menggantikan kamu Randy. Apakah kamu tidak mempercayai kemampuan Papa jika Papamu saja sudah setuju," "Oh My God jadi Papa?" tanya Randy dan Papa mengangguk Pasti. "Ya kalau Papa sih Randy setuju-setuju saja Pa. Karena kan Papa itu sudah jauh lebih profesional dari Randy," lanjut Randy yang merasa malu. "Tapi Pa, honeymoon kami gak terlalu lama kan?" tanya Tania yang mulai gelisah. "Tidak kok sayang, cuma tiga hari saja. Jadi ya kantor pasti aman-aman saja kok," jawab Papa dengan santainya. Sedangkan Tania tak mampu membayangkan jika selama tiga hari mereka harus kembali berbagi kamar selama mereka berada di London nanti. "Apa tiga hari itu gak terlalu lama Pa? Bagaimana jika dua hari saja sudah cukup?" pinta Randy. "Papa mengerti kok jika kalian masih saling malu-malu begini. Karena kalian menikah juga sebab sebuah perjodohan. Tapi sudah lah Ran, Papa kan sudah bilang jika semuanya akan baik-baik saja. Kalian cukup nikmati moment kebersamaan kalian dengan baik. Agar kalian segera memberikan cucu untuk Kami," jelas Papa. "Iya Tan, Ran. Biar kalian cepat-cepat susul kita," imbuh Renata yang kini usia kandungannya sudah memasuki bulan ketiga. "Setelah ini kesibukan dari kalian masing-masing juga akan menjadikan jarak diantara kalian. Sebab akan begitu sedikit waktu bagi kalian untuk saling dekat. So saran Kakak sih jangan sia-siakan kesempata ini," ucap Tristan yang cukup serius. Lagi-lagi keduanya pun hanya mengangguk pasrah seraya menyetujui permintaan mereka. Sebab permintaan yang kali ini memang sudah direncanakan dengan sedemikian rupa untuk segalanya. Sehingga jika mereka masih terus bersikeras untuk menolak, maka hanya akan menyakiti kedua orangtua mereka nantinya. Setibanya di apartemen Tania terus saja mondar-mandir diruang tamu berusaha mencari jalan keluarnya. Sedangkan dengan Randy, kini ia tengah berusaha mencari-cari cara agar ia bisa benar-benar dibutuhkan dengan rapat yang akan berlangsung lusa. Namun nihil, ia tak mampu menemukan jalannya. Sebab Daddy ang sudah berpesan kepada semua karyawannya untuk tidak melibatkan Randy dalam rapat besar kali ini. Sebab sebebarnya, kedua orangtua Randy juga Tania telah mencium gelagat tidak adanya keharmonisan didalam keluarga kecil mereka. Sudah terlihat dari respon keduanya yang menolak secara mentah-mentah mengenai perjodohan mereka. "Tan! Bisa gak sih lo berhenti mondar-mandir disana! Bikin gue makin pusing aja tau gak lo!" bentak Randy yang kembali merasa emosi. "Emang lo pikir cuma lo doang yang pusing! Gue juga tau gak! Karena sudah pasti, nantinya orangtua lo bakalan kirim-kirim bodyguard, mata-mata dan sejenisnya untuk mengawasi dan lindungin kita! Gue gak bisa Ran kalau gue harus terus pura-pura terlalu lama didepan banyak orang! Apalagi selalu satu kamar sama orang yang keras kepalanya gak karuan kayak lo!" jelas Tania panjang lebar.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN