Hilangnya El-Doramu

1724 Kata
Loto dan kudanya melaju dengan sangat kencang, kadang ia menurunkan sedikit kecepatan kudanya ketika melintasi jalanan terjal bergunduk, aliran sungai, jembatan kayu, dan oasis pepohonan atau hutan-hutan kecil, kemudian langsung melaju dengan cepat kembali ketika sudah berada di jalanan luas tanpa hambatan. Loto merasa dikejar waktu dan harus sampai tepat waktu di bukit Mimahiavo di Idaho untuk Wakalyapi Langit atau kain Kisa itu. Akan tetapi Loto melihat kuda kesayangannya yakni El-Doramu mulai kelelahan. Loto sudah jauh meninggalkan kawasan Rodeo County. Kini mereka sudah berada sekitar 40 km jauhnya dari Memento, mungkin sudah memasuki wilayah distrik Risscolt di jalan 76 Phineahem Road. Loto menghentikan laju kudanya dan seketika turun. Loto dapat merasakan betapa lelahnya El-Doramu saat ini. "Kau lelah? Ya, aku tahu. Kau tidak banyak mendapatkan asupan makanan sejak aku membawamu karena aku pergi terlalu terburu-buru. Kau biasanya kuda yang kuat dan tak kenal lelah. Maafkan atas kecerobohanku El-Doramu. Sekarang ayo kita cari kota terdekat. Kita akan sewa Losmen sementara untuk mengistirahatkanmu. Aku sepertinya harus membelikanmu pakan yang lebih sehat seperti yang biasa Nihima berikan untukmu. Kau tidak boleh sembarang makan rumput atau apapun, sejak dulu itu selalu mengganggu pencernaanmu." Kuda itu mengikik nyaring seakan mengerti apa yang Loto katakan. Loto menyeret pelan El-Doramu. "Ayo, semoga saja di depan sana ada kota kecil yang menyediakan losmen. Aku juga perlu tempat untuk mengambil wudhu bersih dan melakukan Sholahah Eetema." Maksud Loto adalah sholat Dzuhur dalam bahasa Quopas. Cukup jauh Loto berjalan kaki di tengah teriknya matahari padang gersang. Hanya ada kaktus demi kaktus dan pohon Brutus. Loto sebenarnya bisa menaiki El-Doramu kembali hingga ia bisa menemukan kota terdekat, hanya saja Loto tak ingin lagi menyiksa kudanya. Jika orang lain, maka mereka tidak akan berpikir dua kali untuk capek-capek berjalan kaki padahal ada seekor kuda di sampingnya. Tapi tidak untuk Loto, baginya El-Doramu sudah sangat lelah. Loto tak ingin lagi memporsir dan memanfaatkan El-Doramu. Walau dirinya hanya seekor hewan, tapi Loto diajarkan untuk senantiasa selalu berkasih sayang dengan sesama makhluk hidup termasuk juga hewan. Mereka juga punya perasaan dan bisa merasakan letih ataupun sakit. Loto memahami itu dengan baik. Nihima telah menanamkan nilai-nilai kerahiman atau kasih sayang tersebut pada Loto sebab nilai itu merupakan salah satu nilai fundamental dalam kepercayaan yang dianut oleh Nihima yakni Islam. Loto akhirnya menemukan sebuah kota kecil berpopulasi 200an orang. Loto memeriksa ke dalamnya apakah disana ada sebuah Losmen yang bisa ia sewa. Setelah memasuki kawasan kota kecil bernama Marfolock tersebut, akhirnya Loto menemukan sebuah Losmen sewaan murah. Disitu ia bisa mandi dan menunaikan sholat Dzuhurnya sekaligus membeli pakan kuda terbaik bagi El-Doramu untuk perjalanan panjang mereka. Loto menyewa sebuah kamar agak reot dengan decitan disana sini ketika menginjakkan kaki dikarenakan papan-papan lantainya yang sudah renggang dan b****k. Memangnya apa yang bisa diharapkan dari Losmen murah dengan biaya setengah harga Losmen di kota besar. Tak masalah bagi Loto, toh dirinya juga takkan bermalam disana. Sesudah Ashar Loto akan melanjutkan perjalanannya kembali. Setelah selesai mandi dan menunaikan sholatnya, Loto pergi keluar sebentar untuk mencari pakan kuda. Dirinya berharap pakan kuda kelas 5 akan dijual disana walau Loto tidak begitu yakin akan menemukannya di kota kecil seperti itu. Marfolock hanya memiliki sekitar tiga buah peternakan yang menjual pakan. Beruntung bagi Loto, salah satu toko mereka menjual pakan kelas 5 yang dia cari. Pakan terbaik gabungan antara saripati bunga Romesh kering, minyak zaitun, dan barli sereal yang dicampur daging coyote, adalah komposisi dari makanan pakan kuda penuh nutrisi tersebut. Itu akan memberikan energi dan asupan gizi yang baik untuk vitalitas El-Doramu nantinya. Loto membeli dua karung berukuran sedang sebagai persediaan. "Kau membelikan pakan terbaik dan mahal untuk kudamu nak," ucap sang penjual. "Jarang sekali ada pemilik kuda yang memilihkan pakan kelas 5 untuk kudanya disini kecuali mereka yang berasal dari kota. Kau pasti salah satunya. Orang-orang disini lebih senang memberikan pakan kelas 3 biasa karena mereka pikir kuda tetaplah seekor kuda, mau pakannya murah ataupun mahal, bagi mereka itu sama saja. Kau jelas bukan orang sini. Kau datang darimana?" "Aku ... emm, aku berasal Vehaaruio paman. Aku datang dari Clark County." "Oh ya, jauh juga ternyata sampai kau datang kemari. Sedang mau kemana?" "Ke perbukitan Mimahiavo paman, dekat perbatasan Humboldt." "Oke, baiklah, tujuanmu juga begitu jauh. Maaf jika aku banyak tanya. Aku bersyukur kau membeli dua stok pakan ini. Soalnya sudah lama tidak ada yang membelinya. Aku merasa rugi membeli pakan kelas 5 ketika orang-orang disini tak ingin mengeluarkan uang ekstra untuk kuda kesayangan mereka. Dua karung yang kau beli itu adalah stok terakhir disini, dan aku tidak akan membelinya lagi. Peminatnya hampir tidak ada. Masyarakat kota ini pelit sekali," "Begitu ya paman." Loto mengangguk. "Oh ya, dari kota ini, adakah jalan pintas atau jalan yang aman dilalui untuk menuju Churchill paman?" "Ya ada. Dari jalan besar disini, kau belok saja ke kiri menuju sabana luas Cost Ruborn. Nah dari sana kau bisa jalan menuju Pershing, Churchill, ataupun Carson City. Kau harus melewati satu-satunya kota di ujung sana yang berada di dekat lereng—Reagel Town. Itu kota besar di kawasan ini nak. Itu jalan satu-satunya yang membelah lembah disini." "Aku tahu Reagel Town paman. Bagus kalau begitu. Kuucapkan terima kasih." "Anak muda, kau orang baik, jadi kuperingatkan untuk jaga baik-baik barangmu selama disini, soalnya orang-orang disini memiliki keahlian khusus yang terkenal hingga ke tempat lain. Marfolock tidak hanya dikenal sebagai kota peternakan dan pemintal, tetapi juga punya reputasi lain. Intinya kau berhati-hati saja selama disini. Jaga barang-barang berhargamu." "Maksudnya apa paman?" Loto merasa bingung. "Begini nak, disini di tempat ini banyak sekali pencuri dan jambret, jadi jaga baik-baik dompet dan tempat uangmu." Ucap pria baik tersebut berbisik. "Aku merasa kasihan padamu jauh-jauh datang kemari jadi kuperingatkan terlebih dahulu. Reputasi tempat ini tidak begitu baik bagi pelancong dari luar seperti kalian." "Oh jadi begitu. Terima kasih paman, akan kuingat." Loto tersenyum kemudian beranjak pergi dari sana dengan membawa karungnya. Loto menghampiri El-Doramu yang diparkirnya di sebelah Losmen tapi alangkah terkejutnya Loto ketika mendapati kuda kesayangannya itu telah hilang, tak ada di tempatnya. El-Doramu tidak ada di tempat dimana tadi Loto mengikatnya. Loto masuk ke dalam Losmen untuk kemudian menanyakan kepada wanita sang pemilik Losmen tersebut kemana kuda yang tadi diikatnya. Wanita itu mengatakan ia tidak tahu menahu urusan kehilangan kuda Loto, dan bahwa itu bukanlah termasuk tanggung jawabnya. Sang wanita pemilik Losmen bersikeras tak ingin bertanggung jawab sama sekali atas kehilangan Loto. Losmen tersebut memiliki sebuah bar kecil tepat di depan dekat dengan pintu masuk. Semua yang ada disana menatap Loto yang kebingungan tatkala kehilangan kuda kesayangannya. Beberapa pria yang ada di bar kecil disana malah tertawa melihat betapa risaunya Loto kehilangan kudanya. "Sepertinya ada satu orang asing malang lagi yang kehilangan benda berharganya." Ucap seorang pria paruh baya. "Orang-orang kita disini sulit dikasih tahu untuk tidak melakukan hal itu lagi. Pantas saja kota ini jarang dilalui oleh pejalan dan perantau." "Hei anak muda, relakan saja kudamu. Anggap saja sudah hilang." Ucap seorang pria lagi. "Relakan, enak saja." Sahut Loto marah. "Benar. Kudamu sudah dicuri orang, oleh sekelompok pencuri yang memang banyak tinggal di kota ini. Kau takkan bisa mencari kudamu lagi. Jaga saja barang-barangmu yang belum hilang dan cepat pergi dari sini. Kota ini sama sekali tidak ramah bagi perantau seperti kalian." "Benar sekali, lupakan saja. Itu hanya seekor kuda. Aku turut prihatin untukmu anak muda. Sebaiknya kau cepat pergi dari sini dan lupakanlah soal kudamu itu." "Tidak! Aku harus menemukan kuda itu. Itu kuda kesayanganku dan ayah Nihima. Dia sudah seperti keluarga bagi kami. Mana bisa aku membiarkannya hilang!" "Terus apa yang bisa kau lakukan? Kau takkan mungkin bisa menemukan mereka. Para pencuri itu memang berasal dari kota ini, tapi kami tidak tahu siapa yang telah mencuri kudamu. Itu bisa siapa saja. Kudamu pasti disembunyikan di suatu tempat atau mungkin sudah langsung dijual." Loto seketika bergegas keluar Losmen. Dia berjalan dengan terburu-buru menyusuri seluruh kawasan di tempat tersebut untuk menemukan El-Doramu. Hasilnya nihil, kemanapun Loto mencari dia tetap tidak melihat El-Doramu. Loto tak bisa menemukan kudanya. Loto merasa sangat kesal dengan tingkah para pencuri di kota tersebut. Loto sudah hampir putus asa dibuatnya. Kemana lagi dia harus mencari kudanya? Tempat ini memang tidak terlalu luas, tapi sulit sekali menemukan El-Doramu. Kuda itu pasti disembunyikan atau dibawa ke suatu tempat. Loto mencari sambil bersiul, karena kebiasaan El-Doramu akan datang menghampiri Loto ketika ia bersiul. Tetapi cara itu juga percuma. El-Doramu tidak datang menghampirinya. "Ini sia-sia. Kemana para pencuri itu membawanya? Kemana lagi aku harus mencari?" gumam Loto benar-benar sudah putus harapan. Jika kuda biasa dia bisa dengan mudah merelakannya, tapi ini kuda istimewa. El-Doramu sudah dipelihara oleh Loto dan Nihima sejak ia dilahirkan dari kandangnya. El-Doramu merupakan anak dari kuda betina Nihima bernama Inish. Loto menjadi dilema sekarang. Akankah ia harus mati-matian mencari El-Doramu sampai ketemu? Dengan resiko bahwa dirinya takkan sempat tiba tepat waktu di Mimahiavo dan malah keduluan oleh Magniseven yang juga mengincar kain Kisa itu. Loto juga tak bisa membiarkan itu terjadi. Bagaimanapun Nihima sudah mempercayakan tugas penjagaan Wakalyapi Langit pada Loto. Tak bisa Loto biarkan kompl0tan pembunuh Nihima akhirnya berhasil mengambil dan memilikinya. Loto tidak ingin kematian Nihima menjadi sia-sia. Loto juga merasa bahwa dengan datang tepat waktu di gua Elfort Mass di Mimahiavo, akan membuatnya bisa bertemu dengan MagniSeven. Itulah yang diinginkan oleh Loto. Bertemu dengan para Koboy pembunuh Nihima. Keinginan yang begitu kuat untuk bisa dapat membalas dendam, itulah yang dirasakannya. Tak peduli bagaimana caranya Loto akan menghadapi para Koboy itu andai mereka benar-benar bertemu. Loto belum memikirkan jauh sampai kesitu. Dia juga tidak memperdulikan hal itu. Satu-satunya yang dia pikirkan saat ini hanyalah bagaimana caranya ia bisa bertemu dengan para pembunuh Nihima dan membalaskam dendam kematian ayah angkatnya. Namun kini tujuan utama Loto tersebut harus terkendala dengan beberapa masalah lainnya, salah satunya dicurinya El-Doramu. Hilangnya El-Doramu membuat Loto kebingungan sekarang. Haruskah ia mengutamakan menyelamatkan Wakalyapi Langit agar tidak jatuh ke tangan MagniSeven, atau mencari El-Doramu terlebih dahulu dengan resiko dirinya akan terlambat mengamankan selimut Kisa itu. Akan tetapi tanpa El-Doramu pun Loto tidak akan berhasil tiba di Elfort Mass tepat waktu. Maka Loto sudah memutuskan akan mencari dan menemukan El-Doramu lebih dulu, bagaimanapun caranya. Kuda kesayangannya harus ditemukan. Di saat terdesak dan memerlukan penglihatan itulah biasanya tanpa sadar mata di sebelah kiri Loto menjadi bereaksi. Mata tersebut mulai memperlihatkan bayangan refleksi kejadian dari masa lampau, ketika para pencuri mengambil El-Doramu. Loto memegang mata kirinya sambil berkeringat. "Penglihatan aneh ini lagi. Keistimewaan atau malah kelainan macam apa ini?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN