Koboy Tak Terkalahkan

1847 Kata
Melihat Salamander Kid terjungkal dan terkapar akibat tinjuan keras Loto, Bapa Isaac berteriak untuk memerintahkan para pengikutnya yang lain agar menyerang dan meringkus Loto. Beberapa Koboy berlari dan langsung menyerbu Loto untuk mengeroyoknya. Adu jotos antara Loto dan beberapa orang itu tak terelakan. Loto dikeroyok oleh para Koboy tersebut laksana seekor singa yang dikepung oleh banyak pemburu. Loto bukanlah seorang pahlawan yang multi-skill. Dikeroyok oleh banyak pria sekaligus tetap merepotkan bagi Loto dan membuatnya hampir tak bisa menanganinya. Walau Loto sudah mampu mengatasi Salamander Kid sendirian, dikeroyok banyak pria adalah perkara lain. Loto dihajar, ditendang, dan diringkus. Loto berusaha keras melawan mereka yang mencoba melawannya. Semua orang yang melihat kejadian tersebut merasa terpukau dengan ketekunan Loto yang gigih melawan serangan banyak Koboy sekaligus terutama para MagniSeven yang juga sedang menyaksikan kejadian menarik itu di depan mereka. "Wah, wah, wah, tidak percuma kita ke Reagel Town dan mendapatkan tontonan menarik seperti ini." Ucap Konaki Mabble Rodrick. "Lihat pemuda itu. Dia berhasil melawan Koboy tengik bertubuh besar tadi sendirian, dan kini dia harus melawan banyak orang sekaligus." "Tidak setiap hari kita bisa menyaksikan kejadian seperti ini." Sahut Mackie Jacko sembari memakan paha daging bison panggang. "Kuakui ini sangat menghibur." Timpal River The Ontario. "Pria itu luar biasa gigih. Dia bisa menjadi Koboy yang tak terkalahkan dalam duel. Tubuhnya kecil tapi bisa menumbangkan yang besar hanya dengan tangan kosong. Aku tak pernah melihat orang seperti dirinya." Tegasnya. Jarang sekali River The Ontario mau bicara untuk sesuatu yang dilihatnya. "Pertarungan yang membosankan," gumam Falcon Zoldack dengan dingin. "Harusnya mereka semua memakai pistol, itu akan lebih menarik lagi. Duel sejati adalah dengan adu tembak. Itulah esensi seorang Koboy yang sebenarnya. Lelaki sejati bukan mereka yang mampu beradu tinju tetapi mereka yang mampu bertukar tembakan dan adu ketangkasan dalam menembak. Perkelahian tangan kosong seperti ini hanyalah permainan anak kecil dan para begundal, bukan permainan lelaki sejati." Falcon Zoldack rupanya memiliki pandangan lain. Ketika para anggota MagniSeven yang lain merasa tontonan itu menarik, Zeta malah terdiam ketika melihat Loto dari kejauhan. Pria yang dikenalnya sudah begitu lama bahkan sempat menjadi bagian penting dalam hidupnya, kini terlibat sebuah masalah besar hanya demi membela seorang wanita yang katanya adalah seorang mantan p*****r. "Ini benar-benar menarik kan, Zeta?" tanya Piscar Lowie, "andai ketua juga menyaksikan ini. Dia pasti akan menyukai pria itu. Mungkin ketua akan menawarinya untuk bergabung bersama kita menjadi MagniSeven. Eh, kalau jumlahnya delapan, maka namanya bukan lagi MagniSeven ya." Lowie tertawa. "Bukan lagi tujuh yang menakjubkan (Magnificent). Benar kan, Zeta?" Lowie melihat ke arah samping dimana Zeta berdiri. Lowie menyadari Zeta tidak menggubris kata-katanya dan hanya terpaku dengan apa yang dilihatnya. Pikiran Zeta benar-benar teralihkan. "Ada apa denganmu?" tanya Lowie. Zeta tersadar dari lamunannya. "Ah, apa katamu tadi?" "Kubilang pria di depan itu bisa menjadi bagian dari kelompok kita. Bagaimana menurutmu? Dia kuat, berani dan berjiwa besar. Lihat saja bagaimana dia sendirian melawan orang-orang disana. Dia tipe-tipe Koboy yang disukai oleh ketua Kadeto." Lowie mencoba kembali melirik Zeta. "Itu tidak mungkin," jawab Zeta. "Dia takkan cocok dengan kita. Dia seorang yang membela nilai-nilai kebenaran menurut dirinya, seorang pasifis. Sementara kita? Kita adalah kumpulan kriminal dan penjahat. Satu-satunya nilai yang melandasi setiap gerak dan tindakan kita hanyalah kejahatan. Merugikan orang lain untuk menguntungkan diri kita sendiri, itulah yang kita lakukan. Jelas dia takkan cocok bersama kita." "Kau berkata seperti itu layaknya kau bukan bagian dari tim saja." Sahut Lowie tersenyum dengan sangat misterius. "Kau kenapa? Apa kau sedang memikirkan sesuatu saat ini? Pikiranmu seolah teralihkan karena kejadian disini. Apa yang kau pikirkan Zeta?" "Tidak Lowie, tak ada yang kupikirkan." "Ayolah, aku sudah mengenalmu dengan sangat baik. Kau sudah seperti kakakku sendiri." "Sudah kukatakan aku tidak kenapa-napa Lowie," jawab Zeta. "Tidak ada yang salah denganku. Ayo, kita pergi saja dari sini. Pemandangan ini sungguh memuakkan dan tidak menarik lagi untuk ditonton. Tak ada gunanya bagi kita tetap disini dan melihat semua ini." Zeta mengajak Lowie untuk pergi dari sana. "Kenapa harus buru-buru? Santai saja dulu. Aku masih ingin menonton kelanjutannya Zeta. Aku penasaran apa yang akan terjadi dengan laki-laki itu. Ayolah, ini seru. Kenapa harus pergi?" "Ketua pasti sedang menunggu kita sekarang, ayo pergi Lowie." Ajak Zeta berjalan perlahan meninggalkan kerumunan. Sejenak Zeta menoleh ke arah Piscar Lowie. "Terserah jika kau masih ingin tetap disini, tapi aku akan pergi dan menemui ketua." "Baik, baik. Tunggu aku Zeta," sahut Lowie yang juga pergi mengikuti Zeta dari belakang. Sementara anggota MagniSeven yang lain di tempat yang berbeda masih betah melihat apa yang sedang terjadi. Mereka masih berada diantara kerumunan orang-orang yang menyaksikan. Keempat anggota MagniSeven itu masih ingin menyaksikan bagaimana nasib Loto yang harus berhadapan dengan banyak Koboy yang mengeroyoknya sekaligus. Loto terduduk, terbaring, dan kembali bangkit. Terus menerus seperti itu. Tak tahan melihat Loto dikeroyok, Michah berlari dan mencoba menarik tangan para pria yang melawan Loto. Salah seorang pria bernama Ted mengayunkan tangannya dengan sengaja hingga membuat Michah tertampar di pipi kanannya yang membuatnya terjatuh ke tanah. "Minggir kau...! Dasar penyihir! Jangan sesekali mengotoriku dengan menyentuhku." Ucap pria bernama Ted tersebut. Melihat Michah yang kembali kena tampar di pipi hingga ia terjatuh dan tersungkur ke tanah, Loto menjadi benar-benar geram. Kekhilafannya kembali muncul yang membuat energi tubuhnya seakan bangkit dan itu memicu Loto menjadi jauh lebih kuat lagi. Loto berteriak, ia kembali menghajar satu persatu pria yang mengeroyoknya. Loto meninju, menendang, menghindari serangan pria lainnya, hingga mengangkat tubuh salah satu pria yang menyerang lalu membantingnya dengan keras ke tanah. Sama seperti tadi ketika ia menghadapi Salamander Kid, kali ini Loto kembali dalam keadaan mengamuk secara brutal. Semua anggota MagniSeven nampak terkesan dengan kebangkitan Loto dan bagaimana dirinya bisa bangkit dari keterpurukan. Mereka semua nampak menikmati tontonan itu. "Pria itu hebat juga. Dia seakan kembali mendapatkan kekuatannya." Ucap River. "Heh, tipe orang yang akan semakin kuat dengan pemantik." Gumam Konaki. Sementara Mackie Jacko terus makan tanpa henti sembari matanya tak pernah lepas dari tawuran antara Loto dengan banyak pria tersebut. Falcon Zoldack yang tadinya terlihat tidak tertarik, menolehkan kepalanya dan ikut menyaksikan dengan serius. Tak peduli seberapa bencinya Falcon dengan perkelahian tangan kosong tanpa melibatkan senjata, dia nampak ikut terkesan dengan aksi mengejutkan yang Loto lakukan. "Ayo bertaruh kembali," ucap Mackie. "Apa pemuda itu akan berhasil menghadapi semua orang ini atau tidak? Aku pegang pemuda itu." "Hah, kalau itu aku juga pegang pemuda itu." Sahut Konaki. "Sudah nampak sekali dia akan menang dan bisa mengatasi para pecundang yang ada disana." "Aku juga memilih pemuda itu." Timpal River The Ontario. "Hah, untuk apa kita bertaruh kalau semuanya pegang pemuda itu?" sahut Konaki. "Ubah saja taruhannya. Kita tebak, mulai sekarang ... berapa banyak dari mereka yang akan mati dibunuh oleh pemuda itu?" tanya Konaki Mabble Rodrick kepada MagniSeven yang lain. "Aku mengenal orang-orang sepertinya." Sahut Falcon Zoldack bergumam. "Walau tampak kuat, dia sejatinya sangat lemah. Orang-orang seperti ini tidak akan mampu melukai lebih besar dari yang ia terima. Apalagi untuk membunuh. Pemuda itu takkan sanggup untuk membunuh bahkan untuk seekor semut sekalipun. Dia tidak seperti kita." Tegas Falcon Zoldack. Falcon Zoldack berkata benar, Loto memang berhati lembut dan takkan mungkin menyakiti siapapun. Falcon bisa membaca lebih dalam kepribadian Loto yang memiliki jiwa bersih yang takkan mudah mengotori hatinya dengan tindakan-tindakan di luar batas kemanusiaan. Tapi yang tidak diketahui oleh Falcon saat ini adalah, bahwa Loto sedang menyimpan sebuah benih dendam yang besar untuk mereka—para MagniSeven—yang akan terus dipupuk oleh Loto sampai dia bisa bertemu dengan mereka yang telah menghilangkan nyawa Nihima. Loto terus menghajar dan memukuli para pria yang mengeroyoknya terutama si Ted yang tadi dengan sengaja menampar pipi Michah, akan tetapi seorang pria akhirnya mengeluarkan pistolnya. Tindakan tersebut juga diikuti oleh para pria lainnya yang mana mereka semua juga sudah sangat tersudut oleh Loto yang mampu mengatasi mereka. Loto terdiam dan seketika menghentikan gerak pukulannya tatkala mengetahui salah satu dari mereka sudah mulai menodongkan moncong pistolnya ke arah dirinya yang diikuti oleh pria lainnya. Sekarang Loto benar-benar tak berdaya ketika banyak ujung bedil mengarah kepadanya. Michah terkejut, begitu pula para MagniSeven di tempat mereka. "Ini tambah menarik saja," ucap Konaki menghisap kuat batang rokoknya hingga hampir tersisa setengahnya saja dalam sekejap akibat saking kuatnya tarikan Konaki ketika merokok. "Akhirnya," gumam Falcon Zoldack. "Wah keadaan menjadi semakin seru, aku ingin lihat, bagaimana jadinya nasib pemuda itu sekarang." Ucap Mackie Jacko menghentikan sejenak aktivitas makannya. "Sekarang kau mau apa? Hah!? Ini bukan lagi pertarungan tangan kosong. Bersiaplah." Ucap pria yang pertama kali menodongkan pistol, langsung menembakkan pelurunya ke arah Loto. Refleks Loto langsung berguling dan berlari menghindari lesatan peluru yang ditembakkan. Lolos dari peluru yang satu, dihadang oleh peluru yang lainnya. Loto berlari memutar mencoba menghindari rentetan peluru yang mengincarnya. Peluru-peluru itu melesat di dekat kaki Loto bahkan hampir mengenai kepalanya. Semua orang yang menyaksikan itu mundur dengan drastis menjauhi area konflik Loto dan para Koboy yang melawannya. Sebagian dari mereka yang menyaksikan malah banyak yang lari karena ketakutan. Hanya sebagian saja yang masih berdiri dan tetap menyaksikan termasuk para anggota MagniSeven. Mereka tambah terkesan dengan aksi dan kelincahan Loto ketika menghindari semua peluru yang mengarah kepadanya. "Michah menjauhlah dari sini! Cepat!" pinta Loto berteriak sembari meminta Michah menjauh dengan isyarat tangan. Loto terus menghindar sekuat yang ia bisa. Saat ini belum ada satupun peluru yang berhasil mengenai tubuhnya. Sebenarnya hampir mustahil bagi seseorang bisa menghindar dari banyaknya peluru jarak dekat ataupun menengah yang melesat ke arahnya, akan tetapi Loto adalah pengecualian. Seperti biasa, di saat-saat paling terdesaknya, mata di sebelah kiri Loto bereaksi dan memberinya penglihatan atau gambaran yang melampaui dimensi ruang dan waktu sehingga Loto bisa tahu kapan, bagaimana, dan dimana peluru-peluru itu akan menyasar. Belum lagi citra penglihatan lima dimensi yang membuat Loto seolah-olah memahami bagaimana situasinya saat itu bekerja. Mata di sebelah kirinya tanpa Loto sadari telah kembali menyelamatkan hidupnya. Dari semua anggota MagniSeven yang sedang menyaksikan, hanya Falcon Zoldack yang menyadari keanehan gerak refleks Loto yang menakjubkan. Seolah-olah Loto dapat melihat dan membaca masa depan. Falcon mengenali sosok yang juga memiliki kemampuan yang sama. "Kemampuan dan gaya bertarungnya, seolah membuatnya dapat mengintip masa depan dan dimensi gerak lawan-lawannya." Gumam Falcon. "Persis seperti ketua." Perintah Loto agar Michah menjauh darinya dan pertarungannya belum juga dituruti oleh Michah. Sadar Michah tak mendengarkan suruhannya, Loto sengaja berlari menjauh agar Michah dan banyak orang yang ada disana tidak ikut tertembak atau menjadi terluka karenanya. Usaha Loto untuk menjauh ternyata tak ada gunanya. Loto tak bisa pergi dari sana karena salah satu pria terlihat mulai menyandera Michah. Sudah terlambat. Kekhawatiran Loto sudah menjadi kenyataan. Keselamatan Michah kembali dipertaruhkan. "Berhenti, atau kuledakkan kepala pacar penyihirmu ini!" ancam Ted, pria yang menyandera Michah dengan menyengkapnya sambil menodongkan pistolnya ke kepala Michah. Loto menoleh dan seketika menghentikan laju larinya. "Cepat kemari!" pinta Ted yang sedang menodongkan pistol ke kepala Michah. Mau tidak mau Loto harus menuruti apapun katanya. Dia sudah menyandera Michah. Pria itu bisa saja melaksanakan ancamannya. Itu bukan hanya sekedar gertakan atau ancaman. Loto benar-benar tahu seberapa nekat dan berbahayanya orang-orang ini. Dengan perlahan Loto mulai kembali mendekat. Dia melihat ke arah wajah Michah yang kedua matanya terpejam karena ketakutan. Hal tersebut membuat Loto semakin ingin Michah bisa selamat. Bapa Isaac kembali tersenyum lebar. "Bagus Teddy Brudy." Gumamnya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN