Loto mendekat sembari mengatakan dia akan menyerah. Baginya keselamatan Michah saat ini jauh lebih penting. Michah tidak boleh sampai terluka atau kenapa-napa. Namun walaupun begitu, Loto tetap memikirkan cara bagaimana dia bisa mengatasi semua ini dan menyelamatkan Michah pada akhirnya.
"Jangan tembak wanita itu, kalau tidak," ucap Loto.
"Kalau tidak apa? Apa yang bisa kau lakukan? Kau tidak sedang dalam keadaaan dapat menawar atau mengancam sekarang. Nyawa kalian berdua saat ini ada di tanganku, di ujung pistolku. Sekarang turuti perintahku dan angkat tanganmu ke atas." Pinta Ted Brudy.
Loto mengangkat tangannya sementara Ted Brudy masih mengacungkan pistolnya.
Semua pria yang mengacungkan pistol kepada Loto tertawa puas.
"Bapa, sekarang apa yang harus kita lakukan?" tanya Ted Brudy.
Sejenak Bapa Isaac Morhon terdiam memikirkan apa yang mestinya mereka lakukan terhadap Michah dan Loto. Akhirnya Bapa Isaac sudah memutuskan. Dengan sangat yakin Bapa Isaac bergumam. "Tembak mereka berdua," ucapnya pelan tapi dengan mantap.
Loto dan Michah terkejut, dengan mudahnya pendeta itu memerintahkan Ted Brudy untuk menghabisi mereka berdua.
Ted Brudy tersenyum dan mengangguk dengan mantap. Tangannya sudah menarik pelatuknya dan menodongkannya ke arah Loto yang tangannya sedang terangkat tak berdaya. Sesaat kemudian moncong pistol tersebut Ted Brudy alihkan dari Loto ke kepala Michah.
"Dia yang akan lebih dulu mati." Ucapnya. "Penyihir ini sudah begitu lama menyusahkan komunitas kami. Dia harusnya sudah dilenyapkan dari dulu. Tapi kali ini, tidak akan ada yang bisa menolongnya. Ucapkan selamat tinggal pada kekasih penyihirmu ini. Setelah dia, maka giliranmu yang akan menyusul jadi tenang saja." Telunjuk Brudy sudah hampir menarik tuas pistolnya. Gerakan itu kemudian menjadi melambat dalam penglihatan Loto.
Lagi-lagi Loto mendapatkan penglihatan anehnya. Mata kirinya kembali bereaksi dan memberikan Loto kesempatan untuk menggagalkan eksekusi Ted Brudy terhadap Michah. Dengan sigap Loto menurunkan tangannya mengambil pistolnya sendiri yang terikat di pinggang. Tangan kanan Loto menarik dan memegang Betelgeusse, sedangkan tangan kirinya menarik pistol yang ia dapatkan dari Sphinack bersaudara yang juga terikat di pinggangnya.
Loto menembakkan keduanya. Satu peluru dari Betelgeusse mengenai tangan Ted Brudy yang sedang memegang pistol yang menodong ke kepala Michah hingga ia kesakitan dan pistolnya terlempar darinya. Tangan Ted Brudy hancur akibat tembakan Loto. Sementara peluru dari pistol satunya Loto tembakan pada sekelompok pria yang mengelilinginya yang juga mengacungkan senjata padanya. Ada sekitar 6 pria disana yang memegang pistol dan dengan cepat Loto menembak tangan dari keenam Koboy yang sedang memegang senjata tersebut.
Mereka semua kesakitan karena mengalami luka di tangan.
Waktu tersebut Loto manfaatkan untuk merebut kembali Michah dengan menarik tubuhnya serta menendang keras Ted Brudy. Loto juga menghajar keenam pria lainnya secara bergantian. Mereka semua terkapar di tanah sambil menahan kesakitan akibat luka tembakan di tangan dan tinju keras Loto di wajah masing-masing dari mereka.
Loto tersentak, ternyata itu hanya citra yang disuguhkan oleh penglihatan mata kirinya. Namun Loto menjadi semakin percaya diri karena sudah mengetahui hasilnya. Maka Loto melakukan hal yang sama persis seperti yang tadi diperlihatkan oleh mata Angelo padanya.
Dan benar saja, gerakan refleks yang Loto lakukan memberikan hasil yang sama seperti yang ia lihat dalam visi pandangan mata kirinya. Sama sekali tidak berbeda.
Semua orang yang menyaksikan terkagum dengan aksi Loto yang berhasil kembali membalik keadaan, termasuk juga anggota MagniSeven yang masih menyaksikan. Hanya saja para anggota MagniSeven itu tidak sadar dengan kemampuan Loto kecuali Falcon Zoldack. Pria berambut merah dengan jambul di ubun-ubun dan bermata tajam bak elang itu semakin curiga dengan sosok Loto setelah melihat sendiri aksinya. Bagi Zoldack aksi Loto yang baru saja dilihatnya tadi—seolah sangat mirip dengan kemampuan ketua mereka Kadeto Marvis Joshua ketika beraksi. Di dunia ini, hanya Kadeto yang Zoldack tahu bisa melihat semua perspektif, kontinuitas, serta probabilitas dalam sekali pandangan.
Falcon Zoldack memang tidak mengetahui tentang mata yang Loto miliki, akan tetapi dirinya mengetahui mata dari sang ketua mereka Kadeto Marvis Joshua. Mata yang didapatkan Kadeto dari kain Kisa—yang melandasi pencarian MagniSeven sekarang ini terhadap artefak suci kain bertuah yang disebut sebagai selimut Kisa tersebut.
Para pria yang dihadapi Loto kini sudah terkapar kesakitan akibat menahan sakit dari luka di tangan mereka. Loto menarik tubuh Michah ke samping tubuhnya agar Michah bisa ia lindungi. Semua pistol dan senapan yang tergeletak disana juga dipungut satu persatu oleh Loto.
Bapa Isaac terkejut sembari kesal karena Loto berhasil mengatasi para Koboy pengikut setianya. Tidak hanya menumbangkan Salamander Kid yang dia banggakan, tetapi sekarang Loto juga berhasil melumpuhkan para lelaki dari bar yang mengeroyoknya.
"Bagaimana dia bisa melakukannya dengan begitu cekatan seperti itu?" gumam Bapa Isaac.
"Kalian semua ... yang sedang menyaksikan disini. Apa kalian hanya melihat saja?" tanya Bapa Isaac. "Apa kalian tidak akan mengambil tindakan apa-apa? Lihat dia. Pria ini adalah pelaku bidat, yang sengaja datang kemari hanya untuk menolong wanita penyihir ini. Wanita penyihir itu yang kalian tahu sendiri adalah momok yang mengotori tanah ini. Kawasan selatan Reagel Town ini merupakan tanah yang diberkati, sebab Purgatoris yang kupimpin telah melakukan pelayanan dan menyebarkan suara-suara Tuhan di tempat ini. Tapi oleh sebab keberadaan wanita kotor itulah, selama ini penyucian kawasan kalian menjadi tidak sempurna. Jika kalian tidak bertindak, maka tempat tinggal kalian sendiri yang akan merasakan akibatnya." Bapa Isaac kembali melakukan orasinya setelah Salamander Kid dan para begundal dari bar yang mendukungnya telah berhasil dikalahkan oleh Loto.
Orasi, adalah satu-satunya yang Bapa Isaac bisa lakukan untuk terus memprovokasi.
"Apa lagi yang kalian tunggu? Tangkap pemuda ini dan penyihir wanita yang bersamanya!"
Dari sekian banyaknya pria dan wanita yang menyaksikan kejadian itu, sebagian besar dari mereka memang merupakan jemaat Bapa Isaac Morhon, terutama yang tinggal di kawasan selatan Reagel Town tempat Bapa Isaac melakukan pelayanannya. Beberapa dari mereka sudah akan bergerak untuk menangkap dan meringkus Loto beserta Michah akibat provokasi yang dilakukan Bapa Isaac. Mereka takut pengaruh buruk akan meliputi kota tempat tinggal mereka. Otak mereka juga telah dicuci oleh mulut berbisa Bapa Isaac Morhon.
Ketika beberapa warga sipil hendak menyergap Loto dan Michah, Loto berteriak.
"Berhenti kalian!" teriak Loto.
Semuanya menghentikan langkah mereka.
"Sebelum kalian ingin menangkap wanita ini, aku ingin menanyakan sesuatu pada kalian semua." Lanjut Loto. "Apa hati kalian membenarkan untuk melakukan tindakan kekerasan atas nama iman? Tanya pada diri kalian sendiri, apa dibenarkan menuduh wanita ini sebagai penyihir hanya karena dia berbeda dengan kalian? Wanita ini tidak bersalah. Michah hanya memiliki sesuatu yang istimewa, yakni kemampuan dan pengetahuan. Itupun kadang dia pakai untuk membantu sesama. Michah hanya ahli dalam obat-obatan dan ramuan, bukan penyihir. Kenapa kalian dibutakan oleh statment konyol dari orang ini." Loto menunjuk Bapa Isaac. "Dengan buta kalian mempercayai setiap ucapannya bahwa Michah adalah penyihir. Buka mata kalian. Coba diingat-ingat lagi, apa pernah Michah melakukan sesuatu yang buruk kepada kalian atau kepada tempat tinggal kalian? Apa ada seseorang yang sudah tewas karena ulah Michah? Jawab jika memang ada. Tidak ada, 'kan? Sementara pria ini, yang menyebut dirinya wakil Tuhan, malah dengan enteng memerintahkan pelenyapan nyawa Michah. Apa seperti itu ajaran Tuhan? Apa seperti itu tindakan seseorang yang percaya kepada Tuhan?" tanya Loto.
"Tidak, Loto, hentikan." Michah menggeleng sambil menangis haru.
Michah tak menyangka setelah semua tindakan Loto membela dirinya, kini Loto juga membela kehormatannya di depan orang banyak seperti itu. Michah tak pernah terpikir akan ada seorang pria yang akan melakukan semua itu untuknya. Selama ini dia bahkan hanya memikirkan bahwa tidak ada satupun manusia yang peduli padanya.
"Aku memang meyakini keyakinan yang berbeda dengan kalian, tetapi aku yakin, pengertian kita akan bagaimana seharusnya ajaran kasih Tuhan dipraktekkan adalah sama, tidak berbeda." Lanjut Loto. "Michah memang punya masa lalu yang buruk. Keadaan hidup memaksanya menjadi seperti itu. Di dunia ini tidak ada yang selalu beruntung seperti kalian. Di luar sana masih banyak yang harus struggle menghadapi tantangan hidup yang berliku dan melelahkan. Michah salah satunya. Tapi kini itu sudah berlalu. Michah bukan lagi wanita yang seperti itu. Bagaimana bisa kalian masih membenci orang yang sudah mengubur dalam-dalam masa lalunya? Seburuk apapun masa lalu seseorang, tetap kalian tidak boleh menghakiminya."
Semua orang disana nampaknya jauh lebih terprovokasi oleh ucapan Loto ketimbang Bapa Isaac. Mereka semua merenung dan memikirkan baik-baik apa yang sudah dikatakan oleh Loto. Termasuk keenam pria yang tangannya tertembak. Sebagian besar dari mereka mengangguk pelan mengiyakan dan mundur secara perlahan, tak jadi hendak menyergap Loto dan Michah.
Melihat Loto berhasil mengambil hati orang-orang, Bapa Isaac menjadi kesal dan geram.
"Jangan dengarkan dia! Dia bukan wakil Tuhan, kenapa kalian malah mendengarkan ucapannya! Pria ini bahkan tidak menyembah Tuhan yang sama dengan kita. Sedangkan wanita itu, dia adalah mantan p*****r. Dia tidak bisa diterima di wilayah manapun yang komunitasnya taat kepada Tuhan. Ini merupakan hukum yang jelas."
"Michah memang punya masa lalu yang buruk." Sahut Loto. "Kalian semua juga pasti memiliki dosa dan pasti pernah mempunyai kesalahan yang kalian sesali. Kita semua tidak luput dari berbuat salah. Karena itulah hakikat menjadi manusia. Mengenali kesalahan, bertobat darinya, dan merubah diri setiap waktu. Adakah disini yang bersih tanpa pernah berbuat kesalahan sama sekali selama hidupnya?" tanya Loto. "Jika ada, kalian bisa melempari Michah dengan batu. Tetapi jika kalian merasa juga tidak sempurna, maka kalian sama saja dengannya."
Loto melihat, dan tak ada satupun yang berani melemparkan batu kepada Michah.
Dejavu salah satu fragmen perjanjian baru ketika Yesus menolong Maria Magdalena.
Para MagniSeven itu mulai berniat pergi. Adu orasi antara Bapa Isaac dan Loto tidak begitu menarik lagi bagi mereka. Konaki, Zoldack, Jacko, dan Jonah, semuanya beranjak dari sana.
"Ayo pergi, ini sudah tidak menarik lagi." Ucap Konaki Mabble Rodrick.
"Benar, hanya ceramah tak berguna." Sahut Mackie Jacko.
"Ayo, ketua dan yang lain pasti sedang menunggu kita." Timpal River The Ontario.
Sementara Falcon Zoldack beranjak sembari menatap tajam ke arah Loto. Ketertarikan dan fokus Zoldack tertuju pada sosok Loto yang dirasanya menyimpan sesuatu yang tak biasa. Sesuatu yang hampir sama dengan yang dimiliki oleh sang ketua mereka.
Ah, mungkin itu hanya prasangkaanku saja. Tak mungkin pria itu juga memilikinya. Pikir Falcon Zoldack dalam benaknya. Tapi entah kenapa, rasanya seperti kami akan bertemu kembali dengan pemuda itu. Pikir Zoldack. Perasaan Falcon Zoldack kuat berpikir demikian.
Bapa Isaac berjalan menuju Loto dan Michah dengan langkah penuh amarah. Dia berdiri tepat di hadapan Michah yang berada di samping Loto. Dengan wajah penuh keringat dan airmata yang sudah mengering, Michah menatap heran pada Bapa Isaac yang menghampirinya.
Bapa Isaac mencoba melayangkan sebuah tamparan pada Michah, tetapi dengan sigap Loto mencengkram tangan sang pendeta sebelum mendarat di wajah dan pipi Michah.
"Takkan kubiarkan kalian menyakitinya lagi," gumam Loto.
Sementara itu, tatkala tangan Loto mencengkram kuat tangan Bapa Isaac, Loto mendapatkan sebuah penglihatan. Kali ini bukan penglihatan gerak dan monitoring dimensi, tetapi lebih kepada pembacaan kronologi. Loto langsung tahu perbuatan buruk apa yang sudah dilakukan oleh Bapa Isaac Morhon.
"Astaga ... kau bahkan bukan seorang pendeta asli," gumam Loto tercengang. "Kau hanyalah seorang penipu."