11. Pengakuan

1055 Kata

Aku menunggu Gevan pulang kantor dengan gusar, tidak sabar untuk bertanya tentang sesuatu yang mengganjal di hatiku. Apapun kenyataannya aku akan terima dengan lapang d**a, meskipun jalan perpisahan yang akan aku ambil nantinya. Satu atap dengan laki-laki yang mencintai wanita lain itu sangat menyakitkan, apalagi wanita itu adalah almarhumah sepupu yang kusayangi. Tak lama kemudian muncul seseorang dari balik pintu yang terlihat lelah, aku berdiri dari sofa dan mendekat ke arahnya. "Gev ... " Gevan menaikkan sebelah alisnya. "Ada apa?" "Bisa duduk sebentar, ada yang mau aku tanyakan." Gevan mengangguk kemudian dia duduk di sofa saling berhadapan denganku. "Gev, sorry kalau aku lancang, tapi aku nggak bisa pendam ini. Apa tujuan kamu menikahiku?" Dia terkekeh pelan. "Pertanyaan yang n

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN