Sesuai saran Mama, aku harus belajar menjadi istri yang baik, dimulai dari bangun lebih pagi untuk menyiapkan sarapan. Aku memang belum jago masak, kalau hanya sekadar membuat nasi goreng atau menggoreng omelette aku bisa, meski tidak seenak buatan Mama. Setelah selesai bereksperimen di depan kompor, aku langsung menyajikannya di atas meja makan, lengkap dengan teh tawar untuk Gevan. "Pagi," sapa Gevan yang baru saja muncul di sampingku, aku hanya tersenyum tipis lalu mempersilakannya duduk. "Diminum dulu tehnya, biar pusingnya hilang." Dia tersenyum tipis. "Makasih." Setelah meneguk teh tersebut dia menatapku intens. "Maaf." "Untuk?" "Buat tadi malam, aku semalam nggak terlalu mabuk jadi masih ingat kamu datang ke bar terus bawa aku pulang." "Kenapa kamu mabuk? Dan Kak Nathasa siap