Tidurku semalam tidak nyenyak, dan aku tidak nafsu makan karena semua pikiranku hanya tertuju pada putri kesayanganku, Gevisha Karabella. Sampai detik ini Pica belum ditemukan, dan orang tuaku beserta Gevan dan Rain sudah ke kantor polisi untuk melaporkan kehilangannya. Pica adalah semangatku, dia adalah alasanku bertahan karena dia adalah sumber kebahagiaanku. Aku tidak tahu kalau Pica tidak kembali, mungkin kebahagiaanku juga akan ikut lenyap. Andai saja aku menjemput Pica lebih cepat, andai saja Gevan bisa menjaga Pica, andai saja Rain tidak egois. Pasti Pica tidak akan hilang seperti ini. Tapi percuma berandai-andai karena nasi sudah menjadi bubur. Mau menyalahkan Gevan pun tidak ada manfaatnya. Tak lama kemudian suara langkah kaki dari arah pintu ruang tamu semakin mendekat, teriha