20. Pisau

839 Kata

Tito menepati janjinya kemarin untuk menemaniku mencari Pica, dan sekarang kami sudah ada di mall kota kasablanka, langsung menuju bagian cctv tempat Tito melihat Pica kemarin. Petugas mulai melacak cctv area tersebut pada saat weekend kemarin dan kami memperhatikan setiap wajah manusia yang melewati area itu. Mataku membulat saat melihat wajah Pica di layar. "Stop di situ, Pak," ujarku. "Di-zoom," lanjutku. Mulutku menganga saat melihat siapa yang berjalan bersama Pica, lelaki itu familiar sekali, rasanya aku pernah melihat dia tapi di mana dan kapan. Dejavu, itulah yang aku rasakan. Tito menoleh. "Lo kenal dia siapa?" "Familiar, tapi gue lupa pernah lihat di mana." "Coba lo ingat-ingat lagi." Akhirnya aku mencoba mengorek semua ingatan yang ada di kepalaku hingga bayang itu benar-

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN