14. Bercerai

891 Kata

Tidak ada yang bisa diharapkan dari pernikahan bukan atas dasar cinta, aku kira rasa bisa tumbuh seiring berjalannya waktu itu bullshit, buktinya hingga detik ini Gevan masih belum bisa lupa akan masa lalunya dan aku hanya menjadi pengisi di waktu luangnya. Setelah kejadian di rumah Gita tadi aku tidak ingin pulang ke rumah Mama atau ke apartemen Gevan. Pilihan yang terbaik saat ini adalah rumah Tito, rumah yang sering aku kunjungi semasa sekolah. Bunda Aira membawakan segelas teh hangat dan setoples camilan. Dia adalah Bundanya Tito yang sudah kuanggap Mama keduaku. "Titonya mana, Bun?" tanyaku setelah aku bisa menetralkan kesedihanku. "Tito masih ngerjain tugas di rumah temannya. Kamu kenapa? Sini cerita sama Bunda." Aku mengembuskan napas pelan dan mulai mengeluarkan suara. "Sepert

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN