Rex terdiam mendengar perkataan Marina. Jika tidak ada lagi janin hasil perbuatannya di dalam rahim sang istri, maka ia bisa segera menceraikan? Iyakah? Benarkah demikian? “Kenapa kamu diam? Ini kabar bagus, Rex!” ulang Marina bersemangat. “Hmmm,” jawab Rexanda tidak seperti kekasih gelapnya yang penuh dengan semangat. Marina mendengkus, “Kenapa? Kamu sedih istrimu keguguran? Ish, ada apa denganmu? Jangan-jangan kamu memang mulai jatuh hati padanya?” tuduh sang wanita. “Aku sedang tidak mood untuk menanggapi cemburumu. Kamu mau tahu apa yang aku pikirkan? Bagaimana kalau Papa menyalahkan keguguran ini padaku? Kira-kira aku akan dihukum apa lagi?” desis Rex lanjut berjalan menuju kantor administrasi rumah sakit. “Ya, jelaskan saja kalau kamu tidak tahu apa-apa. Biar bagaiaman, tugas