Chapter 10

1164 Kata
"Terima kasih, Kak. Datang lagi ya ..." Kutanggapi dengan senyum tipis dan anggukan ringan. Kemudian keluar dari dalam toserba 24 jam tersebut. Isi kulkas meringis, persediaan bahan makanan menipis, untung kantong tidak ikut menangis. Walau otak sudah hampir kronis. Daging kaleng, telur, sayur mayur, dan beberapa mie instan sebagai belanjaan pokok setiap berbelanja. Ya, beginilah kehidupan anak rantau. Tidak terlalu jauh dari tempat kosku, toserba ini masih dapat kujangkau hanya dengan berjalan kaki tanpa harus mengendarai Van butut kesayanganku. Hum, kesayangan. Karena hasil pertama dari uang saku dan upah kerjaku yang pertama pula. Tidak sampai tiga puluh menit aku sudah kembali ke rumah yang kecil dan nyaman ini. Membuka pintu dan melihat sosok manusia jadi-jadian itu masih teronggok di tempat yang sama dan dalam keadaan yang sama pula. "Ck." Kuraup wajah dengan kesal sembari menghela nafas panjang. Ntahlah, rasanya setiap melihat orang itu aku jadi dugun-dugun tak menentu. Rasanya takut dan khawatir namun, di satu sisi juga merasa takjub. Dan yang membuat perasaan takjub itu ada adalah, "Apakah benar makhluk luar angkasa yang jatuh bersamaan dengan meteor di langit sore beberapa hari lalu adalah ini? Gadia di hadapanku saat ini?" Rasanya mustahil sekali. Bagaimana mungkin? Sejauh ini, benda asing yang diprediksi meteor itu pun bahkan belum ditemukan juga. Padahal linrasan bulat beaar terlihat jelas di langit. Mungkinkah, yang jatuh memang bukan benda langit, meteor, ataupun bebatuan luar angkasa. Melainkan gadis ini? Robot berwujud manusia dan terlihat seperti seorang wanita ini? "Ck, ntahlah. Sudah, dari pada pusing-pusing lebih baik aku makan dulu!" gerutuku malas. Plastik kresek putih berisi persediaan yang cukup untuk satu minggu ke depan segera kususun ke dalam lemari es. Selanjutnya menyiapkan menu sederhana rasa sultan. Mie goreng telur ceplok. Terbaik! Disaat makanan yang tersaji sudah tandas, hijrah ke dalam perut. Berikut dengan sebotol air dan beberapa bungkus camilan ringan. Hah ... kenyang. Di sebelahku, benda pipih elektronik pintar tersebut berbunyi. Panggilan suara dari Andrew. "Apa?" "Heh Alan sialann. Karena kau aku yang kena getahnya. Pokoknya kau harus mentraktirku satu bulan ke depan!" Loh loh, apa-apaan ini? "Tiba-tiba, And?" "Ck, karena kecerdasanmu yang di atas rata-rata itu. Perusahaan meminta usulan robot gilamu bisa dapat terealisasikan secepatnya. Dan kau tau? Bahkan Mr. Jazz langsung menunjuk Prof. Nellam sebagai penanggung jawab resmi sekaligus pembimbing proses pembuatannya," jelas Andrew. Dari ujung sana, bisa kudengar bahwa nada emosinya kentara sekali. "Aku bahkan secara mendadak masuk menjadi timmu untuk project kali ini!" Lagi, suara melengkingnya nyaris seperti teriakan. Oh ... hanya itu. Yasudah sih, memangnya kenapa pula dia yang heboh? "Terus?" "Terus katamu?!" "Tidak perlu teriak-teriak juga, And. Bisa tulii betulan aku." Ada geraman dan bunyi gemeletuk gigi dari seberang. Oh, Andrew sangat kesal sepertinya. "KAU SUDAH MEMBUAT MASLAH BESAR BODOHH! MASALAH BESAR!" Masalah besar? Apa? Kenapa? "KAU TELAH MENGIBARKAN BENDERA PERANG DENGAN SI BENSIN SIALANN ITU. KAU SUDAH BOSAN HIDUP RUPANYA YA!" Menenggak habis sebotol cola di sebelahku. Sepertinya memang cukup urgent, tidak biasanya Andrew sehisteris ini sih. Aku butuh pengalihan emosi untuk meredakan gejolak di sebagian sisi dadaku. Rasanya aku jadi ikut terseret kedalam kemarahan Andrew. "And, jelaskan pelan-pelan. Memangnya ada apa dengan Benzie? Dia buat ulah lagi?" "KAU YANG MEMBUAT ULAH SIALANN!" Ck, apa sih ini? "Di mana kau?" "Di rumah-" Sambungan terputus disaat aku belum selesai berucap. Andrew kampreto itu yang mendahului. Kutatap ponsel dalam genggaman dengan ekspresi yang menurutku sendiri pun sulit dijelaskan. Tapi tadi, Andrew ada menyinggung soal robot? Prof. Nellam yang Mr. Jazz tunjuk sebagai- Tewas! "Ya ampun Alan! Apa yang sudah kau lakukan?! APA?!!!" Sekarang, yang bisa kulakukan hanya pasrah. Menunggu kedatangan Andrew dan menerima amukkan darinya. Iya kan? Memang apalagi yang bisa kuharapkan? *** "Akkhh!" Tubuh lemah yang sejak tadi kuletakkan di depan sofa tanpa minat. Dengan kedua kaki yang melipat dan tangan memeluk lututku. Aku sudah seperti anak hilang saja. Lantas, begitu handle pintu berputar cepat dan suara gaduh terdengar, bersamaan dengan munculnya Andrew dari sana. Tampang yang biasa kubilang tak menarik itu kini, ntah mengapa terasa sangat mendebarkan. Getarannya sudah seperti sedang jatuh cinta saja. Oh ya ampun. Tepatnya, aku yang jantungan. Demi Tuhan, raut wajah Andrew kali ini sangat tak bersahabat. "ALAN BRENG- YA TUHAN APA-APAAN INI?!" Eh, ada apa? "Wah si bangsatt satu ini ternyata benar-benar sudah tidak waras! HEI ALAN KAU- YA AMPUN!" Sorot mataku mengikuti arah pandangan bola mata Andrew yang bergelincir ke tempat di mana ada gadis aneh makhluk luar angkasa itu teronggok di sana. "HA?!!!" Aku lupa menyembunyikan orang jadi-jadian ini. Akibat terlalu kalut aku sampai melupakan eksistensi gadis robot ini. Benar-benar Alan bodohh! "Cecunguk tak waras! Sudah membuat masalah sekarang kau menyimpan wanita di rumah- oh astaga-astaga!" "And, aku bisa menjelaskannya. Mulutmu itu, kalau tidak tahu apa-apa lebih baik diam," ucapku cepat. Kenapa jadi semakin berlipat-lipat begini sih masalahnya. "Duduk dulu bisakan?" "Kau ini sudah gilaa ya, mana bisa aku setenang kau. Wajahmu itu-" Astaga, kenapa jadi berlebihan seperti ini semuanya? Bahkan Andrew terlihat lebih frustasi dari pada aku. "Wanita ini ..." Uh ... suasananya tiba-tiba saja berubah jadi mencekam. Tatapan Andrew yang setajam samurai, dan bunyi jantungku yang berdetak lebih cepat dari biasanya. "Begini, And. Gadis itu sebenarnya adalah ..." L = p × l atau panjang × lebar. Yakni rumus menghitung luas persegi panjang. Dan, K = 2(p+l) adalah rumus yang diperlukan untuk menghitung keliling persegi panjang. Adapun rumus untuk mencari luas segitiga diperlukan rumus; L = 1/2 × l × t Rumus keliling segitiga sendiri yaitu; K = a+b+c. Cukup sederhana, hanya perlu menjumlahkan panjang ketiga sisinya. Ya, sederhana. Tapi tidak terlalu baik jika turut serta menjelaskan rumus menghitung volume atau isi dari bangun ruang prisma segitiga. Penjabaran kecil : V = ((alas × tinggi) : 2) × tinggi prisma. Rumus menghitung luas permukaan; (2 × luas alas) + (keliling alas × tinggi prisma). Beranak pinak. Valid! Belum lagi bertemu dengan angka-angka berpangkat atau akar kuadrat yang lebih kompleks. Tidak hanya menggunakan rumus dasar tapi, berbagai macam rumus juga turut di dalamnya. Sedetail itu, tampak sederhana padahal sebenarnya ribet. Kalau dipikir hanya menjumlahkan, mengalikan, bertemu pembagian dan kurang-kurangan. Di mana letak kesulitan tersebut? Yakni pada diri kita sendiri. Akal yang kurang cerdas atau pikiran tak sampai ke sana. Sudahlah, ribet sangat. Seperti Alan yang menjelaskan semuanya serinci mungkin pada Andrew. Seolah murid yang mengerjakan soal pecahan, sementara Andrew adalah gurunya. Guru killer yang salah sedikit, tamat! Seperti akar pangkat 3 bertemu kalkulus dan trigonometri. Sama halnya seperti menghitung luas alas, keliling, dan volume persegi panjang juga segitiga. Demikian rumus-rumus di atas, Alan pun sama. Penjelasan yang ia jabarkan sudah sepanjang garis khatulistiwa. Mengatakan keseluruhan awal pertemuannya dengan makhluk luar angkasa tersebut. Mulai dari keduanya yang bertemu di sungaimalam itu, sampai ke hari ini. Detik ini, di mana Alan yang terlihat seperti lelaki cabull. Sebagaimana yang Andrew cetuskan barusan. Dari A sampai Z, menarik nafas dan menghembuskan perlahan, tak jarang bahkan ia tahan. Sekali lagi perlahan, sampai Andrew mempercayainya. Lagi pula, di balik itu Alan berniat meminta bantuan pada sahabatnya ini. Ya, Andrew bisa menjadi salah satu untuk ia menemukan jalan keluarnya. "KAU SERIUS, AL?!!" Nah kan. ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN