“Apa yang kau lakukan?” Gadis itu tersenyum, alih-alih menjawab. Saat Rajata akan mendekat, dia justru berjalan menjauh. Rambut sepunggungnya berkibar, gaun tidur berbahan satin sutra yang dikenakan menampilkan siluet proporsi tubuh yang tidak berlebihan, namun pas di mata Rajata. “Lebah!” Yang dipanggil menoleh, menatap Rajata lama dengan mata bulatnya. Beberapa saat kemudian, Lebah berkedip pelan dengan kedua sudut bibir kembali melengkung ke atas. Hal itu buat Rajata berdehem, lalu membuang muka. Ia akui, malam ini Lebah cukup cantik di matanya. “Kenapa bisa kau masuk ke kamarku?” Pria itu bertanya, dengan mata menatap tepat di iris Lebah. “Terlalu awal kalau kau ingin bernyanyi untukku. Lagipula, ada pekerjaan yang perlu kuselesaikan. Kau sebaiknya kembali, nikmati saja waktumu seb