“Tuan Ardian di depan.” Rajata yang berkutat dengan berkas langsung mendongak, matanya mendelik tajam seakan tidak senang dengan kehadiran sang kakek. “Siapa yang mengizinkan beliau datang? Kenapa kau tidak memberitahuku dari awal?” “Saya tidak diberitahu. Beliau datang dengan sendirinya.” “Suruh masuk!” perintah Rajata datar. Indra mengangguk sekali, setelahnya pamit undur diri. Sementara itu Rajata kembali menutup berkas di hadapannya, kemudian bangkit menuju sofa. Beberapa hari yang lalu Ardian mengirimkan pesan, memberitahu Rajata kalau dirinya akan datang untuk mendengar perkembangan maskapai yang akan mereka ambil alih. Hanya saja Rajata tidak tahu kalau hari itu adalah hari ini. Ia bukan membenci Adrian, tetapi lebih ke menghindar saja. Pintu terbuka membuat Rajata mendongak. A