Sepuluh tahun kemudian... Di sebuah mushalla sebuah toko buku terkenal, terlihat seorang anak lelaki tampan sedang mengaji. Suaranya indah, enak didengar. Tanpa dia tahu, ada sepasang mata yang memperhatikannya sedari tadi dia mengaji, dengan serius. "Ara, ayuk pulang. Kakak sudah siap nih." Sebuah suara lelaki yang mengenakan seragam toko buku itu, menghentikan kegiatannya mengaji. Segera saja anak lelaki, yang dipanggil Ara, yang masih memakai seragam merah putih mengucap doa dan juga bersiap pulang. Lelaki muda berusia awal tiga puluh itu, yang duduk tidak jauh dari mushalla, tampak semakin serius memperhatikan anak lelaki bernama Ara tadi. Bocah lelaki itu mengingatkannya pada seseorang. Matanya yang bulat indah, alisnya yang tebal dan melengkung, semuanya mengingatkannya pada sese