"Aku hanya hanya bercanda, lagipula Gasendra sudah punya banyak mobil bagus."
"Nah benar itu."
Minur memperhatikan ayahnya, lalu ia mendapat ide cemerlang. "Aku tahu sekarang hadiah yang akan aku berikan kepada ayang Gasendra."
"Apa?"tanya ayah dan ibunya penasaran.
"Sandal jepit dan sarung."
"Eeeehhh,"seru mereka terkejut.
"Ngooook."
"Ayah kan selalu memakai sarung dan sandal jepit di rumah, jadi ayang Gasendra bisa memakainya juga setiap hari di rumah."
"Kamu jangan samakan penampilan ayah dan Gasendra di rumah. Gasendra adalah seorang Tuan muda dan wakil presdir perusahaan ternama dan terkenal di Asia Tenggara masa pakai sandal jepit dan sarung. Dia tidak pantas memakai itu."
"Ayang Gasendra pasti pantas pakai sandal jepit dan sarung. Apapun yang dipakainya pasti akan tetap tampan. Mana mungkin berubah jelek gara memakai sarung dan sandal jepit."
"Baiklah. Terserah kamu saja. Jadi kamu akan membelinya di mana?"tanya ayahnya lagi.
"Aku akan membeli sandal jepit di warung saja. Kan banyak sandal jepit di warung."
"Ngooook."
"Kamu akan memberikan hadiah sandal jepit seharga 10 ribu untuk calon suamimu yang seorang Tuan muda kaya."
"Iya memangnya kenapa?"
"Aduh Minur jangan bikin malu Ayah dan Ibu. Beli saja sandal jepit yang agak mahal di mall."
"Ngook."
"Ayah ini gimana kalau barang mahal sudah biasa bagi ayang Gasendra kalau barang murah tidak biasa dan sepertinya belum punya. Ayah ingat tidak penampilannya sewaktu datang ke sini. Dari atas sampai bawah harganya jutaan, lagipula hadiah tidak dilihat dari harganya yang penting ketulusan orang yang memberinya, meskipun harga sandal itu murah, tapi sandal itu akan menjadi sangat mahal, karena ada banyak cinta dariku untuknya."
"Sudah dong bahas hadiahnya. Waktunya makan malam. Aku sudah lapaaaaar."
Ekawira menghela napas panjang. Ia selalu kalah kalau sedang berdebat dengan Minur. "Kamu akan membeli sarung di mana?"
"Di pasar baru saja kan banyak. Besok aku akan membelinya."
Minur tersenyum lebar.
"Ngooooook."
"Berisik Momocha."
"Ngok...ngok...ngok."
"Aku bilang berisik."
"Mungkin Momocha lapar. Ini sudah waktunya makan malam,"kata ibunya.
Di luar hari sudah gelap. Minur cukup terkejut. Tidak terasa waktu cepat berlalu gara-gara terlalu lama membahas hadiah untuk Gasendra.
"Ya ampun. Maafkan aku, Momocha."
"Ngok...ngok."
"Ayo kita makan!"
Momocha dengan hati riang gembira sambil melebarkan sayapnya mengikuti Minur ke halaman belakang rumah untuk memberikannya makan.
***
Bella berada di toilet di sebuah klub malam. Ia sedang merias diri ketika salah satu temannya datang.
"Apa kamu serius akan menjalankan rencana gilamu untuk menjebak Gasendra untuk tidur denganmu malam ini."
"Tentu saja. Aku sudah berhasil mengajaknya menemaniku ke sini. Aku tidak akan mensia-siakannya. Lihat ini."
"Apa itu?"
"Obat perangsang pria."
"Kenapa kamu melakukan semua ini?"
"Aku tidak rela, jika Gasendra menikah dengan gadis kampung itu. Dia tidak pantas mendapatkan Gasendra."
"Jadi kamu pantas mendapatkannya?"
"Tentu saja. Aku cantik dan yang terpenting aku bukan wanita kampungan. Kalau Gasendra berhasil meniduriku dan aku hamil mau tidak mau Gasendra harus menikah denganku."
Bella membuka pintu toilet, suara musik yang hingar bingar terdengar menghentak-hentak dengan keras, lalu ia pergi ke bar memesan minuman. Sebelum memberikannya ia mencampurnya dengan obat, lalu memberikannya kepada Gasendra yang sedang menunggunya.
"Maaf membuatmu menunggu lama, tadi toiletnya penuh. Aku membelikanmu minuman."
Bella tersenyum lebar.
"Terima kasih."
Sementara itu beberapa ratus kilometer jauhnya, Momocha sedang memainkan ponsel Minur yang tidak terkunci dengan paruhnya di atas tempat tidur, sedangkan Minur berada di kamar mandi sambil bernyanyi lagu burung hantu.
Tanpa sengaja Momocha menekan nomor ponsel Gasendra.
"Ngok."
Gasendra dikejutkan oleh suara nada dering singa yang sedang mengaum khusus nada dering panggilan telepon dari Minur yang membuatnya sangat terkejut. Suaranya mampu mengalahkan suara hentakan musik yang sangat keras di klub malam sampai-sampai Gasendra tidak jadi meminum minuman yang diberikan oleh Bella, karena tanpa sengaja ia menumpahkannya saat akan meminumnya.
Bella nampak sangat kesal. Gasendra cepat-cepat menerima panggilan telepon itu.
"Iya, my swettie pie ada apa?"
"Ngok...ngok...ngok."
"Apa kamu sekarang sudah berubah menjadi angsa karena kutukan?"
"Ngok...ngok...ngok."
Gasendra lalu merubahnya menjadi panggilan video call dan melihat Momocha sedang memandangi layar ponsel.
"Aku kira kamu adalah Minur yamg sudah berubah jadi angsa."
"Ngok."
"Minur mana?"
"Kamu menelepon siapa Momocha?"kata Minur yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Minur langsung mengambil ponselnya dari tempat tidur dan tanpa disadari, ia tidak memakai handuk hanya memakai pakaian dalam saja. Gasendra yang melihatnya sangat terkejut. Wajahnya merona merah dan tersipu malu.
"Minur,"teriaknya.
Minur yang baru saja menyadari tidak memakai pakaian langsung terkejut.
"KYAAAAAAA."
Minur langsung melempar ponselnya ke atas tempat tidur dan menutupi wajahnya, karena malu, lalu ia cepat-cepat memakai handuk. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus.
"Sekarang aku tahu kamu memakai pakaian dalam spongebob."
Gasendra tertawa keras tidak mempedulikan tatapan tidak suka dari Bella. Minur langsung melihat pakaian dalamnya.
"Apa semua pakaian dalammu bergambar karakter kartun?"tanya Gasendra.
Minur belum berani mengambil ponselnya di tempat tidur hanya Momocha yang memandangi layar ponselnya.
"Ngok."
Minur masih shock telanjang di depan Gasendra.
"Jangan malu, Minur! Bukankah kita sebentar lagi akan menikah."
"Iya semuanya bergambar karakter kartun. Ada Doraemon, Sailormoon, Hello Kitty, Mickey dan Minnie Mouse."
Gasendra tertawa tertahan baru kali ini ia menemukan seorang wanita umur 30 tahun masih memakai pakaian dalam karakter kartun.
"Sweetie pie, aku ingin melihat wajahmu."
"Ngok."
"Bukan kamu, Momocha."
Minur ragu-ragu mengambil ponselnya dan ia masih malu bertatap muka dengan Gasendra.
"Tadi itu kamu sangat seksi."
Gasendra tersenyum jahil membuat wajah Minur semakin merah.
"Kamu harus melupakan kejadian tadi. Pokoknya kamu pura-pura tidak melihatnya."
"Baiklah. Terserah kamu."
Minur melirik Momocha kalau bukan karena gara-gara Momocha yang entah bagaimana caranya bisa melakukan video call dengan Gasendra, ia tidak akan telanjang di depannya.
"Ngok."
"Baiklah. Sampai jumpa!"
"Sampai jumpa!"
Minur kembali bisa bernapas lega.
"MOMOCHA,"terika Minur.
Momocha melarikan diri keluar kamar.
"Ampuuuuuun bos!"
Saat Momocha keluar kamar, angsa itu menebarkan bau harum makanan yang membuat Minur merasakan lapar lagi, yaitu aroma ikan bakar.
Gasendra memutuskan untuk pulang dan menolak ajakan Bella untuk tinggal lebih lama di klub malam. Ia pulang sendirian sambil senyum-senyum. Sejak Minur hadir dalam hidupnya sekarang hidupnya lebih berwarna, meskipun Minur wanita aneh, tapi sudah berhasil menjungkir balikan dunianya.
***
Selama seminggu setiap hari Minur menerima bermacam-macam bunga mawar sampai kamarnya penuh dengan bunga mawar. Ia begitu sangat senang dan hatinya berbunga-bunga. Momocha duduk di kursi memperhatikan bosnya senyum-senyum sendiri seperti orang gila.
Minur berjalan menuju lemarinya mengambil koper, lalu menaruhnya di atas tempat tidur. Ia memasukkan beberapa pakaian ke dalamnya. Momocha turun dari kursi, lalu mendekati Minur.
"Ngok."
"Besok aku akan pergi ke rumah ayang Gasendra. Kamu harus jaga diri baik-baik."
"Ngok."
"Kamu mau ikut? Sayangnya kamu tidak bisa ikut. Aku hanya pergi beberapa hari saja. Kamu jangan nakal ya, jadilah angsa yang baik selama aku pergi."
"Ngok."
"Bagus."