"Bima...kamu dari mana, Sayang? Semua orang sibuk nyari kamu!" Tanya bu Handoko melihat Bima pulang. "Dari mana itu tidak penting, Ma! Yang penting sekarang aku sudah pulang!" jawab Bima sambil lalu berjalan menaiki tangga menuju kamarnya. "Bima! Papa mau bicara sama kamu!" Bima menghentikan langkahnya, lalu berbalik menuruni tangga. Wajahnya tampak datar. Ia duduk di sofa tepat di depan papanya. "Ada apa, pa?" "Pihak keluarga sudah setuju, akad nikah kamu dan Saras akan di percepat!" Bima menatap papanya sinis, dahinya berkedut menahan kesal. "Terserah papa saja! Tapi saya juga punya permintaan, usai akad nikah secara otomatis saya juga resmi nenjadi CEO di perusahaan." Pak Handoko dan bu Handoko tecengang mendengar jawaban Bima. Mereka tidak menduga Bima setuju begitu saja