Bima masih bertahan di pantai Ancol. Ia menunggu laporan dari seseorang yang disuruhnya mencari keberadaan Saras. Matanya menerawang jauh ke tengah laut. Kenangan bersama Tania di pantai itu, menari nari dipelupuk matanya. Dering telphon menyadarkannya dari lamunan. Di raihnya ponselnya yang terletak di meja. Nama Saras tertulis dilayar kaca. Buru-buru Bima mengangkatnya. "Halo! Kamu dimana?" "Memangnya kamu peduli?" jawab Saras jutek. Bima menarik napas, kesal. "Katakan dimana posisimu, akan kujemput!" "Tanya saja pada orang suruhanmu itu!" jawab Saras mengakhiri percakapan. Bima segera menghubungi orang suruhannya. Setelah mengetahui lokasi Saras, bergegas ia menuju parkiran lalu melacu mobilnya dengan kencang. "Ayo pulang!" ajak Bima setibanya di kafe tempat Saras nongkr