Bab 10. Tas Dua Puluh Juta

1193 Kata
Siang itu terlihat beberapa pelanggan sedang sibuk memilih beberapa pakaian yang ada di butik milik Novi. Dengan ramah perempuan berusia 32 tahun itu melayani beberapa pelanggan dengan dibantu 3 karyawannya. Saat dia sedang sibuk, tiba-tiba Zaskia sudah berdiri di hadapannya. "Selamat siang, Mbak Novi." Zaskia terlihat tersenyum di hadapan Novi. Sambil bersandar di pintu butik. "Siang, mau apa kamu ke sini?" tanya Novi sambil sedikit mendekat ke arah wanita yang ada di hadapannya. Dan segera menarik tangan Zaskia menjauh dari butiknya. "Santai aja, Mbak. Aku kesini hanya ingin bertemu dengan suamimu … eh maksudku suami kita." Perempuan itu tersenyum sambil menutup mulutnya dengan tangan. Ucapan Zaskia itu ternyata didengar oleh para pelanggan yang ada di tempat itu. Mereka yang memang tidak mengetahui permasalahan rumah tangga Novi. Langsung terlihat terkejut, bahkan beberapa diantara mereka terlihat saling berbisik. Ingin rasanya Novi merobek mulut perempuan yang berdiri di hadapannya. "Kamu bisa mencarinya di rumah, bukan di sini! Dan ingat jangan pernah berpikir kamu bisa menghancurkan usahaku, seperti kamu menghancurkan keluargaku." "Tentu! Aku pasti akan menghancurkan usahamu, sama seperti aku menghancurkan keluargamu. Bahkan bisa jadi aku akan merebut butik itu dari tanganmu, seperti aku merebut Mas Soni dari tanganmu!" ancam Zaskia yang terlihat tertawa dan langsung meninggalkan Novi. "Mau apa perempuan ular itu kemari? Apa mungkin ini ada hubungannya dengan party beberapa hari yang lalu, sepertinya aku harus mendengarkan pembicaraan mereka," batin Novi sambil memperhatikan madunya dari jauh. Beberapa saat setelah kepergian wanita cantik itu. Samar-samar Novi mendengar pembicaraan beberapa pelanggannya. Beberapa diantara mereka merasa iba, dan beberapa yang lain justru terlihat tidak setuju dengan keputusan ibu satu anak tersebut. "Jadi selama ini suaminya memiliki dua istri," ucap seorang wanita bertubuh gemuk pada dua orang temannya. "Kasihan, ya. Padahal selama ini Mbak Novi terlihat begitu baik dan sabar," jawab wanita yang ada di sampingnya. "Ah! Kalau menurutku sih dia itu bodoh, kenapa juga mau bertahan dengan pria yang sudah berkhianat seperti itu. Kalau aku jadi dia lebih baik aku tinggalkan saja pria itu, untuk apa bertahan dengan pria seperti itu kalau hanya membuat sakit hati saja." Wanita bertubuh gemuk itu menimpali. "Mungkin saja Mbak Novi sangat mencintai suaminya," tebak salah satu temannya yang lain. "Sudah-sudah, biarkan saja dia menentukan hidupnya sendiri. Lagipula itu bukan kewenangan kita untuk menghakimi semua keputusannya." Tiba-tiba seorang perempuan berperawakan kurus menimpali ucapan mereka. "Ya Allah. Apa aku salah jika aku berusaha mempertahankan rumah tanggaku?" batin Novi yang terlihat menahan air matanya. Beberapa saat perempuan satu anak itu berdiri mematung di depan pintu butik miliknya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dan meminta karyawannya untuk menggantikan tugasnya. "Ayolah. Mas, enggak mahal kok tasnya! Hanya dua puluh juta saja." Zaskia terdengar merengek pada Soni. Persis seperti anak kecil yang merayu Ibunya. Memasang wajah manis dan rayuan indah selalu menjadi jurus andalan Zaskia selama ini. "Dua puluh juta! Untuk apa tas semahal itu?" tanya Soni yang terlihat terkejut. "Zaskia meminta Mas Soni membeli tas seharga dua puluh juta! Apa dia enggak tahu jika suaminya sekarang bukan lagi jutawan seperti dulu?" ucap Novi lirih sambil berdiri di balik tembok. "Aku rasa tas itu belum terlalu penting untukmu, lagipula selama ini kamu juga hanya diam di rumah. Asal kamu tahu, Novi saja tidak pernah membeli tas semahal itu," jawab Soni sambil meletakkan majalah yang ada di tangannya. "Mas! Jangan samakan aku dengan istri kampungan mu itu. Aku ini wanita muda, cantik dan modern, jadi aku sangat tahu apa saja barang-barang yang sedang trend saat ini. enggak seperti istri tuamu itu, yang hanya bisa mengurusi rumah dan butik kecil." Zaskia melipat tangannya sambil bersandar di sofa. "Bukan begitu, aku hanya …." Sambil berdiri dari tempat duduknya. "Sudahlah, kalau memang kamu enggak mau membelikan aku tas itu. Jangan harap kita bisa terus bersama lagi." Zaskia yang mulai kesal langsung meninggalkan rumah itu. Namun, baru saja beberapa langkah Soni langsung memintanya untuk berhenti. Dan langsung mentransfer sejumlah uang kepada wanita itu. "Aku sudah kirim tiga puluh juta," ucap Soni sambil menunjukkan layar ponselnya pada Zaskia. Zaskia yang merasa bahagia langsung berlari ke arah pria berkulit putih itu. Dan langsung duduk di pangkuannya. Bahkan dengan sangat liar wanita bertubuh seksi itu mulai mengulum bibir Soni. "Mas Soni memberikan uang tiga puluh juta kepada Zaskia! Tapi dari mana dia mendapatkan uang sebanyak itu, apa jangan-jangan uang yang digunakan Zaskia untuk party adalah uang pemberian Mas Soni juga?" batin Novi sambil memalingkan wajahnya dari dua orang yang tidak jauh darinya. Ia tidak menyangka jika suaminya bisa memiliki uang sebanyak itu. Padahal selama ini dia selalu bilang jika tidak memiliki uang setiap Novi memintanya. Dengan penuh nafsu mereka mulai b******u. Hingga keduanya lupa dimana mereka berada saat itu. Perlahan tangan kekar Soni mulai bermain di dua gundukan tumpul yang ada di hadapannya. Hingga aktivitasnya terhenti karena teriakan Helena yang berlari ke arahnya. "Papa! Apa yang Papa lakukan, kenapa Mbak Zaskia duduk di pangkuan Papa?" tanya bocah berusia empat tahun itu. Helena menatap tajam ke arah Soni dan Zaskia. Gadis itu terlihat heran melihat perlakuan Soni dan Zaskia. yang beberapa kali terlihat bersama. "Helena! Ada apa kamu kesini. Sayang?" jawab Soni yang langsung mendorong tubuh Zaskia dengan pelan. "Eh, anak kecil. Ini bukan urusanmu, lebih baik kamu cepat masuk ke dalam kamar!" perintah Zaskia sambil merapikan pakaiannya. "Enggak mau! Aku mau sama Papa." Helena mulai mendekati sang ayah. Dengan erat gadis kecil itu memeluk tangan Soni. Sambil memegang tangan Helena. "Dasar anak nakal! Aku bilang masuk, ya cepat masuk." Zaskia langsung menarim tangan Helena. Wanita itu juga terlihat beberapa kali memukul dan mencubit tangan bocah kecil itu. "Aduh! Sakit," pekik Helena hingga membuat Novi dan Soni terkejut. "Berhenti! Zaskia lepaskan putriku sekarang juga." Novi yang sejak tadi ada di balik tembok tiba-tiba keluar. "Ajari putrimu untuk tidak ikut campur urusan orang," ucap Zaskia sambil langsung melepaskan tangan Helena. Helena yang terlihat ketakutan langsung berlari ke arah kamarnya sambil menangis. Sementara itu Novi yang masih berdiri di hadapan Zaskia dan Soni menatap mereka dengan penuh kebencian. Perlahan wanita itu mulai berjalan ke arah dua orang yang ada di hadapannya. "Mas. Kamu itu seorang Ayah, kenapa kamu justru membiarkan wanita ini menyakiti Helena. Dimana perasaanmu, Mas!" bentak Novi sambil menatap Soni dengan tajam. "Aku yakin Zaskia enggak bermaksud menyakiti Helena, semua ini secara tiba-tiba saja." Soni berusaha membela istri keduanya. "Enggak menyakiti kamu bilang? Lalu kenapa dia mencengkram dan memukul tangan Helena sampai dia menangis, apa karena putriku sudah mengganggu aktivitas kalian?" tanya Novi sambil menoleh ke arah Zaskia yang ada di samping sang suami. Novi tidak habis pikir dengan Soni. Bagaimana bisa dia masih membela Zaskia yang jelas-jelas melakukan kesalahan di depan matanya. "Dan satu lagi, darimana kamu mendapatkan uang sebanyak itu? Hingga kamu bisa membelikan tas seharga tiga puluh juta untuk perempuan ini," ucap Novi sambil terus menatap wajah Zaskia yang terlihat salah tingkah. "Uang itu …." Sambil melipat tangannya. "Ya jelas Mama mertua kita yang memberikannya untukku, kamu pikir hanya kamu saja yang menjadi menantu kesayangannya." "Mama. Apa mungkin Mama memberikan uang untuk Zaskia, sedangkan selama ini saja dia begitu sangat membenci perempuan ini," batin Novi yang terlihat bingung. "Ayo. Mas! Kita pergi dari sini, enggak ada gunanya juga bicara dengan perempuan kampung ini." Zaskia langsung menarik tangan Soni keluar rumah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN