Sore itu setelah pulang bekerja. Soni langsung mengemudikan mobilnya menuju ke rumah Zaskia. Beberapa saat kemudian pria tampan itu sudah sampai di halaman rumah Zaskia.
Sambil mengetuk pintu. "Zaskia. Zaskia, cepat buka pintunya."
Hampir sepuluh menit Soni menunggu di teras rumah. Hingga akhirnya, perempuan cantik itu membuka pintu rumahnya. Dan meminta sang suami untuk segera masuk.
"Sayang, tolong siapkan makanan untuk ku! Sore ini aku begitu lapar," ucap Soni sambil duduk di sofa.
"Aku enggak ada makanan apapun hari ini," jawab wanita itu dengan ketus sambil duduk di samping Soni. Wajahnya terlihat begitu sangat tidak menyukai kedatangan Soni ke rumahnya.
"Baik. Kalau begitu kamu belikan aku nasi bungkus di warung seberang jalan!" perintah Soni sambil menyodorkan uang dua puluh ribuan.
"Mas. Kamu pikir aku ini pembantu yang bisa kamu perintah seenaknya sendiri," jawab Zaskia sambil melipat tangannya. "Lebih baik sekarang cepat kamu berikan uang yang sudah kamu janjikan kemarin."
Sambil meletakkan dua gepok uang seratus ribuan. "Ini untukmu, mulai hari ini aku janji akan membahagiakanmu."
"Wah! Banyak sekali. Mas, kamu yakin semua uang ini untukku?" tanya Zaskia dengan wajah bahagia. Mata Zaskia terlihat berbinar-binar melihat gepokan uang di depan matanya.
"Iya. Kenapa, apa kurang." Soni terlihat tersenyum menatap wajah istri keduanya.
"Aneh. Darimana dia bisa dapat uang sebanyak ini, apa jangan-jangan … ah, masa bodoh! Yang penting mulai hari ini aku menjadi orang kaya," batin Zaskia sambil memegang uang tersebut dengan penuh bahagia.
Sesaat perempuan muda itu memandang gepokan uang yang ada di tangannya dengan bahagia. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk meletakkannya di atas meja. Dengan manja Zaskia mulai bersandar di d**a bidang sang suami.
Sambil memainkan kancing baju Soni. "Sayang. Terima kasih, karena kamu sudah memberikan kebahagiaan untukku."
"Sudahlah, kamu tidak perlu berterima kasih seperti itu. Aku janji mulai hari ini aku akan memberikan banyak kebahagiaan padamu," jawab pria bertubuh kekar itu.
Perlahan Zaskia mulai mengulum bibir Soni dengan lembut. Perlakuan Zaskia rupanya membuat hasrat pria tampan itu memuncak. Dengan lembut ia mulai membalas ciuman sang istri.
Tangan kekar yang sejak tadi memeluk tubuh Zaskia. Kini mulai bermain di kedua bukit kembar Zaskia dengan lincah. Tidak berhenti sampai disitu, ciuman yang awalnya hanya di bibir kini sudah berpindah di bagian d**a sang istri.
Sadar jika permainan panas itu terjadi di ruang tamu. Soni langsung mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke dalam kamar. Sore ini Zaskia melayani sang suami dengan begitu liar.
Hingga tidak ada cela bagi pria itu untuk membalas perlakuan sang istri. Cukup lama mereka melakukan hubungan ranjang. Sampai akhirnya mereka berhasil mencapai puncak kenikmatan masing-masing dan tertidur pulas.
Sambil berbaring di tempat tidur. "Kamu mau kemana."
"Apa kamu lupa? Kalau malam ini aku ada party dengan beberapa temanku di cafe," jawab Zaskia sambil mempoles wajahnya dengan make up.
"Apa enggak bisa besok? Aku masih ingin menikmati malam bersamamu," tanya Soni sambil berdiri dari tempat tidurnya.
"enggak bisa. Mas," jawab Zaskia. "Jangan dekat-dekat denganku, tubuhmu masih banyak keringat. Aku enggak mau aroma keringatmu menempel di bajuku."
"Lalu apa yang harus aku lakukan disini tanpamu," jawab Soni sambil duduk di tempat tidur.
"Begini saja lebih baik sekarang kamu mandi, dan pulang ke rumah Novi. Dan satu hal lagi, untuk malam ini kamu pulang menggunakan jasa ojek online. Karena aku mau memakai mobilmu untuk bertemu dengan teman-temanku," jelas Zaskia sambil menoleh ke arah Soni.
"Terserah kamu saja." Soni langsung berdiri dan berjalan ke arah kamar mandi.
***
"Mobilmu mana. Mas?" tanya Novi saat melihat mobil sang suami tidak ada.
"Zaskia meminjamnya untuk party dengan teman-temannya," jawab Soni sambil masuk ke dalam rumah.
"Party? Darimana perempuan itu mendapatkan uang untuk party," batin Novi sambil menutup pintu.
"Cepat siapkan makan malam untukku! Karena malam ini aku begitu sangat lapar," perintah Soni sambil berjalan ke arah kamar sang putri.
Selama ini Soni memang selalu menemui Helena di kamarnya setiap ia pulang dari kantor. Mereka berdua selalu menghabiskan waktu dengan bermain. Sambil menunggu makanan selesai di hidangkan.
"Sebaiknya nanti saja aku tanyakan pada Mas Soni," batin Novi sambil terus menatap sang suami yang berjalan dengan lemas.
Hampir satu jam Ibu satu anak itu memasak di dapur. Dan menyiapkan makanan di meja makan. Setelah semua selesai ia pun segera memanggil Soni di kamar sang putri.
"Mas makanan sudah siap, lebih baik kamu makan dulu!" perintahnya sambil masuk kedalam kamar dan langsung menggendong Helena.
"Iya," jawab Soni singkat sambil berjalan meninggalkan kamar itu.
Dulu hubungan keduanya begitu hangat dan harmonis. Soni yang selama ini menjadi sosok yang begitu diidolakan Novi pun selalu memperlakukan sang istri bagaikan seorang Ratu. Namun, semua itu berubah sejak kehadiran Zaskia diantara mereka.
Perlakuan dingin begitu terlihat saat mereka bersama. Bahkan apa yang dilakukan Novi selama ini, semata-mata hanya karena kewajiban bukan cinta. Rasa sakit hati yang diberikan Soni nyatanya mampu membuat wanita manis menaruh rasa kecewa yang dalam.
"Mas. Apa aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Novi saat mereka sudah masuk ke dalam kamar.
"Ada apa? Jika kamu hanya ingin membuatku marah, lebih baik urungkan niatmu itu." Soni mulai melepas kemejanya.
"Aku hanya heran bagaimana bisa Zaskia menghadiri party bersama teman-temannya, sementara selama ini uang bulanan darimu saja tidak begitu banyak seperti dulu," ucap Novi yang duduk di tempat tidur.
"Apa maksudmu bicara seperti itu? Kamu menghinaku karena sekarang pendapatanku tidak sebesar pendapatan mu! Apa kamu lupa dari siapa kamu bisa membuka Butik itu," bentak Soni sambil langsung menoleh ke arah sang istri.
"Bukan begitu, hanya saja …."
"Sudah. Aku enggak mau mendengar kamu menjelek-jelekkan Zaskia lagi!" bentak Soni. "Lagi pula Zaskia itu tidak boros kamu, dia itu adalah wanita yang sangat hemat. Jadi tidak heran jika ia mempunyai uang lebih banyak darimu."
"Aku boros? Apa kamu enggak salah, selama ini kamu pikir siapa yang membeli s**u untuk Helena, siapa yang membayar listrik saat uang bulanan yang kamu berikan kurang!" bentak Novi sambil berdiri dari tempat duduknya.
"Sudahlah, aku enggaj mau bertengkar denganmu." Soni langsung membaringkan tubuhnya di tempat tidur.
"Kamu pikir mudah mengatur uang tiga juta rupiah untuk satu bulan! Jika bagimu mudah, bagaimana kalau kamu saja yang mengatur keuangan ini." Novi berjalan ke arah Soni.
"Cukup, Novi! Aku enggak mau berdebat lagi denganmu," bentak Soni hingga membuat sang istri terkejut.
Soni yang tidak ingin memperpanjang masalahnya. Langsung menutup wajahnya dengan bantal. Sementara itu Novi langsung duduk di sebuah kursi yang ada di pojok kamar dengan kesal.
"Sepertinya ada yang enggak beres, aku harus menyelidiki darimana perempuan ular itu mendapatkan uang," batin Novi sambil memperhatikan sang suami dari kejauhan.