Ketika Anda mengunjungi situs web kami, jika Anda memberikan persetujuan, kami akan menggunakan cookie untuk mengumpulkan data statistik gabungan guna meningkatkan layanan kami dan mengingat pilihan Anda untuk kunjungan berikutnya. Kebijakan Cookie & Kebijakan Privasi
Pembaca yang Terhormat, kami membutuhkan cookie supaya situs web kami tetap berjalan dengan lancar dan menawarkan konten yang dipersonalisasi untuk memenuhi kebutuhan Anda dengan lebih baik, sehingga kami dapat memastikan pengalaman membaca yang terbaik. Anda dapat mengubah izin Anda terhadap pengaturan cookie di bawah ini kapan saja.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Beberapa jam kemudian Soni dengan ditemani Bima sudah tiba di rumah Novi. Terlihat banyak orang sudah mulai berdatangan. Bahkan di depan rumah sederhana itu terdapat bendera kuning yang terpasang di sudut rumah. "Sepertinya sudah banyak yang berdatangan," ucap Soni yang baru saja turun dari mobil. "Kamu benar. Lebih baik kita segera kesana!" ajak Bima sambil merapikan jasnya. Mereka akhirnya mulai berjalan masuk ke dalam rumah Novi. Terlihat Novi sedang menangis di hadapan jenazah kedua orang tuanya. Sementara itu Helena terlihat dudum di pangkuan Halimah. "Mama!" sapa Soni saat sudah duduk di samping Halimah. "Darimana saja kamu, Mama sudah menghubungimu sejak tadi! Kenapa tidak diangkat?" ucap Halimah dengan wajah kesal. "Maaf. Ma, sebenarnya hari ini aku memang akan kemari.