Alun – alun desa Claydale tidak banyak berubah ketika Sayuri sampai di sana, masih tidak ada seorang NPC pun yang terlihat. Wat, seorang NPC yang mengantarnya menuju rumah Rubia pun sepertinya sudah kembali masuk ke rumahnya.
Karena Quest yang diinginkan Sayuri akan diberikan oleh Wat dan seorang NPC tersembunyi yang lain, ia harus kembali berbicara dengan Wat.
Mengingat rumah Wat sebelumnya, dengan perlahan Sayuri mengetuk pintunya. “Maaf mengganggu lagi. Ini aku.”
Terdengar suara batuk dari dalam, dan beberapa saat kemudian pintu yang ada di depan Sayuri terbuka. “Ada apa lagi? Kau sudah melihat bagaimana keadaan keluarga Austin, ‘kan? Jika urusanmu sudah selesai, pergi dari sini.”
“Setelah melihat keadaan keluarga temanku, tentu saja aku tidak akan langsung pergi begitu saja,” kata Sayuri sambil menggelengkan kepalanya. “Kudengar batuk karena wabah yang menyebar di Claydale bisa mereda jika seseorang meminum sari dari buah Iaves Cherry.”
“Ya, buah itu bisa meredakan batuknya. Tetapi, setelah efeknya habis tenggorokkanmu akan terasa lebih sakit dari pada sebelumnya,” balas Wat dengan keningnya yang sedikit berkerut. “Karena itu, kau harus menyimpan banyak Iaves Cherry sampai obat untuk menghilangkan penyakit itu ditemukan.”
“Hmm, dari perkataanmu sepertinya ada seseorang yang sedang meneliti obat itu?”
“… Seorang dokter mengunjungi tempat ini beberapa minggu yang lalu setelah tahu ada sebuah penyakit yang menyebar di Claydale. Namun sayangnya dokter itu juga ikut terkena wabah ini …”
“Wat, jangan mengatakan hal seperti itu. Aku memilih untuk membantu Claydale dengan keinginanku sendiri.”
Terdengar suara seseorang yang belum pernah Sayuri temui sebelumnya. Ia memutar tubuhnya dan melihat seorang NPC bernama Dean yang menggunakan pakaian serba putih dengan penutup wajah yang menutupi hidung dan mulutnya.
Melihat NPC yang baru saja datang, diam – diam Sayuri mendesah lega karena itulah NPC yang akan memberikan Quest tersembunyi yang akan menguntungkannya di masa depan.
“Dokter Dean!” sapa Wat. “Bukankah lebih baik kau kembali ke kota dan mendapatkan perawatan yang lebih baik di sana? Menghabiskan waktu di tempat ini hanya akan menyia – nyiakan nyawamu.”
Terlihat kedua alis milik Dean langsung berkerut dengan dalam. “Lalu bagaimana dengan kalian? Jika terus seperti ini, wabah yang menyebar di Claydale akan semakin parah dan kondisi penduduk Claydale akan lebih memburuk. Kita juga tidak tahu apakah penyakit ini akan tersebar di luar Claydale atau tidak …”
Wat menyatukan kedua tangannya dengan gelisah. “Tapi … jika seperti ini terus, keadaanmu juga akan lebih parah, Dok.”
Dean menggelengkan kepalanya, kemudian melirik ke arah Sayuri. “… Sepertinya kau pendatang baru dari luar Claydale. Apa kau tidak melihat pemberitahuannya?”
“Aku melihatnya, tapi aku memilih untuk tetap datang ke Claydale karena seorang temanku yang bernama Austin mengkhawatirkan keluarganya yang tinggal di sini,” balas Sayuri. “Ah, perkenalkan, namaku Red Lily. Aku seorang petualang.”
“Seorang petualang … pantas saja kau cukup nekat mengabaikan pemberitahuan yang ada di luar sana,” kata Dean menjabat tangan Sayuri sambil berdeham pelan untuk meredakan gatal di tenggorokkannya. “Austin … anak dari Rubia yang mendapatkan beasiswa akademi Ander untuk menjadi seorang ahli Alkimia, bukan begitu?”
“Itu benar. Aku ikut khawatir karena Austin tidak mendapatkan kabar dari keluarganya. Berhubung aku memiliki urusan di sekitar Claydale, aku memilih untuk melihat bagaimana keadaan keluarganya.”
“Hmm,” gumam Dean pelan sambil mengusap dagunya.
“Dokter Dean, minta nona petualang ini untuk segera pergi dari sini,” kata Wat tiba – tiba. “Dia cukup keras kepala karena tidak ingin mendengarkan peringatanku.”
“Aku akan pergi. Tapi setelah memberikan keluarga Austin Iaves Cherry yang cukup untuk mereka. Kebetulan aku tahu di mana pohon buah itu tumbuh,” balas Sayuri. “Aku juga berencana untuk memberikanmu dan penduduk Claydale Iaves Cherry, setidaknya sampai Dean menemukan obatnya, keadaan kalian tidak akan terlalu parah, ‘kan?”
“Kau tahu di mana pohon Iaves Cherry tumbuh?” tanya Dean dengan kedua alisnya yang terangkat. “Kudengar pohon itu cukup sulit untuk ditemukan dan digapai karena pohon itu dikelilingi oleh monster yang menyerang siapa pun yang mendekatinya … dan kau bilang akan memberikan Iaves Cherry yang cukup untuk seluruh penduduk Claydale?”
Sayuri menganggukkan kepalanya. “Apa kau lupa? Aku seorang petualang. Untuk sampai di pohon Iaves Cherry tumbuh, bagiku juga tidak terlalu sulit.”
Kedua mata Wat langsung terlihat berair. “Nona petualang … terima kasih banyak. Hampir sebagian penduduk Claydale terserang penyakit dari wabah itu, tidak ada lagi orang yang bisa mencari Iaves Cherry dengan mudah. Tidak hanya itu, persediaan makanan kami sudah menipis …”
Sebuah jendela hologram kembali muncul di depan Sayuri.
[
Melihat keadaan Claydale yang semakin memburuk, Kepala Desa Claydale, Wat memintamu untuk mencari persediaan makan yang cukup dan juga Iaves Cherry agar kondisi penduduk yang terkena wabah yang menyebar di Claydale tidak semakin parah.
Kumpulkan setidaknya 0/100 Iaves Cherry untuk membantu penduduk Claydale.
Kumpulkan item(barang) yang dapat digunakan untuk dijadikan bahan makanan setidaknya 0/200 untuk membantu penduduk Claydale.
Batas waktu: 1 hari.
Hadiah dalam menyelesaikan Quest: 10 Tembaga
Kemungkinan hadiah yang didapat: Hubunganmu dengan seluruh penduduk Claydale akan meningkat.
Hukuman ketika gagal melakukan Quest: Kurangnya persediaan makanan untuk penduduk Claydale akan memperburuk kesehatan mereka. Kemugnkinan besar desa Claydale akan terhapus dari peta.
*Quest ini hanya dapat diselesaikan satu kali.]
“Tidak perlu khawatir, aku akan mencari daging dan beberapa tumbuhan yang bisa dimakan di luar sana,” balas Sayuri kembali memasang senyuman bisnisnya.
[Quest diterima. Quest telah aktif. Waktu sampai Quest berakhir: 23:59:59]
Berarti ia harus mencari 120 Iaves Cherry dan 200 daging atau tumbuhan. Untung saja ia ingat di mana pohon buah Iaves Cherry tumbuh dengan lebat, tidak hanya itu satu pohon biasanya memiliki 10 sampai 15 buah Iaves Cherry.
Ah, sebaiknya setelah menemukan 20 Iaves Cherry, ia harus kembali dan memberikannya pada Rubia karena batas waktu Questnya lebih singkat.
“Terima kasih! Aku tidak bisa memberikanmu banyak hadiah karena keadaan Claydale yang seperti ini …”
“Jangan memikirkan hal sepele seperti itu. Kalau begitu, aku akan segera pergi,” balas Sayuri, kemudian menoleh ke arah Dean dan menganggukkan kepalanya sekali dan mulai berjalan menuju gerbang masuk desa Claydale. Ia juga berharap kalau Dokter Dean akan menghentikannya dan memberikan Quest itu …
Sebelum kaki Sayuri keluar dari zona desa Claydale, akhirnya dokter Dean memanggilnya. “Red Lily, tunggu sebentar! Ada hal yang ingin kubicarakan padamu.”
“Dokter Dean, kau butuh sesuatu?” tanya Sayuri.
Dokter Dean menggaruk ujung hidungnya, kemudian berkata, “Sebenarnya aku sudah sampai pada tahap akhir untuk menyelesaikan obat dari penyakit yang menyebar di Claydale. Sayangnya, bahan terakhir untuk obat itu sedikit … sulit untuk didapatkan.”
Sayuri mengusap pipinya pelan. “Hm, jika kau mengatakan hal ini padaku, kemungkinan besar aku bisa mendapatkan benda itu?”
“Itu benar. Apa kau pernah mendengar pohon Quassia? Kudengar di sekitar sini ada beberapa yang tumbuh. Aku membutuhkan akarnya untuk membuat obat itu.”
[
Dean yang sudah beberapa hari ini mencari obat untuk menghentikan penyakit yang menyebar di Claydale, akhirnya menemukan bahan terakhir untuk menyempurnakan obat tersebut.
Karena banyak monster yang mengelilingi pohon Quassia, Dean tidak bisa pergi ke sana sendirian dan meminta bantuan kepadamu untuk melakukannya.
Kumpulkan setidaknya 0/5 akar pohon Quassia untuk membantu Dean.
Batas waktu: 1 hari.
Hadiah dalam menyelesaikan Quest: 1 Perak
Kemungkinan hadiah yang didapat: Hubungan antara dirimu dan Dean akan meningkat, obat untuk Claydale.
Hukuman ketika gagal melakukan Quest: Penilaian Dokter Dean terhadapmu akan menurun drastis.
*Quest ini hanya dapat diselesaikan satu kali.]
“Tentu saja, serahkan padaku,” balas Sayuri.
[Quest diterima. Quest telah aktif. Waktu sampai Quest berakhir: 23:59:59]
“Terima kasih, aku akan menunggu kabar darimu,” kata Dean. Meski pun sebagian wajahnya tertutup, Sayuri bisa melihat kalau ia tersenyum padanya.
Akhirnya, setelah medapatkan misi yang ia inginkan, tanpa menunggu lebih lama lagi Sayuri langsung pergi ke lokasi di mana pohon Iaves Cherry tumbuh. Ia harus menyelesaikan Quest dari Rubia terlebih dahulu.
.
.
Seorang pemain yang memilih Assassin sebagai profesinya menggunakan alat pelindung tubuh yang ringan, sehingga Assassin memiliki kemampuan untuk melompat lebih tinggi dari pada profesi yang lain. Tentu saja, tinggi dan jauhnya lompatan pemain dapat berbeda sesuai dengan status yang dimilikinya.
Karena saat ini Sayuri masih level 0, ia hanya bisa lompat sejauh dan setinggi 2 meter. Dengan melompat di antara satu pohon dengan pohon lainnya, Sayuri bisa menghindari serangan dari monster yang berusaha untuk menyerangnya di bawah sana.
Saat ini, ia berada di dalam zona hutan di mana monster level enam muncul. Tentu saja, tidak banyak pemain yang berada di sekitarnya karena mereka belum cukup kuat untuk melawan monster tersebut. Jika satu mungkin bisa, tapi monster ini selalu berkelompok.
Monster dengan sebutan Wild Boar dengan tanda level 6 yang berwarna merah terlihat menyebar di bawah sana. Sayuri memiliki rencana untuk mengalahkan monster itu karena mereka menjatuhkan 5 buah daging yang dapat dimasak untuk menyelesaikan Quest dari Wat, tetapi tidak di tempat ini.
Sayuri tahu lokasi yang tepat untuk mengalahkan monster itu tanpa perlu kerja keras. Tidak hanya itu, lokasi tersebut dekat dengan pohon Iaves Cherry tumbuh. Semoga saja ia juga menemukan pohon Quassia di sekitarnya.
Melihat pohon dengan daun berwarna merah muda, akhirnya Sayuri menemukan lokasi di mana pohon buah Iaves Cherry tumbuh. Tidak hanya itu, setiap pohonnya memiliki lebih dari sepuluh buah Iaves Cherry. Sepertinya hari ini benar – benar hari keberuntungannya!
Namun sayang ia tidak melihat pohon Quassia di mana pun.
Tempat di mana pohon itu tumbuh pun berdekatan satu dengan yang lainnya, sehingga Sayuri tidak perlu membahayakan dirinya untuk turun ke bawah sana dengan puluhan Wild Boar yang menatapnya dengan mata yang bersinar merah.
Sambil tertawa miris, Sayuri melompat ke salah satu pohon di mana Iaves Cherry berbuah. Ketika dilihat dari dekat, buah itu tidak jauh berbeda dengan ceri yang ada di dunia nyata. Yang membuatnya sedikit berbeda adalah buah itu dua kali lipat lebih besar dari pada ceri yang ia ketahui.
[Item Quest berhasil didapatkan. 1/20 Iaves Cherry untuk menyelesaikan ]
[Item Quest berhasil didapatkan. 1/100 Iaves Cherry | 0/200 bahan makanan untuk menyelesaikan ]
Melihat jendela hologram yang muncul di depannya, item yang ia cari untuk menyelesaikan Quest benar – benar ia dapatkan. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Sayuri mengumpulkan semua Iaves Cherry yang bisa diambilnya dengan cepat, dan tanpa sadar tasnya sudah terisi penuh dengan 250 buah Iaves Cherry.
Slot pada sistem tas milik pemain Lord’s Regime tidak terbatas, namun setiap item memiliki beratnya masing – masing. Tentu saja, berat dari item tersebut yang membatasi berapa banyak barang yang bisa dibawa oleh seorang pemain.
Assassin dengan level 0 hanya bisa membawa benda seberat 5 kg di dalam tasnya, semakin tinggi level atau pun VIT yang dimilikinya, semakin banyak pula barang yang dapat dibawanya.
Jika lebih dari itu, seorang pemain tidak akan bisa bergerak sedikit pun karena mereka kelebihan muatan. Tentu saja, jika barang bawaan Sayuri saat ini sudah lebih dari 3 kg, kecepatan lari mau pun ketinggian dan jarak lompatnya juga akan berkurang.
[Quest telah aktif. Waktu sampai Quest berakhir: 01:32:05]
Melihat waktu untuk menyelesaikan Quest dari Rubia semakin tipis, Sayuri memilih untuk kembali ke Claydale terlebih dahulu dengan cara yang sama, karena saat ini di bawah sana monster Wild Boar semakin banyak.
Seketika, pantulan cahaya matahari menusuk matanya. Tentu saja, hal ini cukup aneh karena pohon yang tumbuh di sekitarnya tidak akan bisa memantulkan cahaya seperti itu. Yang berarti ada hal lain yang dapat memantulkan cahaya dari matahari. Sayuri langsung menyebarkan pandangannya ke sekitar, mencari sesuatu yang ia harapkan.
Sedikit tertutup oleh daun berwarna merah muda dari pohon di mana Iaves Cherry tumbuh, sebuah kotak berwarna putih keabuan tertangkap oleh kedua mata Sayuri. Ketika melihat kotak itu, rasanya jantung Sayuri berdegup lebih kencang, tentu saja bukan karena jatuh cinta. Dengan hati – hati Sayuri melompat ke pohon di mana kotak tersebut berada.
Dilihat dari warnanya, kotak ini terbuat dari perak. Dalam Lord’s Regime, tingkatan kotak terbagi menjadi kayu, baja, perak, emas, Adamantium dan Orichalcum. Karena kotak itu terbuat dari perak, pasti isi dari kotak tersebut cukup berharga, tidak hanya senjata atau alat pelindung biasa … mungkin sebuah buku skill yang belum sempat dimiliki oleh Sayuri ada di dalamnya.
Sepertinya hari ini benar – benar hari keberuntungannya!
Seorang Assassin dengan ras manusia memiliki sebuah keterampilan profesi di mana mereka dapat membuka kotak yang terkunci dalam kurun waktu tertentu. Namun, untuk level seorang pemula, mereka hanya bisa membuka kotak yang terbuat dari kayu.
Berharap kalau keberuntungannya belum habis, Sayuri memohon agar kotak yang ada di depannya ini tidak terkunci …
[Sistem: Membuka kotak … | Proses penyelesaian … 20% … 50% …]
Dengan gemas Sayuri mengepalkan kedua tangannya. Untung saja kotak itu tidak terkunci! Sayangnya, sepertinya keberuntungannya hari ini sudah dihabiskan dengan memohon agar kotak yang ada di depannya ini tidak terkunci.
Karena, Sayuri mendapatkan buku skill yang tidak bisa digunakan olehnya …
[Buku Skill: War Cry
Deskripsi: Pengguna akan meneriakkan seruan, meningkatkan ATK dan anggota tim di sekitar untuk sementara waktu.
Tipe: Aktif.
Cooldown: 30 detik.
Batasan Pengguna: Warrior, Paladin, Gladiator, Berserker. Dapat dipelajari oleh faksi mana pun.]
Sayuri yang membaca buku skill di kedua tangannya itu hanya bisa menarik napas dingin di antara giginya yang terkatup rapat. Mungkin ia dapat menjual buku ini seharga 1 perak 50 tembaga sebagai harga awalnya, atau mungkin menemukan seseorang yang bersedia untuk menukar buku ini dengan buku skill yang dapat dipelajari oleh seorang Assassin.
Setelah memasukkan buku skill itu ke dalam tasnya, Sayuri kembali ke Claydale untuk memberikan Iaves Cherry pada Rubia. []