10 - Wabah

2614 Kata
           Di awal permainan, pemain dapat menggunakan gerbang teleportasi secara gratis selama mereka berpindah menuju peta kota mau pun desa di mana monster dari level satu sampai lima belas muncul di sekitarnya.           Untuk peta di mana monster tingkat lebih lanjut muncul, biasanya pemain akan dikenakan biaya dari kepingan tembaga hingga yang termahal pemain harus membayar dengan keping emas.           Saat ini, Sayuri memilih untuk pergi ke kota Beckton yang merupakan kota terdekat dari desa Claydale. Tidak seperti Ander yang menjadi pusat kerajaan Atrea, kota Beckton jauh lebih kecil dibandingkan dengannya.           Kota Beckton merupakan salah satu dari lima kota dengan zona di mana monster dengan level empat sampai enam muncul di sekitarnya, sehingga banyak pemain yang membentuk tim untuk menyelesaikan Quest dengan membunuh monster tertentu atau sekedar mencari poin EXP dan juga barang – barang yang dijatuhkan oleh monster yang nanti bisa mereka jual pada NPC.           Tidak ada satu pun dari pemain lain yang mengajak Sayuri untuk masuk ke dalam tim mereka. Tentu saja, karena saat ini Sayuri masih menggunakan equipment pemula, yang hanya memberinya total poin Defense sebanyak lima. Lagi pula, ia melihat kalau pemain dengan level tertinggi di tempat itu hanya level tiga, dan level pemain tertinggi di Lord’s Regime saat ini baru level enam. Padahal, Lord’s Regime sudah dirilis selama empat hari lamanya …           Jika ia terkena serangan dari monster level 1, nyawanya yang sudah sedikit mungkin akan berkurang setengahnya. Di sini lah kelemahan pemain yang memilih Assassin sebagai profesinya, karena para Assassin di awal permainan sangat lemah baik serangannya mau pun pertahanannya.           Seorang Assassin harus menghabiskan seluruh uangnya untuk membeli equipment yang bagus, dan tentu saja buku skill[1] juga. Karena, profesi Assassin mengandalkan satu kali serangan ledakan yang cukup besar.           Setiap pemain baru Lord’s Regime akan mendapatkan lima puluh tembaga, tentu saja uang sebanyak itu tidak akan cukup untuk membeli equipment yang bagus. Namun, bagi Sayuri semua itu lebih dari cukup.           Dengan ingatan dari kehidupan sebelumnya, Sayuri langsung pergi menuju toko pandai besi untuk membeli senjata jarak jauh.           Lonceng pada pintu toko pandai besi berbunyi ketika Sayuri membukanya, membuat NPC penjaga toko tersebut menolehkan wajahnya ke arah Sayuri.           Seperti NPC yang bekerja sebagai pandai besi biasanya, NPC yang ada di depan Sayuri saat ini memiliki tubuh dengan otot yang besar. Dengan senyuman di wajahnya, ia berkata, “Oh, petualang baru? Ingin membeli senjata? Atau alat pelindung?”           “Senjata jarak jauh. Kudengar toko ini dimemiliki oleh seorang pandai besi terbaik di kota Beckton,” puji Sayuri sambil memasang senyuman bisnis di wajahnya.           Seperti orang – orang pada umumnya, NPC dalam Lord’s Regime pun akan merasa senang bila dipuji oleh orang lain. Sambil membusungkan dadanya dengan bangga, NPC itu membalas, “Haha! Kau berbeda dari semua petualang yang mengunjungi tempat ini sebelumnya. Tentu, kau bisa memilih sesukamu.”           Setelah mengatakan hal itu, sebuah jendela hologram muncul di depan Sayuri. Barisan demi barisan senjata mau pun alat pelindung ditampilkan di dalamnya.           “Aku mencari senjata jarak jauh yang dapat digunakan oleh seorang Assassin level 0 dengan kekuatan serang yang besar, kecepatan serta jarak tembak yang bagus,” kata Sayuri.           Di awal permainan, hanya sedikit pemain yang tahu kalau dalam Lord’s Regime terdapat dua fitur pencarian. Yang pertama, pemain secara manual mencari di dalam jendela hologram yang ditampilkan oleh NPC, sedangkan yang lain pemain bisa mengatakan apa yang ia inginkan kepada NPC tersebut. Sama seperti mesin pencari otomatis, jendela hologram yang ditampilkan akan berubah dan memperlihatkan barang – barang yang sesuai dengan pemain sebutkan sebelumnya.           “Hmm … kalau begitu hanya ada dua senjata jarak jauh yang cocok,” balas NPC tersebut, membuat jendela hologram di depan Sayuri kembali berubah. “Ada busur dan busur silang otomatis.”           Yang pertama sebuah busur yang dengan status attack +5, Hit Rate 10, Accuracy 7% dan Attack Range 20 meter, seharga 12 tembaga. Sedangkan yang satunya lagi sebuah busur silang otomatis yang dapat menembakkan tiga anak panah sekaligus dengan status attack +5, Hit Rate 5, Accuracy 12% dan Attack Range 27 meter dengan harga 25 tembaga.           Meski sedikit mahal, busur silang yang ia lihat sangat cocok untuk rencana yang akan ia lakukan. “Kalau begitu, aku akan membeli busur silang. Aku juga akan beli sepuluh tempat anak panah dengan isi dua ratus buah.”           “Tentu,” jawab NPC tersebut. Ia sedikit membungkukkan tubuhnya seperti sedang mengambil sesuatu dari meja yang ada di depannya, sedetik kemudian ia meletakkan busur silang dan sepuluh tempat anak panah di atas meja yang ada di depannya.           Ketika Sayuri menyentuh kedua benda tersebut, secara otomatis tembaga yang ada di dalam tasnya berkurang. Busur silang dan sepuluh tempat anak panah itu pun berpindah ke dalam sistem tas yang ia miliki.           Sekali lagi, Sayuri melihat kedua benda yang baru saja diterima olehnya. “Hm, hasil pekerjaan dari seorang pandai besi terbaik memang luar biasa.”           “Terima kasih, petualang muda. Aku akan memberimu layanan gratis untuk membetulkan senjata atau alat pelindung yang kau miliki sebanyak satu kali jika kau berkunjung lagi,” tambah NPC itu, senyuman yang ramah di wajahnya semakin mengembang.           Membuat hubungan yang baik dengan NPC akan menguntungkan para pemain, contohnya seperti saat ini. Meski pun NPC yang ada di depannya hanyalah sebuah sistem, Sayuri benar – benar berterima kasih.           Tidak lagi memasang senyuman bisnis di wajahnya, Sayuri membalas, “Seharusnya aku yang berterima kasih, aku akan berkunjung lagi lain waktu.”           “Ya! Hati – hati lah di jalan,” balas NPC tersebut sebelum Sayuri menutup pintu toko pandai besi itu di balik punggungnya.           Selanjutnya, Sayuri hanya perlu membeli beberapa obat untuk memulihkan HPnya, dan alat pengait serta tali tambang yang nanti bisa ia gabungkan dengan sistem penggabungan di dalam tas, asalkan ada resepnya dalam sistem Gaia, semua benda akan menjadi barang yang baru. Setelah dirasa cukup, tanpa menunggu lebih lama lagi Sayuri pergi menuju Claydale.           .           .           Terima kasih kepada para pemain yang sedang mencari poin EXP dan berkumpul di tempat monster biasanya muncul, Sayuri yang masih level 0 dan tidak bergabung di dalam sebuah tim tidak perlu khawatir untuk memasuki zona di mana monster dengan level yang tinggi dari pada dirinya muncul.           Desa kecil seperti Claydale berada di ujung jalan utama yang menyambung kota Beckton dengan beberapa kota dan desa yang lain. Selain itu, karena jalan menuju desa Claydale ditutup dan dari jauh terlihat kalau desa itu sangat kumuh, sangat sedikit pemain yang berada di dekat desa tersebut. Untungnya, tidak banyak monster yang memiliki level tinggi di dekat sana.           Melihat sebuah tanda pemberitahuan berwarna merah dan tulisan untuk tidak melewati jalan tersebut, Sayuri bisa tahu kalau belum ada seorang pun pemain yang mengambil Quest yang ada di Claydale. Sayuri tetap masuk melewati jalan itu setelah mengabaikan peringatan pada tanda pemberitahuan itu.           Mungkin untuk mendukung gambaran desa Claydale yang kumuh, langit yang berada di atas desa itu tampak gelap dan mendung, jalan setapak menuju desa itu juga sedikit basah seperti baru saja selesai hujan. Jalan desa yang seharusnya ramai oleh penduduk yang tinggal di sana sangat sepi bagaikan desa yang mati.           “Selamat pagi! Ada orang?” sahut Sayuri mencoba untuk menarik perhatian penduduk yang ada di desa itu setelah ia sampai di tempat yang ia ingat sebagai alun – alun desanya.           Selama beberapa menit, Sayuri harus menyahutkan kalimat yang sama, sampai akhirnya pintu rumah yang terdekat dari alun – alun terbuka. Dari dalam, keluar seorang NPC dengan indikator lingkaran yang dicoret berwarna biru bernama Wat. NPC itu terlihat cukup tua dengan rambut yang dipenuhi oleh uban dan punggung yang sedikit bungkuk.           “Kau … apa kau tidak bisa baca, ha!? Atau apa memang semua petualang tidak memiliki sopan santun dan akal sehat!?” sahut Wat marah, kemudian ia terbatuk dengan keras seperti seseorang yang menderita kanker tenggorokkan. Sepertinya hubungan Sayuri dengan Wat berada di posisi paling rendah.           Sayuri meletakkan tangan kanan pada d**a kirinya sambil membungkukkan punggungnya sedikit. Dahulu Sayuri pernah membaca sebuah buku etika kerajaan Atrea tentang bagaimana seseorang harus bersikap pada orang lain yang lebih dewasa, dan salah satunya melakukan gerakan yang sebelumnya ia lakukan.           Ketika melihat Sayuri membungkuk hormat sesuai dengan etika kerajaan Atrea, Wat langsung menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan, berusaha untuk meredakan amarahnya.  Sambil mengusap keningnya pelan, ia berkata, “Hm, setidaknya ada seorang petualang yang tahu tata krama.”           Setelah melihat Wat yang menganggukkan kepalanya satu kali menandakan kalau ia menerima sapaan dari Sayuri, ia berkata, “Maaf telah mengganggu, aku juga sadar kalau ada sebuah pemberitahuan untuk tidak memasuki desa ini. Tapi … aku datang dari Ander sebagai temannya Austin.”           Sebelah alis Wat sedikit terangkat, kemudian ia berkata, “Austin? Ah, anak dari Rubia yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di akademi.”           “Itu benar,” balas Sayuri sambil menganggukkan kepalanya satu kali. “Kudengar temanku Austin tidak mendapat kabar lebih dari satu minggu dari Claydale. Ia cukup khawatir, dan berhubung aku memiliki urusan di sekitar Claydale, sebagai temannya aku berniat untuk membantunya dengan menghilangkan rasa cemasnya itu. Tentu saja aku melakukannya karena Austin temanku.”           Sayuri sengaja menambahkan banyak kata ‘teman Austin’ agar hubungannya dengan Wat sedikit membaik.           Mendengar perkataan Sayuri, Wat terbatuk beberapa kali sebelum menjawab, “Ah … Nona petualang, karena kau sudah melihat bagaimana keadaan tempat ini, lebih baik kau cepat pergi dari sini. Saat ini sedang ada wabah yang menyebar di Claydale.”           “… Aku mengerti. Tapi … bisakah aku mengunjungi keluarga Austin terlebih dahulu? Mungkin aku bisa menyampaikan pesan dari keluarganya untuk Austin,” kata Sayuri dengan hati – hati. “Tidak perlu khawatir, daya tahan tubuh seorang petualang lebih kuat.”           Wat terbatuk beberapa kali sebelum menganggukkan kepalanya. “Kalau begitu ikuti aku.”            Dalam diam, Sayuri mengikuti Wat. Karena Quest mengenai wabah penyakit yang menyebar di Claydale belum diselesaikan, keadaan di desa itu sangat muram. Sepertinya semua NPC penduduk Claydale berada di dalam rumahnya berharap agar keluarganya tidak tertular wabah tersebut.           “Setelah urusanmu selesai, cepatlah pergi dari sini sebelum kau terkena penyakit yang sama,” perintah Wat setelah ia terbatuk beberapa kali. “Aku akan kembali ke rumahku …”           “Terima kasih,” balas Sayuri singkat dan melihat Wat pergi menuju jalan yang sebelumnya mereka lewati. Ia memutar tubuhnya kembali menatap pintu yang terbuat dari kayu tua pada sebuah rumah, yang kemungkinan rumah yang dimiliki oleh keluarga Austin.           Dengan pelan, Sayuri mengetuk pintu rumah tersebut sambil berkata, “Selamat pagi, maaf mengganggu. Aku berasal dari Ander, kudengar ini rumahnya Austin?”           Awalnya, tidak ada jawaban yang terdengar dari dalam, sampai beberapa saat kemudian pintu yang ada di depannya terbuka sedikit, memperlihatkan seorang NPC wanita dewasa dengan nama Rubia di atasnya.           “Austin … kau kenal anakku?” tanya Rubia yang masih mengintip dari pintu yang terbuka sedikit.           “Itu benar, aku temannya Austin. Kudengar ia tidak mendapat kabar dari rumah selama lebih dari satu minggu,” balas Sayuri. “Austin khawatir ada sesuatu yang terjadi pada keluarganya. Karena kebetulan aku ada urusan di sekitar Claydale, aku menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat ini.”           Akhirnya, Rubia membuka pintu masuk rumah itu sedikit lebih lebar. “Ah … karena tidak ada orang yang mengantar surat seperti biasanya, aku tidak bisa membalas surat terakhirnya,” balasnya. “Aku ingin memintamu untuk masuk dan beristirahat terlebih dahulu karena perjalanan panjang dari Ander ke tempat ini … tapi seperti yang kau tahu, ada penyakit yang menyebar dan aku khawatir kau juga akan terkena wabahnya.”           Sayuri tersenyum tipis sambil menggelengkan kepalanya pelan. “Tidak perlu khawatir, seorang petualang memiliki daya tahan tubuh yang lebih kuat,” ulangnya untuk meyakinkan Rubia.           Rubia mengusap pipinya berpikir, kemudian akhirnya ia meminta Sayuri untuk masuk ke dalam rumahnya.           Meski dari luar rumah milik Rubia ini terlihat sangat kumuh dan berantakan, bagian dalamnya ternyata lebih bersih dan rapi.           “Kalau begitu ayo masuk dan istirahat terlebih dahulu, aku akan mengambilkan surat—”           Suara batuk yang terdengar sangat menyakitkan memotong perkataan Rubia. Dengan panik, ia berlari ke dalam sambil menyahut, ‘Aila! Aila sayang bertahanlah!’           Sayuri ikut menyusul Rubia untuk masuk ke dalam, merasa kalau akan ada perubahan pada Linked Quest yang sedang ia jalani.           Rubia masuk ke dalam salah satu kamar dengan cat berwarna merah muda cerah. Di atas kasur ada seorang NPC anak perempuan dengan kisaran umur delapan sampai sembilan tahun bernama Aila.           Ketika Sayuri berada di dekatnya, batuknya terdengar lebih parah dari pada ketika ia mendengarnya dari luar. Melihat ada gelas berisi minuman di sebelahnya, Sayuri langsung memberikannya pada Aila. Dibantu oleh Rubia, ia membuat Aila meminum semua isi dari gelas tersebut.           Setelah beberapa saat, akhirnya batuk Aila sedikit mereda dan ia kembali tertidur. Seluruh badannya dibasahi oleh keringat dingin. Sekali lagi, Sayuri melihat ada handuk kering di dekatnya, dan ia memberikannya pada Rubia untuk mengganti pakaian yang Aila kenakan.           “Seperti yang kau lihat, saat ini banyak penduduk Claydale yang memiliki penyakit seperti ini.” Rubia menggigit bagian bawah bibirnya menahan tangis, kemudian menambahkan, “Kapan wabah ini menghilang? Hanya ketika seseorang yang meminum sari dari Iaves Cherry batuknya akan sedikit reda. Sedangkan aku tidak memiliki buah itu lagi. Aku tidak bisa membelinya karena sangat mahal dan sulit untuk dicari …”           ‘Kata – kata itu … rasanya Linked Quest yang saat ini sedang kujalani akan ada perubahan.’           Sesuai dengan pemikiran Sayuri, sebuah jendela hologram muncul di depan wajahnya.           [Quest selesai. Mendapatkan 10 Tembaga dan hubungan pertemanan dengan Austin (NPC) meningkat!]             [           Tidak hanya Aila, saat ini sebagian besar penduduk Claydale terkena wabah yang membuat penderitanya batuk hingga membuat luka pada tenggorokkannya.           Meminum sari buah dari Iaves Cherry bisa meredakan batuknya. Rubia yang tidak memiliki Iaves Cherry lagi memintamu untuk mencarikannya untuk Aila.           Kumpulkan setidaknya 0/20 Iaves Cherry untuk membantu Rubia.           Batas waktu: lima jam.           Hadiah dalam menyelesaikan Quest: -           Kemungkinan hadiah yang didapat: Hubunganmu dengan seluruh penduduk Claydale meningkat.           Hukuman ketika gagal melakukan Quest: Tidak hanya Aila, tetapi beberapa penduduk yang terkena penyakit yang sama kemungkinan besar akan meninggal dunia.           *Quest ini hanya dapat diselesaikan satu kali.]                     Linked Quest miliknya benar – benar berubah! Meski tidak mendapatkan hadiah, jika hubungannya dengan seluruh penduduk Claydale meningkat, akan banyak manfaat yang bisa Sayuri dapatkan.           Terlebih lagi dalam Lord’s Regime, jika seorang NPC meninggal dunia, mereka tidak akan bisa dihidupkan kembali, yang kemungkinan besar akan menghilangkan Quest jika NPC tersebut memilikinya untuk selamanya.           “Rubia, aku tahu di mana lokasi Iaves Cherry tumbuh. Aku akan membantumu untuk mencarinya,” kata Sayuri.           Rubia langsung menolehkan wajahnya pada Sayuri dengan mata yang sedikit basah. “Sungguh? Kau akan melakukannya? Saat ini aku tidak memiliki apa pun untuk membayarmu … aku janji akan memberikannya setelah aku memiliki uang …”           Sayuri menggelengkan kepalanya, kemudian menjawab, “Tidak perlu. Aku hanya membantu keluarga dari temanku, jangan pernah berpikir untuk membayarku.”           [Quest diterima. Quest telah aktif. Waktu sampai Quest berakhir: 04:59:59]                     “Terima kasih! Aku benar – benar berhutang padamu!” sahut Rubia sambil menggenggam kedua tangan Sayuri, yang entah kenapa sama seperti apa yang dilakukan oleh Austin sebelumnya.           Dasar Gaia, ia juga membuat sikap NPC yang memiliki hubungan darah sama antara satu dengan yang lain.           “Kalau begitu lebih baik aku pergi sekarang, Rubia. Aku janji akan kembali sebelum matahari terbenam,” balas Sayuri, kemudian ia keluar dari rumah itu untuk kembali ke alun – alun desa.           Setelah menerima Linked Quest dari Rubia, akan ada Quest tersembunyi yang bisa ia kerjakan secara bersamaan, dan hadiahnya sangat bermanfaat untuk digunakan di masa depan sebagai penghasilan Sayuri di dalam Lord’s Regime.           .           .           Note:           [1] Skill: Sebuah kemampuan serangan yang menggunakan MP, serangan yang dihasilkan dengan menggunakan skill biasanya lebih besar dibandingkan dengan serangan biasa (basic attack) dan terkadang memberikan debuff (sebuah efek yang mengurangi status dan semacamnya) kepada pemain  yang terkena serangan tersebut.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN