Sudah sepuluh menit berlalu sejak Sayuri dan Fein pura – pura tertidur setelah memakan beberapa makanan yang dihidangkan oleh ‘sponsor’ turnamen yang baik hati dengan bumbu penyedap obat tidur. Meski begitu, keadaan di luar sana masih sepi.
Sekali lagi, Fein yang tidak tahan dengan kesunyian ini langsung berkata dengan suara yang dipelankan, “Sebenarnya kapan orang – orang itu akan datang? Jika seperti ini terus bisa – bisa aku benar – benar tertidur dengan posisi yang seperti ini.”
Sayuri yang saat ini kepalanya berada di lipatan tangannya yang ada di atas meja terkekeh pelan, kemudian membalas, “Entahlah? Aku yakin beberapa menit lagi. Sepertinya kita akan dipindahkan ke tempat lain jam setengah tujuh tepat.”
“Hmm, berarti sebentar lagi. Tapi aneh, saat aku keluar dari ruangan ini untuk ke toilet, tidak ada seorang pun agen Men In Black di luar sana,” kata Fein.
Ternyata, tidak hanya Sayuri yang berpikir kalau orang – orang yang sebelumnya mengantar mereka itu terlihat seperti agen Men In Black …
“Mungkin mereka sibuk menyiapkan—”
Perkataan Sayuri langsung kembali ia telan karena pintu ruangan di mana mereka berada dibuka oleh seseorang dari luar. Fein juga langsung menutup mulutnya dengan rapat.
Didengar dari langkah kakinya, sepertinya ada tiga sampai empat orang yang masuk ke dalam ruangan mereka. Langkah kaki itu pun terdengar cukup berat dengan jarak yang jauh, kemungkinan besar semua orang yang masuk ke dalam ruangan mereka merupakan seorang pria dengan tubuh yang cukup tinggi.
“… Kenapa pelayan tua ini ikut tidur bersama mereka?” tanya seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.
“Sepertinya entah bagaimana caranya pelayan tua ini dipaksa untuk ikut makan bersama mereka?” balas temannya.
“… Entah kenapa aku bisa membayangkan kalau mereka berdua memaksa pelayan ini untuk makan bersama mereka dengan berkata kalau mereka akan menghajarnya jika tidak ikut makan bersama mereka?” kata temannya yang lain.
“Bagaimana jika kalian berhenti menggerakkan mulut kalian dan mulai menggerakkan tangan kalian?” desis seseorang yang lain. “Apa kalian ingin kepala kalian terpisah dari tubuh kalian itu karena bos menunggu terlalu lama?”
“Booo tidak asik, wuuu wuuu wuuu,” protes ketiga orang yang sebelumnya terus berbicara.
“Kalian bertiga bawa lelaki tubuh besar itu. Aku sendiri cukup untuk membawa gadis ini.”
“Oi oi, apa ini rencanamu dari awal, ha?”
“Rencana? Bukankah itu yang dipikirkan oleh otak kalian? Apa kalian lebih memilih untuk kehilangan tangan kalian oleh bos yang tahu kalau kalian menyentuh barang dagangannya yang bisa dijual mahal ini dengan tangan kalian yang tidak bermoral itu?”
Tidak ada seorang pun yang kembali mengeluarkan protes mereka, sampai akhirnya tubuh Sayuri digendong oleh seseorang dan dibawa ke luar ruangan itu.
Sayuri hanya bisa mengandalkan pendengarannya karena khawatir kalau kedua matanya terlihat bergerak oleh orang yang membawanya. Terdengar dari perkataan yang ia ucapkan sebelumnya, sepertinya orang yang satu ini sangat hati – hati, melakukan pekerjaannya dengan baik dan … disiplin.
Sayang sekali ia bekerja di tempat seperti ini.
Langkah kaki dari orang – orang yang membawa Fein tidak bisa didengar oleh Sayuri lagi, yang berarti mereka membawanya ke tempat yang berbeda. Mendengar suara pintu yang dibuka, sepertinya Sayuri sudah sampai di tempat tujuannya.
“Oh … pantas saja aku yang dipanggil ke tempat ini. Ternyata peserta yang memenangkan turnamen yang diadakan tahun ini seorang perempuan?”
“Layla, periksa dengan baik apakah orang ini membawa sesuatu yang mencurigakan.”
Seseorang yang bernama Layla ini terkekeh pelan, kemudian berkata, “Tentu … tentu. Aku juga akan melihat apa barang yang kita dapatkan tahun ini bernilai tinggi. Kalau begitu, tidurkan dia di atas kasur itu dan cepatlah pergi dari ruangan ini. Banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”
Setelah tubuh Sayuri dibaringkan di atas kasur, suara pintu yang terbuka dan kembali tertutup terdengar oleh kedua telinganya. Kemudian, senandung pelan yang terdengar merdu dari seseorang yang bernama Layla ini mengusir kesunyian pada ruangan di mana mereka berada.
“Hmmm, wajah cantik tanpa luka sedikit pun. Kulit putih yang mulus bagaikan bunga lili … lalu kudengar matanya berwarna merah?” gumamnya pelan. Kemudian terdengar suara gesekan kertas yang mungkin saat ini ia sedang membaca sebuah berkas.
“… Melarikan diri dari panti asuhan yang jauh dari pusat kota J untuk hidup sendiri … ckck kasihan sekali, oh kasihan sekali. Hm, tapi telapak tangannya sedikit kasar … mungkin karena latihan yang selalu dijalaninya? Hoo … mungkin jika diberi pelembab selama beberapa hari sebelum lelang itu dimulai, tangannya akan kembali mulus. Hmm, kakinya pun tidak ada bekas luka jatuh sedikit pun. Rambutnya sangat lembut! Ah, wajah putih dengan bingkai hitam pekat … ketika anak ini dewasa pasti akan banyak orang yang menyukainya. Ckck kasihan sekali, oh kasihan sekali …”
Untung saja kesabaran Sayuri tidak habis karena terus mendengar omong kosong seseorang yang bernama Layla ini. Beberapa saat kemudian, orang itu mengganti pakaian yang digunakan oleh Sayuri, dengan sebuah dress panjang selutut dan lengan panjang sesikut. Setidaknya rambutnya yang masih dikepang dan disanggul tidak ia ubah, membuat alat pelacak yang ada di sana tetap aman …
Sayuri kembali dipindahkan ke suatu tempat. Ia kembali naik ke sebuah mobil dengan waktu dan jarak yang cukup jauh sekarang. Karena ia tidak tahu sekuat apa obat tidur yang ditambah ke dalam makanan yang seharusnya ia dan Fein makan, untuk saat ini Sayuri masih tetap pura – pura tidur dengan nyenyak tanpa tahu apa yang terjadi di sekitarnya.
Sampai akhirnya, Sayuri kembali dipindahkan ke tempat lain. Suasana ketika ia dibawa keluar dari mobil itu terasa sangat berbeda dari sebelumnya. Aroma asin dari laut merupakan hal pertama yang disadari olehnya, suara deburan ombak menyusul tidak lama setelahnya.
…
Apa saat ini ia sedang berada di pelabuhan?
Pelabuhan terdekat dari pusat kota J berada di kota G, dua jam dengan menggunakan mobil untuk sampai. Ternyata ia dibawa cukup jauh sampai ke luar kota …
Merasa kalau orang yang membawanya berjalan sedikit oleng, sepertinya saat ini mereka sudah berada di atas sebuah kapal?
“Jika kau tidak ingin kehilangan salah satu anggota tubuhmu, bawa orang ini dengan hati – hati dan jangan berpikir akan melakukan suatu hal yang tidak – tidak,” kata orang yang membawa Sayuri sejak awal.
“Hoo, sepertinya yang satu ini sangat berharga? Apa lebih mahal dibandingkan dengan dua puluh orang lebih yang sudah ada di dalam?”
Dua puluh? Lumayan banyak …
“Jangan banyak tanya dan cepat bawa dia ke dalam. Jam berapa kapal ini akan berangkat?”
“Tengah malam. Itu berarti dua jam lagi. Tapi kudengar ada perubahan jadwal karena bos akan ikut menaiki kapal ini?”
“… Aku belum mendapat informasi terbarunya. Kudengar bos ingin berbicara dengan orang baru terlebih dahulu.”
“Orang baru … oh, yang menjadi juara kedua turnamen tahun ini, ‘kan? Kudengar gadis ini yang menjadi juara pertamanya? Kenapa tidak gadis ini saja yang dijadikan pengawal pribadinya yang baru?”
Desahan panjang terdengar di telinga Sayuri, beberapa saat kemudian terdengar balasan, “Kau tahu kalau … bos lebih suka …”
…
Sepertinya keadaan Fein lebih mengkhawatirkan dari pada Sayuri saat ini …
…
“Ah … hm … ka—kalau begitu aku akan mengantar gadis ini ke bawah bersama dengan yang lain.”
“Pastikan tubuhnya tetap hangat. Ingat, barang yang satu ini sangat spesial.”
“Aku tahu … aku tahu …”
Sayuri kembali dibawa ke tempat lain, kurang lebih ada lima pintu yang dibuka oleh orang yang membawanya ini. Kemudian menuruni sebuah tangga dengan ruangan yang udaranya terasa lebih pengap. Ruang penyimpanan? Suara besi saling beradu terdengar setelahnya, kemudian suara isak tangis terdengar oleh kedua telinga Sayuri.
“Tuan … Tuan tolong keluarkan kami dari sini!”
“Mamaa aku ingin pulang.”
“Tuan, setidaknya berikan kami minum … hari sudah mulai gelap dan kami belum mendapat minum sedikit pun.”
Orang yang membawa Sayuri mendecakkan lidahnya, tapi ia tetap hati – hati menurunkan Sayuri di lantai yang beralaskan kain. Tanpa membalas apa pun, ia pergi meninggalkan mereka lagi.
Kedua mata Sayuri langsung terbuka lebar, dengan cepat ia bangun dari posisi tidurannya dan menyebarkan pandangan ke sekitarnya.
Dihitung satu persatu, ada dua puluh tiga orang yang berada di ruangan yang sama dengannya. Kebanyakan perempuan, terlihat jelas kalau mereka semua berumur kurang lebih tiga sampai lima belas tahun, ada pula beberapa anak laki – laki yang kemungkinan di bawah sepuluh tahun, yang berarti di tempat ini Sayuri yang paling tua. Pakaian mereka semua sama seperti yang Sayuri kenakan. Melihatnya membuat tekanan darah Sayuri serasa naik, mereka benar – benar siap dijual ke suatu tempat.
“Uh … kakak? Kau baik – baik saja?” Tanya seorang anak perempuan yang berada paling dekat dengannya.
Kening Sayuri langsung berkerut. Seharusnya mereka lebih mengkhawatirkan diri mereka sendiri dari pada mengkhawatirkan orang lain.
“Namaku Sayuri, aku dan teman – temanku akan menolong kalian untuk kembali ke rumah kalian, jadi jangan khawatir, ya?”
Awalnya tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak atau pun mengatakan sesuatu. Sampai akhirnya gadis yang terlihat paling muda di antara mereka semua mulai menangis, membuat yang lain juga ikut menangis.
Sedikit panik, meski pun tidak bisa memeluk mereka semua, Sayuri memberikan pelukan yang cukup besar untuk menenangkan mereka.
Ia akan menendang semua orang yang memiliki hubungan dengan pekerjaan semacam ini di antara kedua kaki mereka, sebelum memasukkan mereka semua ke penjara. []