37 - Penawaran

1851 Kata
          Sayuri dan yang lainnya sampai di pusat kota G ketika jam menunjukkan pukul tiga pagi. Kyle dan Emil langsung menyewa dua kamar hotel untuk mereka, sedangkan Kai dan Fein ikut bersama polisi pusat kota G untuk menginterogasi Connor Hayes dan mencari tahu informasi mengenai keluarga Boyd yang kemungkinan ikut serta dalam pekerjaan ilegal ini.           Dengan desahan napas yang panjang, Sayuri merebahkan tubuhnya di atas kasur hotel yang empuk dan lebar setelah ia membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya dengan baju yang sudah disiapkan oleh Emil sebelumnya. Ia bingung harus bereaksi seperti apa ketika sadar kalau Emil mengetahui ukuran baju bahkan sampai pakaian dalamnya dengan sangat tepat.           Di kehidupan Sayuri sebelumnya, ia sering berpergian ke luar kota mau pun negara untuk menjalankan tugas yang diberikan oleh Jerome Boyd. Menyewa sebuah kamar tipe suite di hotel semewah ini sudah sering ia lakukan, meski begitu baru kali ini ia merasa kurang nyaman dengan kemewahan seperti ini.           Sayangnya, hotel di mana ia menginap saat ini tidak menyewakan Helm VR yang bisa ia gunakan untuk login Lord’s Regime. Login selama tiga jam lebih baik dari pada tidak sama sekali …           Baru dua hari ia bermain Lord’s Regime, dan masih banyak hal yang perlu ia persiapkan sebelum Jerome Boyd menancapkan taringnya lebih dalam ke permainan itu. Sehari tidur nyenyak dan bermimpi indah rasanya sangat disayangkan.           Sayuri kembali memeriksa ponselnya. Ia belum sempat membalas pesan dan panggilan tak terjawab dari nyonya Agnes. Ketika membaca pesan terakhir yang dikirimnya kalau nyonya Agnes akan segera menyusulnya ke pusat kota J nanti pagi, dengan cepat ia langsung membalas:           [Nyonya Agnes, maaf aku baru sempat membalas pesanmu. Sebenarnya, aku mengikuti turnamen bela diri dan berhasil mendapatkan hadiah utamanya. Aku mendapatkan kredit yang cukup banyak dan sebuah sertifikat yang dapat memudahkanku untuk masuk ke SMA yang ada di kota C pilihanku sebelumnya. Karena ada beberapa hal yang perlu aku selesaikan untuk menerima hadiahnya, aku jadi sangat sibuk dan lupa untuk mengabarimu …           [Karena banyak syarat dan ketentuan untuk menerima hadiahnya, kemungkinan aku akan menginap beberapa hari lagi di kota J. Tenang saja, turnamen ini diawasi langsung oleh kepolisian di kota J, sehingga kau tidak perlu khawatir kalau turnamen ini hanya penipuan belaka!           [Aku akan menghubungimu lagi nanti, nyonya Agnes. Dan tolong jangan khawatir, ya?]           Setelah membaca pesan itu berulang kali, Sayuri langsung mengirimnya. Entah karena memang Sayuri yang tidak sadar kalau tubuhnya kelelahan karena seharian ini ia selalu waspada dan fokus pada sekelilingnya, atau karena merasa lega ia bisa kembali tanpa luka parah dan mengabari nyonya Agnes, ia langsung tertidur pulas.           .           .           “Oh, akhirnya kau bangun?” tanya Kyle dengan senyuman cerah bagai mengalahkan sinar matahari yang masuk dari jendela yang ada di balik punggungnya.           Sayuri harus mengusap kedua matanya untuk menghilangkan efek cahaya itu dari pandangannya. “Maaf, sepertinya tanpa kusadari tubuhku terlalu lelah dan tidur terlalu lama.”           “Tidap perlu khawatir, kau bisa tidur lebih lama lagi jika kau masih lelah, Sayuri. Saat ini baru pukul satu siang,” balas Emil sambil menunjuk ke arah jam dengan ibu jarinya.           Masalahnya karena sudah jam satu siang makanya Sayuri memilih untuk bangun … Lagi pula ia sudah tidur selama sepuluh jam.           Sebuah pintu menyambungkan kamarnya dengan Kyle dan Emil, sehingga mereka dapat dengan mudah bertemu jika ingin membicarakan sesuatu. Dan saat ini Sayuri berada di kamar Kyle dan Emil.           “Apa Kai dan Fein belum kembali?” tanya Sayuri.           “Belum, sepertinya mereka masih butuh waktu untuk menggali informasi dari Connor. Sayuri, kau ingin makan apa? Akan kupesankan,” tanya Emil.           “Uh, roti lapis dan jus jeruk sudah cukup,” balas Sayuri.           “Tidak, pesan hidangan lengkap dari pembuka sampai penutup, Emil. Apa kau lupa saat ini atasan kita yang membayar semuanya?” kata Kyle sambil menaik turunkan alisnya penuh makna.           Emil membetulkan posisi kacamatanya sambil tertawa satu kali. “Halloo, kami pesan hidangan lengkap untuk tiga orang … ya, bawa ke kamar S1004. Terima kasih.”            Dengan senang Emil dan Kyle sama – sama menjentikan jari mereka secara bersamaan.           Melihat mereka yang seperti ini membuat Sayuri sempat lupa kalau mereka merupakan anggota dari unit khusus kepolisian …           “Lalu, kapan aku akan bertemu dengan atasan kalian?” tanya Sayuri.           “Hm, sebenarnya saat ini juga bisa, karena ia berada di kamar sebelah,” balas Kyle dengan santai.           Sayuri langsung menutup mulutnya rapat dengan kedua mata yang disipitkan. “Kalau begitu kenapa tidak sekarang? Dengan begitu urusanku di kota ini akan cepat selesai dan kalian bisa mengantarku kembali ke pusat kota J, ’kan?”           Entah kenapa, wajah Kyle tiba – tiba jadi serius dan membalas, “Sayuri, percayalah padaku kalau kau harus makan terlebih dahulu untuk mengisi kembali staminamu sebelum bertemu dengan atasan kami.”           Di sebelahnya, Emil menganggukkan kepalanya setuju.           .           .           “AH! Jadi ini yang namanya Sayuri? Hmm … apa kau belajar seni bela diri sendiri? Kudengar seni bela dirimu campuran … apa itu maksudnya kau menguasai banyak seni bela diri? Dan kau mempelajarinya sendiri? Tanpa pelatihan formal? Oh, kudengar kau kenal Kyle dan yang lainnya dari permainan yang saat ini sedang terkenal itu … apa namanya? Lord’s Regime? Ya, itu! Kau juga memilih Assassin sebagai profesi di permainan itu, ‘kan? Oh … apa ini yang membuatmu bisa mengalahkan tiga orang dewasa sekaligus tanpa terluka sama sekali, atau lebih tepatnya tanpa mereka yang menyadari kehadiranmu? Sama seperti seorang pembunuh bayaran profesional yang selalu pergi setelah menyelesaikan tugasnya tanpa ketahuan oleh anggota seperti kami, hm?”           Sayuri akhirnya mengerti kenapa Kyle dan Emil menyuruhnya untuk makan sebelum bertemu dengan atasan mereka.           Rentetan pertanyaan yang membuat telinga Sayuri seakan berdering itu berasal dari tak lain dan tak bukan adalah atasan yang memimpin anggota dari unit khusus reserse kriminal.           Sayuri langsung menolehkan wajahnya pada Kyle dan Emil dengan bingung. Tanpa mengatakan sepatah kata pun pertanyaan apakah benar orang yang ada di depannya ini atasan dari unit mereka.           Mendapatkan anggukkan kepala sebagai jawabannya, Sayuri harus menerima kenyataan bahwa orang yang ada di depannya ini benar – benar atasan mereka.           Sayuri kembali menoleh ke orang yang ada di depannya. Atasan dari unit khusus reserse kriminal yang pernah membuatnya kesulitan untuk melarikan diri di kehidupan sebelumnya itu tidak seperti apa yang dibayangkannya.           Ia selalu mengira kalau atasan dari unit khusus yang memiliki pekerjaan sangat serius juga memiliki wajah yang sama. Seperti seorang Pria berumur empat puluh sampai lima puluh tahun akhir, wajah yang dipenuhi oleh luka yang ia dapat ketika ia menjalankan tugasnya ketika ia masih seorang anggota biasa. Karisma serta gaya kepemimpinan yang cocok untuk mereka yang selalu melakukan misi berbahaya demi keamanan negara.           Tapi …           Seseorang yang ada di depannya ini mungkin hanya berumur dua puluh tahunan, dengan paras yang terlihat manis bahkan bisa dikatakan … imut? Pakaiannya yang berwarna merah muda terasa menyilaukan mata. Bahkan rasanya saat ini Sayuri melihat ilusi puluhan bunga yang berterbangan di sekitarnya ketika ia berbicara.           Sekali lagi, mereka yang menjadi salah satu anggota dari militer mau pun kepolisian di negara ini memiliki jabatan sesuai dengan kemampuan mereka. Yang berarti … seseorang di depannya saat ini juga memiliki kemampuan yang sangat luar biasa yang membuatnya menjadi seorang atasan unit khusus.           “Oh! Betapa tidak sopannya diriku. Perkenalkan, namaku Seong Chung – Cha, panggil saja Seong, atau atasan Chung, bisa juga kakak Cha!”           Sayuri yang rasanya terpengaruh oleh semangat dari orang yang berada di depannya ini bergumam, “Kakak Cha.”           “Araa~ kau memilih panggilan yang paling membuatku senang! Bagaimana, tertarik untuk menjadi adik angkatku? Hmmm?”           “Jangan tertipu, Sayuri. Meski penampilannya seperti ini, sebenarnya ia berumur tiga puluh dela—”           Sebuah sepatu hak tinggi tiba – tiba tertancap pada dinding tepat di sebelah mata kiri Emil, membuatnya tidak sempat menyelesaikan perkataannya.           Bahkan Sayuri tidak sadar kapan Seong Chung – Cha ini melepas sepatunya, membidiknya ke arah Emil dan melemparnya secepat kilat! Sayuri harus mulai belajar untuk tidak menilai seseorang dari tampilannya …           Seong Chung – Cha berdeham pelan sambil memasang senyuman cerah di wajahnya sekali lagi. “Aku sudah mendengar laporan dari Emil dan Kai tentangmu, Sayuri. Terima kasih, karena bantuanmu akhirnya Nelson … tidak, Connor Hayes berhasil kami tangkap.”           “Semua orang yang memiliki kemampuan yang sama denganku dan mendengar kalau ada orang lain yang membutuhkan pertolongan pasti akan melakukan hal yang sama,” balas Sayuri sambil tersenyum dan meletakkan tangannya di d**a. “Lagi pula, aku tidak terlalu banyak membantu Kyle dan yang lainnya.”           Seong Chung – Cha mendengus pelan sambil mengibaskan tangannya beberapa kali. “Rendah hati memang bagus, tapi sesekali kau juga harus memamerkan bahwa kau memiliki kemampuan yang luar biasa. Tidak sedikit orang – orang yang berada di luar sana ingin memiliki kemampuan seni bela diri sehebat dirimu tanpa pelatihan secara formal, kau tahu?”           Mendengar perkataan itu dari Seong Chung – Cha entah kenapa membuat Sayuri merasa bersalah.           “Kita kesampingkan hal itu. Meski pun aku juga sudah mendengar hal ini dari Emil dan Kai, tapi aku ingin mengatakannya secara langsung padamu, Sayuri,” kata Seong Chung – Cha dengan wajah yang terlihat serius. Ilusi bunga yang terlihat mengelilinginya langsung menghilang begitu saja. “Sayuri, bergabunglah menjadi unit khusus di bawah kepemimpinanku.”           “Maaf, jawabanku tetap sama. Aku menolak tawaran itu,” balas Sayuri tanpa ragu sedikit pun. “Lagi pula … aku tidak ingin membuat semua keluargaku yang ada di panti asuhan khawatir.”           “Meski sudah tahu jawabannya, mendengarnya secara langsung masih membuatku kecewa. Hm, tidak masalah. Kau bebas memilih apa yang ingin kau lakukan,” desah Seong Chung – Cha panjang sambil tersenyum miris. “Tapi aku tetap berterima kasih. Bukan hanya sekedar kau yang membantu kami menyelesaikan misi, tetapi juga anak – anak yang berhasil kau selamatkan.”           “Ah, itu benar. Apa Tia dan yang lainnya baik – baik saja?”           “Tidak perlu khawatir, mereka yang mengingat di mana alamat rumah mereka sudah diantar pulang. Sedangkan mereka yang tidak mengingatnya kami bantu dengan menyebarkan foto dan semacamnya,” balas Seong Chung – Cha.           Mendengarnya beban yang dirasakan oleh Sayuri di punggungnya tanpa sadar seakan menghilang begitu saja. Meski hal kecil yang ia lakukan saat ini tidak akan bisa mengampuni semua dosa yang ia perbuat di kehidupan sebelumnya, setidaknya dengan apa yang ia lakukan kali ini Tia dan anak – anak yang lain tidak menjadi korban.           …           Memikirkan hal itu membuat Sayuri tiba – tiba menyadari suatu hal.           “Kakak Cha, aku ingin bertanya sesuatu padamu,” kata Sayuri tiba – tiba.           Seong Chung – Cha memiringkan kepalanya ke samping. “Hm? Apa itu?”           “… Memang benar aku menolak untuk menjadi anggota dari unit khusus yang kau pimpin, karena aku tidak ingin membuat keluargaku khawatir dan aku juga hanya ingin menghabiskan keseharianku sebagai murid SMA biasa,” balas Sayuri. “Tapi … jika dipikir – pikir lagi, aku merasa senang bisa membantu Tia dan yang lainnya dengan kemampuanku seperti ini. Kakak Cha. Apa … apa ada seorang anggota dari unit khusus yang kau pimpin ini bekerja paruh waktu?”           Mendengar pertanyaan itu dari Sayuri tidak hanya membuat Seong Chung – Cha kebingungan, tetapi Kyle dan juga Emil yang terus mendengar pembicaraan mereka berdua dalam diam ikut bingung. []
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN