7

1731 Kata
Arjuna masih berada di kamar Anjani bersama dengan keluarga nya dan keluarga Anjani. Kata dokter, jika nanti Anjani bangun dan di periksa sudah dalam kondisi baik, Anjani bisa langsung pulang tanpa harus di rawat inap terlebih dahulu di rumah sakit ini. Tak beberapa lama kemudian, Anjani pun bangun. Mereka segera memanggil dokter untuk memeriksa bagaimana keadaan Anjani saat ini. Dokter pun memeriksa Anjani. "Bagaimana keadaan Anjani dok? Anjani baik-baik saja kan dok? Dia ga apa-apa kan?" tanya Rangga dengan khawatir sekali setelah dokter tersebut selesai memeriksa Anjani. "Anjani sudah dalam kondisi baik, kondisinya sudah lebih baik daripada tadi, dan Anjani sudah boleh untuk pulang" ujar dokternya tersebut yang membuat semuanya lega. "Kalo begitu saya permisi dahulu karena ingin memeriksa pasien" ujar dokter tersebut. "Makasih dok" kata mereka berbarengan dengan senyum yang tak lupa mereka beri. "Anjani besok lagi kamu ga boleh kayak gini ya. Cuman buat ngehargain usaha Arjuna kamu ga boleh bahayain diri kamu sendiri. Kalo kamu memang ga bisa naik motor bilang aja sama Arjuna. Mungkin kamu udah bilang tapi Arjuna yang lupa" ujar Rangga. "Iya Opa" jawab Anjani kepada Opanya tersebut yang terlihat khawatir padanya. "Ya sudah sekarang kita siap-siap untuk pulang ya" ujar Mama Anjani yang mana saat ini membuat Anjani senang karena akhirnya ia bisa pulang kembali ke rumahnya tersebut. "Kita pulang ke rumah kan Ma?" tanya Anjani dengan senang sekali saat ini. "Iya Jani. Eh tapi pakaian kamu kan ada di rumah Arjuna ya" ujar Mama Anjani. "Nanti biar Arjuna yang nganterin ke rumah aja pakaiannya. Iya kan Arjuna kamu mau kan nganterin pakaian Anjani ke rumah Anjani nanti? Daripada keluarga Anjani nanti bolak-balik kan. Kasihan juga Anjani kan lagi sakit Juna" ujar Mama Arjuna. "Iya Mah" jawab Arjuna yang sebenarnya ia sangat malas sekali untuk melakukannya. "Wahh kamu emang calon mantu yang baik ya Arjuna" ujar Mama Anjani. Hal itu membuat Anjani memutar bola matanya dengan sangat malas sekali. Idih, calon mantu apaan, ogah juga gua nikah sama dia. Awas aja kalo dia ga batalin pertunangan atau pernikahan ini, dia kan dah janji sama gua. Batin Anjani dengan kesal. Setelah mereka bersiap-siap. Mereka pun menuju ke parkiran. Awalnya Anjani akan di gendong oleh Arjuna atas permintaan dari keluarganya. Namun Anjani tidak mau. Akhirnya saat ini Arjuna sedang mendorong kursi roda yang berisikan Anjani. Sesampainya di depan rumah sakit, keluarga mereka memencar mengambil mobil di parkiran meninggalkan Anjani bersama dengan Arjuna yang mereka tinggalkan berdua disana. Teringat akan handphonenya yang masih di kuasai oleh Arjuna, Anjani pun mencubit tangan Arjuna yang berada di pegangan kursi roda tersebut membuat Arjuna mengaduh. "Awww. Lo gila ya? Kayaknya lo dah ga sakit lagi deh. Kenapa sih lo?" ujar Arjuna. "Mana handphone gua" ujar Anjani langsung to the point kepada Arjuna saat ini. "Besok aja. Lo masih sakit kan. Tidur aja ga usah mainan handphone" ujar Arjuna. "Jadi selain lo suka nyusahin hidup orang lain, lo yang g****k ga pernah mikir ke depannya gimana. Lo juga ga pernah nepatin janji ya? Cowok macam apa sih lo?" ujar Anjani yang membuat Arjuna mengeluarkan handphonenya dan memberikannya kepada Anjani. "Gua bukan ga nepatin janji. Gua ga bawa handphone lo. Ini, sebagai gantinya lo bawa handphone gua dulu. Biar lo tau kalo gua ga bohong karena sekarang ini emang gua ga bawa handphone lo. Gua tinggal di rumah tuh handphone lo. Lo mau bali ke rumah gua?" ujar Arjuna. Anjani ingin protes, namun keburu keluarga nya datang. Dengan terpaksa Anjani pun tidak menjawab dan masuk ke mobilnya dan membawa handphone Arjuna bersamanya. Di perjalanan menuju ke rumah keluarga Falisha yang berada di Jakarta, Anjani hanya diam saja. "Jani, lo besok ga usah berangkat dulu deh buat nyerahin berkas. Biar gua aja. Lagian juga lo baru aja sakit gini, biar gua aja yang berangkat" ujar Ishana memecah keheningan. "Ga bisa gitu dong Shan, kita kan beda jurusan. Kasian lo nya nanti malah bolak-balik jurusan saa fakultas lagi Jan. Ga papa. Besok gua tetep berangkat" ujar Anjani. "Tapi Jani, kamu baru aja sakit, ga papa kok ga berangkat dulu. Lagian juga ini cuman ngumpulin berkas-berkas aja kan Jan, udah ga papa Jani" ujar Mama Anjani yang khawatir. "Jani udah sehat mah, pokoknya Jani besok berangkat, udah ga papa kok" jawab Anjani. "Ya udah deh. Tapi besok lo bareng sama gua ya ke kampusnya. Jangan makek mobil sendiri dulu. Wajib sama gua ya pokoknya jangan sendiri. Atau besok lo mau sama Arjuna? Lo tinggal suruh jemput dia aja kan juga satu kampus sama Arjuna" ujar Ishana. "Enggak deh, gua sama lo aja Shan, besok lo supirin gua ya wkwkwk. Nyupirnya yang bener ya lo. Awas kalo ga bener ya hahaha. Gua ga sabar deh liat univ kita" jawab Anjani. Setelah beberapa lama kemudian, akhirnya mereka pun sampai di rumah. Setelah sampai, Anjani langsung masuk ke kamarnya yang sangat amat ia rindukan itu. Ia pun jika kemarin kuncinta ditinggal disini ia akan lebih memilih untuk tidur di rumah ini meskipun harus sendri. Kali ini ia berbeda kamar dengan Ishana. Karena Ishana sudah memiliki kamar sendiri. Di dalam kamar, Anjani pun berbaring tapi tidak tidur. Ia hanya rebahan saja saat ini. Handphone milik Arjuna masih berada di dekatnya, belum di buka sama sekali oleh Anjani. Namun lama kelamaan, Anjani penasaran dengan isi handphone manusia menjengkelkan tersebut. Anjani pun langsung mengambil handphone tersebut dan membukanya. Ternyata tidak di kunci. Rasa keponya semakin meningkat pada saat ini dan ia pun membukanya. Anjani pun membuka galeri, kontak, dan chat di handphone Arjuna. Bodo amat dengan privasi, ia hanya penasaran apakah Arjuna memiliki kekasih atau tidak. Jika iya, mengapa Arjuna malah membawa dia pada malam itu. Setelah di lihat-lihat di galeri dan kontak, tidak ada hal yang menjerumus ke pernyataan bahwa Arjuna tersebut sudah memiliki kekasih. Setelah itu, Anjani melihat di chat w******p milik Arjuna. Tanpa di sangka-sangka. Ternyata Arjuna adalah anggota BEM dan anggota HIMA. Hal itu terlihat di beberapa grup yang di miliki oleh Arjuna. Ia pun tampak terkejut dengan hal yang ia dapatkan itu. "HIMA Manajemen Bisnis, oh dia anak Manajemen Bisnis juga toh" ujar Anjani. Memang di nama Grup tersebut tidak di perlihatkan nama Univeristasnya, maka dari itu Anjani belum mengetahui jika Arjuna adalah kakak tingkatnya di Universitas Garuda. Anjani pun membuka-buka lagi chat milik Arjuna. Sampai akhirnya ia menemukan satu chat yang bisa masuk dalam indikasi jika itu adalah pacar dari Arjuna. Ia pun membukanya. Chat itu berasal dari kontak w******p bernama Calya yang juga masuk ke dalam grup HIMA Manajemen Bisnis. Ia penasaran sekali dan membaca chat antara mereka berdua. "Calya? Siapa dia? Sampe banyak gini ngirim chatnya? Penasaran gua" ujar Anjani. Anjani pun membuka chat dari Calya tersebut. Dan ternyata indikasi bahwa Calya adalah kekasih dari Arjuna terbantahkan ketika ia melihat chat-chat sebelumnya bahwa Arjuna hanya membalas dengan singkat-singkat saja. Bahkan ada yang tidak dibalas juga saat ini. "Oh jadi si Calya ini yang suka sama Juna. Ckckckx Calya, lo kasian banget sih selera lo ga banget deh. Mending lo cari yang lain deh lagian dah diginiin juga sama dia" ujar Anjani. Anjani pun membuka chat dari yang lainnya sampai ia pun akhirnya ketiduran. Sementara itu Arjuna saat ini sudah membawa koper milik Anjani serta handphone milik Anjani untuk ia bawa ke rumah Anjani. Sesampainya di rumah Anjani, Arjuna langsung membawa koper itu dan mengetuk pintu rumah Anjani tersebut pada saat ini dan menunggu. "Eh Arjuna cepet banget. Sini masuk dulu Juna" ujar Mama Anjani dengan menyapa. "Iya Tante hehehe, makasih Tante" ujar Arjuna dan ia pun masuk ke dalam. "Bentar ya Tante panggilin dulu Anjaninya. Soalnya tadi dia dah masuk ke kamarnya heheeh, lagi tiduran mungkin" ujar Mama Anjani dan langsung pergi ke kamar Anjani. Namun ternyata saat sudah di kamar Anjani, Anjani sedang tidur dan sangat pulas. Mama Anjani tak tega untuk membangunkannya karena Anjani terihat sangat lelah sekali pada saat ini. Mama Anjani pun saat kembali ke ruang tamu untuk menemui Arjuna yang disana. "Aduh Arjuna maaf ya Anjani ternyata tidur, pulas banget Tante ga tega buat banguninnya. Kayaknya dia juga kecapean, jadi Tante ga bangunin deh" ujar Mama Anjani. "Ga papa kok Tante. Juna lagian juga mau langsungan karena ada acara" ujar Arjuna. "Oh gitu ya. Ya udah, Hati-hati di jalan ya Juna. Salam buat keluarga" ujar Mama Anjani. "Iya Tante, kalo gitu Juna pamit duluan ya Tante" jawab Arjuna. Arjuna sudah masuk ke mobil dan langsung pergi dari rumah Anjani. Gagal lagi deh gua nukerin handphonenya, ck lagian tuh bocah ngapain sih masih sore juga udah tidur. Hadeh ya masa gua pakek handphone dia kayak gini sih. Batin Arjuna. Setelah pergi ke rumah Anjani, Arjuna memang ada keperluan rapat bersama dengan anak HIMA. Rapat kali ini akan di adakan di Cafe dekat dengan kampus. Arjuna tidak bisa menghubungi yang lainnya, karena memang ia tidak memiliki nomor kontaknya. Satu-satunya cara adalah ia masuk ke i********: nya lewat handphone Anjani dan bertanya kepada Yasa. Tadi malam ia sudah menanyakan hal itu kepada Yasa, dan rapatnya jadi di laksanakan di Cafe. Tak beberapa lama kemudian, akhirnya Arjuna pun sampai di Cafe itu. Ternyata di sana sudah ada beberapa orang. Ada Calya, Abe, Yasa dan yang lainnya. Mereka masih menunggu yang lainnya. Sampai akhirnya semuanya pun komplit dan mereka memulai rapat mereka. Rapat kali ini masih sama membahas tentang mahasiswa baru yang akan mereka sambut esok hari. Mereka pun membahs hal tersebut dan membicarakannya lagi pada saat ini. "Oh iya jangan lupa ya print kertas yang kemarin untuk ngisi biodata mahasiswa baru nya ya. Itu juga penting banget buat data kita semua besok-besoknya lagi" ujar Arjuna. "Siap Jun" jawab teman-teman Arjuna yang mengikuti rapat tersebut saat ini. "Oke kayaknya cukup sekian aja. Silakan kalian boleh pulang" ujar Arjuna. Mereka pun berangsur-angsur pulang. Sampai di meja Cafe tersebut hanya tersisa Calya, Abe, Yasa, dan Arjuna. Calya menanyakan kepada Arjuna mengapa Arjuna tidak menjawab pesannya. Karena ia heran sekali kenapa Arjuna tidak membalas pesannya dan cuman di read. Padahal dalam pesan tersebut dia juga menanyakan sesuatu kepada Arjuna tentang rapat ini. "Jun, tadi gua chat lo. Tapi kok ga lo bales? Cuman lo read doang lagi. Kenapa? Padahal gua nanya tentang rapat loh Jun. Tentang rapat kali ini" tanya Calya. "Error" jawab Arjuna singkat dan ia sedikit bingung kenapa bisa Calya mengatakan itu. "Oh iya" jawab Calya kepada Arjuna dengan sedih karena Arjuna yang sangat dingin. Padahal Arjuna sama sekali tidak membaca dan me read pesan Calya. Ini pasti kerjaan Anjani. Ck, bocah itu ya, dasar ga tau privasi. Batin Arjuna. "Gua duluan" ujar Arjuna yang langsung pergi ke parkiran mengambil mobilnya dan pulang ke rumah. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN