"Hallo" sapa Anjani dengan orang yang menelfon nya tanpa mengetahui siapa orang itu.
"Hallo, Anjani? Ini Tante Dewi, Mamanya Juna. Ini, Tante mau bilang kalo kamu nanti pulangnya ke rumah Juna aja. Soalnya keluarga kamu lagi pulang" ujar Dewi, Mama Arjuna.
Mendengar bahwa yang menelfon nya adalah Mama dari cowok yang saat ini masih berada di depannya membuat Anjani melihat ke arah Arjuna. Sementara Arjuna yang belum mengetahui siapa yang menelfon Anjani pun mengrenyit heran karena Anjani menatap sinis ke arahnya. Ia pun merasa sangat pensaran sekali dengan telfon dan penelfon Anjani tersebut.
"Eh ga usah Tante, Anjani bisa cari hotel di sekitar sini aja kok Tan, lagian juga ngerepotin nantinya" ujar Anjani dengan sopan karena ia tidak ingin terkesan jelek dimata orantua. Selain itu, ia menolak karena tidak ingin semobil lagi bersama dengan Anjani itu.
"Eh ga papa. Kamu sama sekali ga ngerepotin loh Anjani. Justru kalo kamu nolak malah nanti Tante repot lohh. Apalagi buat calon mantu sendiri. Ga usah ke hotel. Kamu masih sama Juna kan? Coba kasih hapenya ke Arjuna ya sayang. Tante mau ngobrol sama Juna" ujar Dewi yang meminta Anjani untuk memberikan hanphone tesebut kepada Arjuna pada saat ini.
Mau tak mau, Anjani pun memberikan handphonenya kepada Arjuna. Arjuna pun menerimanya walaupun ia bingung kenapa Anjani memberikannya handphone. Ia pun walaupun bingung saat ini tetap menerima handphone yang diberikan oleh Anjani tersebut.
Namun setelah mendengar suara Mamanya, Arjuna paham.
"Juna, kamu jangan lupa ya pesannya Mama tadi. Bawa pulang Anjani, jangan sampai dia tidur di hotel loh ya kamu. Awas kalo sampai kam8u pulang ga sama Anjani. Mau di taruh dimana muka kita. Lagian juga masa kamu tega sama pacar kamu sendiri. Pokoknya mama tunggu kalian semua pulang ya malam ini ya Arjuna. Wajib pokoknya" ujar Mama Arjuna.
"Iya Mah, nanti Juna bawa pulang. Mama tenang aja" ujar Arjuna.
"Ya udah, Mama tutup dulu. Jangan lupa loh di bawa pulang jangan dianter ke hotel. Awas loh kalo kamu pulang tanpa Anjani mending ga usah pulang ya" ujar Mama Arjuna lagi.
"Iya Mah. Iya" jawab Arjuna. Lalu telefon itu pun terputus.
Arjuna tidak langsung memberikan handphone Anjani kepada Anjani. Melihat hal itu, Anjani pun berusaha untuk mengambil handphonenya kembali. Karena aneh saja mengapa Arjuna tidak memberikan handphone Anjani tersebut. Padahal itu handphonenya dia.
"Mana handphone gua woy" ujar Anjani.
"Gua bawa dulu. Sekarang lo ikut pulang ke rumah gua" ujar Arjuna.
"Lo ga denger gua tadi bilang apa? Gua ga mau dan sekarang gua mau ke hotel. Mana handphone gua cepetan napa sih. Gua dah ngantuk ini" ujar Anjani.
"Ga gua balikin kalo lo ga mau ikut gua balik. Ya kalo ngantuk makanya cepet masuk mobil terus ke rumah gua. Jangan mempersulit deh lo" ujar Arjuna.
"Lo batu banget ya" jawab Anjani.
"Lo ga ngaca? Kayaknya lo lebih batu deh daripada gua. Cepetan masuk ke mobil gua kalo lo masih mau handphone lo balik" ujar Arjuna. Karena tak memiliki pilihan lain, akhirnya Anjani pun mengikuti Arjuna. Ia tentunya melakukan hal tersebut dengan sangat terpaksa.
Sewaktu di mobil, Anjani meminta lagi handphonenya. Namun Arjuna masih belum mau mengembalikannya. Anjani pun melihat Arjuna dengan tatapan marahnya tersebut.
"Katanya kalo gua ikut, lo bakalan balikin handphone gua. Lo jadi cowok jangan cuman omong doang dong masa cowok cuman modal bacot aja sih" ujar Anjani.
"Nanti kalo udah sampe rumah bakalan gua kasih. Sekarang gua masih nyetir. Lo mau kita kecelakaan sekarang gara-gara gua ngasih handphone ke lo dan jadi ga fokus nyetir? Lagian gua yakin kalo lo dah dapetin handphone lo, lo bakalan kabur dari gua kan. Gua tau akal bulul lo itu dasar icik lo" ujar Arjuna yang mampu membuat Anjani terdiam.
“Enak aja lo ngata-ngatain gua gini. Heh harusnya tuh dari tadi lo yang gua kata-katain karena dari tadi lo bikin gua jadi kesel dan sekarang gua harus terjebak disini sama lo. Itu semua lo pikir salah siapa? Kebodohan siapa? Yang tadi ngaku-ngaku sama gua kalo gua itu cewek lo. I’ts Damn so stupid Dude!” ujar Anjani yang sudah ingin memaki Arjuna sekali.
“Mending sekarang lo diem deh. Debatnya lanjut nanti. Emangnya lo mau mati dijalan kayak gini hah?” ujar Arjuna yang tak kalah galak dan mampu membuat Anjani terdiam.
Di sisa perjalanan menuju ke rumah Arjuna hanya tersisa keheningan yang tercipta. Di luar, hujan juga sedang deras-derasnya. Maka dari itu, tadi Anjani memilih untuk diam. Karena benar saja jika fokus Arjuna terbagi sedikit maka akan berimbas pada keselamatan mereka berdua. Ia pun memilih bersabar dan saat ini ia mulai melihat jalanan saja dengan diam.
Mereka masih berada di jalanan, dalam keheningan. Namun tak lama kemudian, tiba-tiba mobil yang dikendarai oleh Arjuna berhenti. Arjuna dan Anjani pun terkejut. Mereka berdua cukup kaget dengan apa yang terjadi pada mereka malam ini. Karena ditengah-tengah derasnya hujan malam ini, mobil yang mereka berdua kendarai alah tiba-tiba macet begitu saja.
"Kenapa nih? Kok berhenti sih? Lo mau ngapain woy" tanya Anjani yang takut jika nantinya Arjuna akan menyelakainya karena ia dendam dengan Anjani tersebut.
"Gua ga tau, tiba-tiba macet. Gua liat dulu bentar. Lo di sini aja, lagian di luar juga ujan deres banget" ujar Arjuna yang langsung mengambil payung di dashboard mobil.
Setelah di check, ternyata kampas mobil Arjuna habis. Dan mobilnya macet tidak bisa kemana-mana. Arjuna pun memaki dirinya sendiri karena sepertinya ini adalah hari tersialnya.
Arjuna pun masuk ke dalam mobil lagi.
"Gimana mobilnya? Apa yang bikin macet mobil lo?" tanya Anjani.
"Kampas nya abis. Gua hubungin orang dulu buat ke sini nganter mobil. Sementara kita disini dulu. Di luar ujan deres banget, ga mungkin kalo kita keluar" ujar Arjuna.
"Seriously? Kampas abis? Gimana bisa? Lo emang kalo mau apa-apa ga mikir dulu kali ya. Pertama lo bilang kalo gua cewek lo tanpa mikir. Dan ini lo makek mobil yang kampas nya abis? Dude!!! Damn it! Kenapa gua sial banget sih semenjak ketemu sama lo" maki Anjani.
"Gua lagi ga mau debat. Mending lo diem dulu. Atau kalo ga lo tidur aja" ujar Arjuna.
"Handphone gua mana sekarang. Gua bosen kalo kayak gini terus" ujar Anjani.
"Gua bilang nanti gua balikin, setelah udah sampe ke rumah gua" ujar Arjuna.
"Sekarang lo kan ga lagi nyetir. Mana balikin. Lagian gua juga bosen ga ngapa-ngapain disini dan gara-gara lo gua juga jadi terjebak disini. s**t" pinta Anjani lagi.
"Lo mau minta berapa kali pun ga akan gua kasih. Gua bakalan kasih nanti dirumah. Jadi mending sekarang lo diem atau tidur selagi nunggu orang gua nganterin mobil" ujar Arjuna.
Anjani pun akhirnya mengalah. Ia kesal sekali dengan Arjuna. Jika di luar tidak dalam keadaan hujan deras, pasti dia sudah pergi meninggalkan Arjuna saat ini dan sudah masa bodo dengan hadphone yang masih ada di tangan Arjuna tersebut, tapi sayang malam ini hujan.
Tak lama kemudian, terdengar suara Arjuna yang sedang menelfon seseorang dan memintanya untuk mengirimkan mobil ke tempat Anjani dan Arjuna berada. Setengah jam mereka menunggu, namun orang kiriman Arjuna belum juga datang. Sewaktu di konfirmasi, ternyata mereka sedang terjebak macet karena banjir dan ada pohon yang tumbang saat ini.
Arjuna dan Anjani pun terpaksa harus menunggu lebih lama lagi di mobil mogok itu.
Padahal sekarang sudah pukul 1 malam. Anjani sudah sangat mengantuk sekali.
Tak lama kemudian, Anjani pun tertidur sembari memeluk dirinya sendiri karena memang cuacanya sangat dingin. Ia benar-benar sangat mengantuk karenanya ia ketiduran.
Melihat Anjani yang ketiduran itu, Arjuna langsung mengambil bantal di kursi belakang dan meletakkannya di belakang kepala Anjani. Selain itu Arjuna juga melepas jaketnya agar bisa menjadi selimut Anjani. Walaupun Anjani menyebalkan, ia tetap tanggungjawabnya.
"Sorry" ujar Arjuna merutuki segala kebodohannya yang membuat Anjani juga harus terlibat di dalam perjodohan konyol yang di janjikan oleh Opa nya.
Tak beberapa lama kemudian, supir keluarga Arjuna pun datang membawakan mobilnya.
"Mas Arjuna mau nyetir sendiri atau saya yang nyetir mas?" tanya Pak Bambang.
"Bapak aja yang nyupiri ya pak. Saya nanti duduk dibelakang" ujar Arjuna.
"Siapp mas. Itu mbanya mau saya yang angkat atau mas Arjuna?" tanya Pak Bambang lagi melihat Anjani yang tertidur pulas di kursi sebelah Arjuna tersebut.
"Biar saya saja Pak" jawab Arjuna.
"Pak Bambang, tolong ya nanti payungin Anjani, biar dia ga kehujanan" ujar Arjuna.
Arjuna pun memindahkan Anjani. Payung yang di pegang oleh Pak Bambang semuanya di arahkan ke Anjani, itu yang diminta sendiri oleh Arjuna.
Mereka pun sudah masuk ke mobil dengan Arjuna yang duduk di belakang bersama dengan Anjani yang saat ini masih tertidur menyender kepalanya ke Arjuna.
Sesampainya di rumah Arjuna, Anjani masih tertidur. Arjuna pun tidak tega membangunkannya dan pada akhirnya, Arjuna memutuskan untuk menggendong Anjani.
Mama dan Papa nya yang belum tidur pun melihat Arjuna yang menggendong Anjani.
"Juna, Anjani kenapa?" tanya Dewi, Mama Arjuna.
"Cuman ketiduran aja Mah" jawab Arjuna.
"Ya sudah kamu tidurin ke kamar tamu sebelah kamar kamu ya Juna" ujar Mama Arjuna.
"Iya Mah" jawab Arjuna.
Arjuna pun membawa Anjani ke kamar tamu yang berada tepat di samping kamarnya. Sesudah meletakkan Anjani, Arjuna pun menyelimuti Anjani dan langsung pergi keluar untuk ke kamarnya.
Sampai saat ini handphone milik Anjani masih di bawa oleh Arjuna.
Di kamarnya, Arjuna langsung mandi dan berganti baju. Setelah itu, Arjuna mengambil handphone Anjani yang tadi ia simpan di atas nakas.
Arjuna tahu, ini semua salah. Tapi Arjuna ingin mengetahui apakah Anjani sudah memiliki kekasih atau belum. Maka dari itu Arjuna membuka handphone Anjani yang ternyata memang tidak dikunci.
Arjuna membuka chat handphone Anjani dan membuka galeri handphone Anjani sampai saat ini tidak ada hal-hal yang memperlihatkan bahwa Anjani memiliki kekasih.
Arjuna pun sedikit lega karena itu, itu artinya jika nantinya terpaksa Anjani dan Arjuna melanjutkan perjodohan ini, Arjuna tidak merusak hubungan orang lain.
Sebelum tidur, Arjuna pun menyimpan nomor Arjuna di handphone milik Anjani dan menelfon nomornya memakai handphone Anjani agar Anjani dan Arjuna sama-sama saling memiliki nomor handphone.
Akhirnya Arjuna pun tidur karena jam sudah menujujkan pukul 2 malam.