Ingin menenangkan perasaan Edwin, Fira memegang lengan Edwin, dan Edwin melanjutkan kisah sedihnya, “Saya sedang mengalami kehilangan, tapi dia memeluk laki-laki lain. Lama saya tidak menegurnya, tapi beberapa hari setelahnya, saya memaafkannya, melupakan kesalahannya dan kami pun berhubungan baik. Tapi, karena kesibukan, saya lupa memberitahu perihal hadiah ini, sampai akhirnya dia berulah lagi, dan saya benar-benar tidak bisa memaafkannya lagi. Saya sengaja membeli apartemen ini dekat dari gedung kantor, agar saya bisa menemuinya di sela-sela kesibukan saya.” Akhirnya Fira mengerti kata-kata Edwin yang mengatakan bahwa meskipun semua yang ada di dalam kamar adalah milik istrinya, tapi belum terpakai. “Kamu bisa memilikinya,” lirih Edwin dan tenggorokannya tercekat, mengingat rasa sakit