Edwin tidak peduli apakah Fira mau mendengarnya atau tidak, dia tetap melanjutkan cerita sedihnya, “Dia mengkhianati saya, membohongi saya … berulang kali. Entah berapa kali sampai saya tidak ingat, dan saya selalu memaafkannya. Karena saya sangat mencintainya.” Fira memperbaiki posisi duduknya, mulai tertarik keluhan Edwin. Sikap Fira tentu membuat Edwin semangat mencurahkan isi hatinya. Edwin memainkan gelas birnya, “Imelda adalah cinta pertama saya. Kami tinggal berdekatan di Tangerang. Dia selalu membela saya dan mengutamakan bermain dengan saya. Sampai kita berpisah, saya lanjut SMP di Edinburgh, dan kami tetap saling kontak. Dia cerita bahwa dia sudah punya pacar, Damar. Saya pindah sekolah ke sini dan lanjut SMA di Jakarta. Meski agak berjauhan, kami sesekali bertemu, dan kita kem