Fira meminta maaf ke Elvi yang menunggunya di kamar kos. Dia menyadari bahwa tindakannya salah, tidak memberitahu sahabatnya bahwa dia akan pulang telat. “Jadi kamu pergi ke mana?” tanya Elvi. “Aku ke klub.” “Ha?” Elvi terkejut mendengar jawaban Fira yang di luar dugaan. Fira tidak pernah ke klub karena dia sangat menghemat uang. “Emang punya duit?” “Ya aku dibayarin.” “Sama?” “Pak Edwin.” “Ups.” Fira melepas baju kerjanya, lalu menukarnya dengan sehelai handuk yang melingkari tubuhnya. “Berdua saja?” tanya Elvi penasaran. Edwin cukup dikenal di kota Jakarta, pria tampan berduit yang digilai jutaan kaum hawa dan sangat sering menjadi topik pembicaraan, meskipun dia sudah menikah. Tubuh Fira yang terbalut bra dan celana dalam ditutup dengan sehelai handuk tipis. Fira ingin segera