Tak lama kemudian, pramusaji datang membawa minuman yang dipesan Edwin, air minum untuk Fira dan minuman beralkohol rendah untuk Edwin. Fira yang mendadak haus langsung meneguk air minum. “Kamu bermasalah dengan pacarmu?” tebak Edwin memulai. “Ya.” Fira berdecak kecil, kesal akan sikap Arman. “Saya baru tahu bahwa dia telah mengkhianati saya selama ini. Bodohnya, saya sudah terlalu banyak berkorban, tapi saya hanya mendapat balasan pengkhianatan darinya.” Edwin diam, akhirnya mengetahui bahwa sakitnya Fira akibat memikirkan pengkhianatan yang dialaminya. Melihat Edwin yang terdiam, Fira tidak melanjutkan ceritanya. “Lalu?” tagih Edwin. “Oh, saya kira Bapak tidak suka keluh kesah saya.” “Tidak, tidak, Fira. Ini waktunya berbagi. Kamu ceritakan saja.” Fira menghempaskan napasnya de