“Hai.” Arletha tersenyum saat River menghampirinya. Setelah menunggu hampir 10 menit di lobi apartemen, akhirnya pria itu muncul dengan pakaian kasual, membuat jantung Arletha berdegup cepat karena terpesona. Andai boleh, ingin rasanya memeluk River, untuk melepaskan rindunya. Untung akal sehatnya masih tersisa, sehingga tidak melakukan kegilaan itu. “Hai, Mas. Maaf kalau rencananya jadi berubah. Aku nggak bisa nolak waktu oma minta diantar ke acara kumpul sekalian makan malam bersama teman-temannya.” “Nggak masalah, kok. Tapi nanti oma pulang dengan siapa?” “Nanti dijemput papi. Katanya nggak mau ganggu aku nonton, jadi biar papi yang jemput.” River mengangguk pelan. “Kalau begitu, kita berangkat sekarang?” “Boleh Mas.” Arletha melihat jam yang melingkar di tangannya. “Masih ada wak