“Selamat pagi, Sayang.” Suara Nuri menggema di dapur saat melihat kedatangan cucu tercinta. Wanita paruh baya itu tersenyum lebar meski tangannya sedang fokus mengaduk makanan di dalam panci yang bertengger di atas kompor. Aroma yang menguar, membuat setiap orang ingin segera mencicipi. “Pagi Oma.” Arletha memeluk neneknya lalu memberi ciuman singkat pada pipinya. “Lagi buat apa?” “Oma lagi buat bubur ketan hitam. Papi kamu yang minta, jadi pagi ini Oma yang buat sarapan.” Arletha menghela napas pelan. Merasa tidak b*******h karena suasana hatinya sedang buruk. Tetapi disembunyikan agar neneknya tidak curiga. “Wangi sekali, Oma.” “Kamu harus coba, ya.” “Pulang kerja saja aku coba, Oma. Sekarang lagi nggak pingin sarapan,” ucapnya. Kening Nuri mengkerut heran. “Tumben. Kamu lagi ngg