05. Dendam

1059 Kata
"Diam!!" Lucy melihat Fiona sambil tangan kirinya menggenggam lengan kanan Fiona, dan tangan kanan Lucy menggenggam pedangnya. "Sakit, tahu!! Kamu main dorong aj,, ehmmhh!!" Fiona terkejut dan terdiam, saat Lucy tiba-tiba menciumnya bibirnya. Fiona sangat kaget dan diam terpaku, jantung Fiona berdegup dengan cepat. ~Apa yang dia lakukan?! Kita sama-sama cewek, tapi kenapa?! Kenapa jantung aku, berasa kayak mau copot gini? Perasaan aku kenapa jadi aneh kayak gini?~ Fiona dengan mata terbelalak, langsung terdiam dan menatap Lucy. ~Dewa„ Apa yang sudah aku lakukan?!! Apa penyakit gila wanita ini, menular?!~ Lucy yang sudah tidak menempelkan bibirnya di bibir Fiona terdiam sejenak, dan menatap Fiona. Lucy pun terkaget karena refleksi yang ia lakukan kepada Fiona. "Diamlah„ Lihat ke sana, dan jangan buat keributan!" Bisik Lucy kepada Fiona, sambil mata Lucy menunjuk ke suatu arah. Lucy melepaskan perlahan genggaman tangan kirinya kepada lengan kanan Fiona. Fiona pelan-pelan mengubah posisinya seperti merangkak di atas rumput, lalu Fiona melihat ke arah yang Lucy tunjukkan sebelumnya. Fiona kaget setelah melihat beberapa pasukan kerajaan, berpakaian yang sama saat ia pertama kali datang ke dunia lain ini berada tidak jauh dengan Fiona dan Lucy. "Itu?!" Fiona yang dendam dan takut kepada para pasukan itu. "Diam! Kau sudah bosan hidup?!" Bisik Lucy sambil melototi Fiona yang berada di samping kirinya. Fiona terdiam sambil mengepal kuat-kuat kedua tangannya, karena rasa bencinya yang teramat kepada orang-orang itu. Walaupun sebenarnya hanya satu orang yang memperkosa Fiona, tapi Fiona membenci para pasukan itu karena tindakan mereka yang biadab. Dan Fiona lebih benci lagi kepada dirinya, yang tidak bisa berbuat apa-apa. Mata Fiona mulai berkaca-kaca, karena menahan emosinya. Tanpa Fiona sadari, Lucy memperhatikan Fiona. Para pasukan itu hanya kebetulan lewat, dan tidak ada yang menyadari keberadaan Fiona beserta Lucy. Mata Fiona mencari sosok pria yang pernah memperkosanya, namun tidak ia temukan di antara para pasukan yang lewat tersebut. Setelah para pasukan itu pergi, Fiona memukul tanah dengan kesal. "Sial„ Makhluk-makhluk sialan, ga ada akhlak!! Terkutuk!!" Fiona yang sudah tidak bisa menahan lagi emosinya, akhirnya meneteskan air mata. "Hei„ Apa kau baik-baik saja?" Tanya Lucy yang khawatir melihat Fiona. "Tidak„ Aku tidak baik-baik saja. Aku sangat membenci mereka, salah satu di antara mereka itu telah menodaiku. Aku sangat membenci mereka!! Semoga mereka mati dengan cara yang mengenaskan!!" Fiona yang kesal, sambil menghapus air mata dipipinya. ~Dia juga mengalami nasib yang sama, seperti para pelayan yang lainnya?! Memang benar-benar hina! Jarren, b******n itu manusia hina. Ini semua karena Jarren dan ayahnya!~ Lucy menjadi semakin dendam kepada raja Jarren. "Mereka prajurit, tapi perilaku mereka lebih buruk dari pada para bandit. Mereka memang tidak pantas hidup! Akan aku pastikan mereka mati dengan menderita!!" Lucy memandang dengan penuh kebencian kepada para prajurit yang sudah berada jauh darinya. ~Keluarga Lucy juga dibantai sama mereka… Selain itu, apa Lucy juga pernah diperkosa, sama prajurit barbar bin berengsek itu?! Soalnya Vivian bilang semua wanita yang ada di rumah jenderal Kelvin itu selain Bibi Rose, adalah korban pemerkosaan para pesuruh raja yang sekarang.~ Fiona menatap Lucy. Lucy dendam kepada raja Jarren dan anak-anak buahnya, karena mereka telah membunuh keluarganya dan membuat rakyatnya menderita. ~Hidup Lucy, pasti jauh lebih berat dari hidup aku. Tapi dia masih bisa sekuat ini, keren juga dia. Aku juga ingin menjadi seperti dia, aku akan lebih menghargai hidupku.~ Fiona yang masih menatap Lucy. "Lucy„ Aku tahu apa yang kau rasakan. Terima kasih, karena kau sudah berjuang dan sudah bertahan. Kau anak yang baik. Kau hebat." Fiona menggenggam lengan kiri Lucy. Jantung Lucy berdebar cepat saat mendengar perkataan dan apa yang Fiona lakukan kepadanya. Karena selama Lucy hidup, Lucy tidak pernah mendengar kata-kata yang seperti Fiona ucapkan kepadanya. Perasaan Lucy menjadi hangat, dan Lucy menyukai perkataan Fiona barusan kepadanya. Tapi karena malu dan canggung, Lucy langsung melepaskan lengan Fiona sambil duduk. "Hei, kau jangan salah paham!! Tadi itu aku tidak sengaja melakukannya, agar kau bisa menutup mulutmu itu. Karena tangan kananku memegang pedang untuk siaga, dan tangan kiriku menahan tanganmu agar kau tidak bergerak„ Jadi aku„ Aku„" Lucy menjadi canggung dan wajahnya merona. Karena malu, Lucy memalingkan wajahnya dari Fiona. ~Syukurlah, aku ngerti maksudnya. Aku udah salah paham, hehe… Aku kira dia cium aku, gara-gara suka sama aku… Makannya jangan mikir aneh-aneh, Fio….~ Dalam hati Fiona, sambil duduk dan menatap Lucy. "Iya„ Iya aku tahu. Jangan malu-malu kayak gitu, kamu jadi imut banget Lucy." Fiona mengusap kepala Lucy. "Hei!! Apa yang kau lakukan?!!" Lucy yang semakin malu, langsung menggenggam lengan Fiona. "Lucy„ Apa kau belajar menggunakan pedang, agar kau bisa bertarung dan untuk membalas dendam kepada mereka?" Fiona sambil menatap Lucy dari dekat, dan Lucy masih menggenggam lengan Fiona. ~Wanita ini?!! Kenapa dia bisa mengetahuinya?!~ Lucy kaget dan wajahnya menjadi serius kembali. ~Aku harus menghabisinya, sebelum dia berbicara kepada orang lain. Tidak boleh ada yang mengetahuinya! Jika aku berlatih di sini.~ Lucy khawatir dan langsung berpikiran buruk kepada Fiona. "Lucy„ Apa kau bisa mengajariku juga?" Fiona menatap Lucy. "Apa maksudmu?!" Lucy kebingungan. "Aku ingin kau mengajariku cara menggunakan pedang… Aku akan ikut denganmu, untuk membalaskan dendam kepada mereka. Ayo kita lakukan bersama-sama. Maka dari itu„ Tolong ajari aku, Lucy?!" Fiona dengan bersungguh-sungguh. ~Apa maksud wanita ini?? Kenapa dia sangat aneh dan mencurigakan. Sebenarnya wanita ini ada dipihak siapa?~ Perasaan Lucy bercampur aduk. ~Tapi wanita ini bilang, wanita ini pernah dinodai oleh salah satu pasukan Jarren. Jika di ingat kembali, kondisi saat aku menemukannya„ Kondisi wanita ini memang mengenaskan. Lalu dengan ekspresi wajah seperti tadi, tidak mungkin dia berbohong. Dia benar-benar membenci orang-orang itu„ Tapi aku tidak boleh percaya begitu saja kepada wanita ini. Karena asal-usulnya yang masih belum jelas.~ Pikir Lucy. "Pergilah." Lucy menghempaskan lengan Fiona. Lucy berdiri, Fiona pun ikut berdiri. "Jadi, kau akan mengajariku?" Fiona tersenyum lebar sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Luci. "Kenapa kau selalu menggangguku? Menjauh dariku! Pergi sana!" Bentak Lucy. "Tidak mau! Pokoknya aku akan terus mengikutimu. Kita akan terus bersama-sama. Hmm„ Lagi pula, aku tidak tahu jalan pulang. Hehe…." Fiona tersenyum. "Kau ini, benar-benar tidak waras?!" Lucy kesal. Lucy langsung memasukan pedang ke dalam sarung pedangnya, dan membungkusnya dengan kain hitam. Lucy pergi untuk kembali pulang, di ikuti Fiona. Sambil berjalan Fiona terus bertanya dan mengajak Lucy bicara, namun Lucy tidak mempedulikan Fiona dan terus menatap ke depan. Lucy mempercepat langkahnya. "Hei, Lucy! Tunggu dong, jalan kamu cepet banget sih?" Fiona sambil tergopoh-gopoh mengikuti langkah Lucy. "Menyebalkan! Wanita ini kenapa banyak sekali bicara?!" Lucy yang jengkel terus mempercepat langkahnya. ~Sial„ Dia kenapa cepet banget sih, jalannya? Dia enggak ribet apa, pake gaun kayak gitu? Jalannya ngangkang lagi, kayak cowok aja.~ Fiona yang setengah berlari menyusul Lucy, sambil mengangkat gaunnya. "Lucy, tunggu… Aduh!!!" Fiona jongkok. "Sakit!! Hiks…" Fiona meringis dan duduk di atas tanah sambil memijat-mijat kakinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN