07. Pembawa Sial

1438 Kata
Sudah 3 hari Fiona tidak bisa bertemu dengan Lucy, karena tugas-tugas yang diberikan Bibi Rose dan Vivian yang selalu menempel kepada Fiona. Dan pada saat malam harinya karena Fiona kelelahan dengan kegiatannya, Fiona malah tertidur. Sore hari, di depan kamar Fiona. ~Apa dia sedang sakit? Kenapa dia tidak keluar dari kamarnya, selama tiga hari ini?~ Dalam hati Lucy sambil berdiri di dekat kamar Fiona. Selama tiga hari kebelakang Fiona sebenarnya keluar dari kamarnya, jika pergi ke kamar mandi. Namun tidak berpapasan dengan Lucy. ~Tidak! Mengapa aku harus mempedulikan wanita ini?! Haha„ Kau pasti sudah gila, Lucy!~ Lucy tertawa 'garing'. ~Atau mungkin saat ini, wanita itu sedang merencanakan sesuatu?!~ Lucy yang hatinya terus bergejolak, dan masih agak mencurigai Fiona. Di dalam kamar Fiona. "Aku kangen Lucy. Dia lagi apa, ya? Udah tiga hari semenjak kejadian waktu itu, aku belum ketemu dia lagi." Fiona yang sedang duduk di kursinya. "Ah„ Selagi Vivian nyiapin air buat mandi aku, mendingan aku ke kamar Lucy dulu deh." Fiona langsung berdiri dari kursinya. Fiona bergegas keluar kamarnya, untuk menuju kamar Lucy. Belum jauh dari kamarnya, Fiona melihat Lucy sedang berjalan memunggunginya. Fiona tidak menyadari jika sejak tiga hari terakhir, Lucy mondar-mandir di depan kamar Fiona tanpa ada orang yang menyadarinya. ~Eh, itu kan Lucy?!~ Dalam hati Fiona. Tanpa berpikir panjang Fiona langsung berlari ke arah Lucy, dan merangkul pundak Lucy sampai Lucy sedikit membungkuk. Lucy sangat kaget. "Hei Lucy… Kenapa kau bisa ada disini? Apa kau merindukanku?" Fiona tersenyum dan mengangkat kedua alisnya, sambil menatap Lucy. "Apa kau sudah gila?! A„ Aku hanya„ Kebetulan sedang lewat sini. Kau jangan salah paham!!" Lucy tergagap dan menghempaskan lengan Fiona yang merangkul pundaknya. "Hmm? Kamarku kan, berada di ujung„ Ah, kau pasti malu kan untuk mengakuinya? Sudah tidak usah malu lagi kepadaku, aku kan sudah menjadi sahabatmu." Fiona masih tersenyum menggoda Lucy. ~Wanita gila ini! Kenapa dia tidak menyimpan perkataannya saja, di dalam hati?! Kenapa harus mengungkapkannya kepadaku?! Sial„ Aku tidak bisa mengatakan jika selama tiga hari ini aku sedang mengawasinya.~ Dalam hati Lucy. "I„ Itu„ Aku„ Ah, sudahlah! Terserah kau saja!" Lucy dengan terburu-buru berjalan meninggalkan Fiona. Lucy sebenarnya merasa malu, karena sedikitnya Lucy merindukan gangguan-gangguan kecil yang Fiona lakukan kepadanya. "Lucy, tunggu!" Fiona mengejar Lucy. Fiona berjalan beriringan dengan Lucy. "Lucy, kau sudah mandi belum? Jika belum, ayo kita mandi bersama?" Ajak Fiona dengan polosnya. "Wanita gila!" Gerutu Lucy sambil terus berjalan dan melirik Fiona sekilas. ~Hei, masih kedengeran tahu! Nyebelin, manggil aku 'wanita gila' melulu. Apa memaki orang jaman disini kayak gini, ya?~ Pikir Fiona. "Berhentilah memanggilku wanita gila, aku masih waras tahu! Vivian sedang menyiapkan air untuk aku mandi. Kau bisa ikut, jika mau. Kita bisa saling menggosok punggung kita, secara bergantian. Bagaimana? Kau juga pasti kesulitan menggosok punggungmu, bukan? Jadi aku akan membantumu, dan kau membantuku. Ayo?" Fiona menarik lengan Lucy. Lucy berusaha melepaskannya, dan berkali-kali Fiona terus melakukannya. Fiona terus menarik-narik lengan Lucy. Beberapa pelayan yang sedang lewat pun sampai tercengang dan gemetaran melihat apa yang telah dilakukan Fiona kepada Lucy. Wajah Lucy saat itu terlihat sangat kesal. "Lihat itu. Bukankah wanita itu adalah calon pengantin jenderal Kelvin?! Kenapa nona itu ceroboh sekali, sampai berani mengganggu orang yang terkena kutukan seperti itu?! Apa dia tidak takut mati? Atau dia tidak tahu?" Salah salah seseorang pelayan kepada pelayan lainnya. "Biarkan saja„ Semoga wanita itu terkena kutukan juga, dan mati dengan mengenaskan!" Gerutu Rin dengan suara yang sangat pelan, sambil tersenyum sinis melihat Fiona. Rin adalah salah seorang pelayan. Rin dulunya adalah salah satu puteri petinggi kerajaan yang diperkosa oleh pasukan suruhan raja Jarren, dan ditolong pangeran Kelvin. Rin sangat mencintai Kelvin, dan tidak ingin Kelvin dekat dengan wanita manapun selain dirinya. Rin juga tidak berteman dekat dengan pelayan lainnya, karena merasa pelayan lainnya lebih rendah derajatnya daripada dirinya. *** Fiona akhirnya mandi sendirian. Setelah selesai berganti pakaian dan merapikan dirinya, Fiona memutuskan untuk pergi ke kamar Lucy. Karena Vivian sudah tidak mengikutinya lagi, Vivian ada kesibukan lain. Fiona pergi ke kamar Lucy. Fiona bisa masuk dengan mudah ke kamar Lucy yang tidak dikunci, karena tidak ada yang berani masuk ke kamar Lucy selain Bibi Rose. Fiona duduk ditepi tempat tidur Lucy. "Kemana tuh anak? Ko ngilang? Belum terlalu malam, jadi kayaknya enggak mungkin dia latihan pedang sekarang kan?" Fiona berbaring di tempat tidur Lucy, namun kakinya tetap menapak di atas lantai. Tak lama Lucy yang baru selesai mandi, masuk ke kamarnya. Setelah Lucy menutup kembali pintu kamarnya, Lucy terkejut. "Apa itu?!!" Lucy tersentak sambil melihat ke arah sosok yang sedang berbaring ditempat tidurnya. "Hei Lucy, kau habis dari mana?" Fiona yang mendengar suara Lucy, langsung berdiri dan berjalan mendekati Lucy. "Kenapa kau masuk ke kamarku?! Keluar dari sini!!" Bentak Lucy. Tanpa mendengarkan perkataan Lucy, Fiona menarik lengan Lucy dan menyuruh Lucy untuk duduk di sebuah kursi di depan meja rias. Dengan siaga Lucy hendak mengambil pisau kecil yang ia sembunyikan dari balik gaunnya. Lucy bersiap untuk menusuk Fiona, jika Fiona berbuat sesuatu yang akan menyakitinya. Namun Fiona hanya membantu Lucy untuk mengeringkan rambut Lucy yang masih basah. Lucy yang sudah tegang, akhirnya terdiam saat Fiona mengeringkan rambutnya dengan sebuah kain. Lucy biasa tidak dipedulikan orang-orang sekitarnya dan merasa kesepian. Namun semenjak kehadiran Fiona disisinya, Lucy mulai merasa ada sebuah perasaan aneh pada dirinya. Perasaan itu membuatnya gelisah, namun membuatnya terus menginginkan dirinya berada di dekat Fiona. Di sisi lain, Lucy takut jika Fiona adalah seorang mata-mata atau suruhan raja Jarren yang akan membunuhnya ataupun keluarganya. ~Sebenarnya apa yang dia lakukan? Kenapa dia melakukan hal ini kepadaku??!~ Lucy berdiri dari kursinya. Lucy langsung mendorong Fiona sampai jatuh berbaring di atas tempat tidur Lucy, dengan Lucy yang berada di atas Fiona. Lucy menodongkan pisau kecilnya di dekat leher Fiona. "Sebenarnya kau siapa?! Apa yang kau inginkan?!!" Lucy dengan nafas yang tidak beraturan. "Lucy, apa yang kau lakukan?! Aku sudah mengatakannya padamu, aku Fiona!" Fiona kaget. "Apa maksudmu mendekatiku?! Siapa yang memerintahkanmu?! Apa kau suruhan Jarren?!!" Lucy dengan emosional. ~Jarren?? Raja yang sekarang, kan??~ Pikir Fiona. "Apa kau tidak mempercayaiku? Ah, wajar saja untukmu jika kau mencurigaiku yang hanya orang asing ini… Entah kenapa aku agak sedikit kecewa, karena sebelumbya kau setuju berteman denganku. Aku tidak akan menyalahkanmu untuk itu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama jika aku berada diposisimu." Fiona tersenyum kecil. "Aku bukan mata-mata atau suruhan Jarren. Aku benar-benar ingin berteman denganmu, karena kita punya banyak kemiripan nasib. Aku juga sama sepertimu, aku dikucilkan teman-temanku. Walaupun mereka tidak menunjukan hal itu secara terang-terangan, tapi aku tahu mereka mengucilkanku. Mereka pura-pura mengasihaniku saat aku bersama mereka, dan membicarakanku saat aku tidak ada. Mereka bilang aku ini pembawa sial„ Karena aku kedua orang tuaku meninggal, mereka menyalahkanku atas itu. Dan semua orang yang dekat denganku, akan terluka karena aku pembawa sial. Mereka menuduhku sebagai anak pembawa sial… Memangnya siapa yang mau terlahir seperti ini?!! Kenapa mereka menuduhku pembawa sial, padahal aku sendiri tidak melakukan apa-apa… Hiks,, 'Bukan aku yang pembawa sial, tapi itu semua hanya kebetulan'„ Aku selalu menghibur diriku seperti itu, Lucy… Lucy, apa kau tahu? Teman yang berpura-pura baik itu lebih menyakitkan, daripada musuh yang terang-terangan membencimu… Jadi aku tidak akan pernah melakukannya kepadamu. Aku tulus ingin berteman denganmu." Fiona dengan meneteskan air matanya, karena mengingat masa lalunya. Lucy yang masih menodongkan pisau kepada Fiona, hanya melihat Fiona dengan hatinya yang mulai luluh. "Kau boleh menusukku, jika kau memang tidak mempercayaiku." Fiona menarik pisau yang di genggam tangan Lucy, ke arah Fiona sendiri. ~Dia tidak berbohong. Apa dia juga sama sepertiku?~ Lucy pun luluh. Lucy menahannya dan menyingkirkan tangan Fiona. Setelah tangan Fiona terlepas, Lucy melemparkan pisau yang dipegangnya ke sembarang tempat. Lucy pun melepaskan Fiona, dan kembali duduk di kursi sebelumnya. Fiona perlahan duduk di atas tempat tidur Lucy, dan menyeka air matanya. ~Aku sudah berbuat buruk kepada wanita ini. Aku juga tahu apa yang dia rasakan„ Kami memang memiliki nasib yang sama. Seharusnya aku bisa lebih baik lagi kepada wanita ini.~ Lucy tertunduk dikursinya. Lucy terkejut, karena Fiona memeluknya dari belakang. "Lucy, aku akan menemanimu. Baik kau maupun aku, kita tidak akan kesepian lagi bukan?" Fiona yang melingkarkan lengannya di atas pundak Lucy. ~Apa dia bisa aku ajak ke duniaku? Aku pengen bawa Lucy ke duniaku.~ Dalam hati Fiona. Lucy tersenyum sedikit karena masih malu. "Kenapa kau membuatku hang,, at?!" Lucy memalingkan wajahnya kepada Fiona. Saat bersamaan Fiona memalingkan wajahnya ke arah Lucy yang sedang berbicara kepadanya. Hal itu tidak sengaja dan membuat mereka menempelkan bibir mereka satu sama lain. Fiona dan Lucy saling menatap dan sama-sama kaget. Dengan jantung yang berdebar cepat, Fiona dan Lucy langsung berdiri. "A„ Aku„" Lucy terbelalak dan terbata-bata menatap Fiona. "Ah,, Haha,, Tidak apa-apa. Kita lupakan saja, itu tidak disengaja kan?… Baiklah, aku akan kembali ke kamarku. Aku rasa Vivian akan mencariku…" Fiona sambil tersenyum canggung, dan mencari alasan untuk segera pergi. "Ah„ Iya." Lucy menjadi canggung pula. "Kalau begitu sampai jumpa besok." Fiona langsung keluar dari kamar Lucy. Lucy dengan jantung yang masih berdebar memutuskan untuk berbaring di tempat tidurnya. Dan Fiona yang perasaannya bergejolak, langsung kembali ke kamarnya. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN