Rama kembali menjadi yang pertama bangun. Wanita di pelukannya memang muka bantal, sekali tidur maunya sampai dua hari. Tapi tak apa bagi Rama karena ia bersedia meluangkan waktunya untuk melihat wajah Naya yang sedang tidur. Ya meskipun tidur Naya bukan tidur yang anggun ala-ala drama di tivi. Rama pun tidak ingin sesuatu yang terlalu sempurna, karena kesempurnaan berarti membosankan. Ia ingin Naya berteriak padanya, kemudian dirinya yang memarahi Naya disela-sela kegiatannya mengurusi istrinya itu. Kegiatan mengurus Naya sekarang menjadi sangat menyenangkan bagi Rama karena ia bisa menemukan hal-hal baru dari Naya. Dan yang tidak Rama sadari adalah keinginannya barusan sangat bertolak belakang dengan rencana masa depannya bersama kekasih hati yang ia janjikan sebuah pernikahan. “Mungkin